Chapter 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Nine perlahan membuka matanya, pikirannya masih berkabut dari peristiwa traumatis yang ia alami sebelumnya. Masih berbaring, ia memperhatikan sekelilingnya, dan kemudian bangkit dan duduk, menyandar pada sebuah pohon. Segala macam pertanyaan muncul dikepalanya sampai membuat ia pusing.

Nine sekali lagi memandang sekelilingnya dengan tak percaya, ia tidak dapat memahami bagaimana dia bisa hidup setelah pengalaman yang mengerikan itu. Dia merasa lega dan bingung, tidak yakin apa yang telah terjadi padanya dan di mana dia sekarang. Apakah Alpha, Theta, dan Iota berhasil mengobatinya hingga membuatnya bertahan dari banyaknya luka yang ia terima? Jika itu benar, adalah sebuah pencapaian karena berhasil membuatnya tetap hidup, karena luka dari tembakan yang mengenai jantungnya bukanlah luka sederhana dan itu fatal.

Dan lagi, kemana mereka membawanya pergi? Ini bukanlah tempat dimana ia, Alpha, dan dua rekannya bertempur dengan musuh yang mencoba mengejarnya. Hutan ini sepenuhnya berbeda dengan hutan kemarin. Hutan ini terasa lebih luas dan memiliki kabut berwarna sedikit keunguan yang cukup tebal

Apa benar Alpha dan rekan-rekannya yang membawanya kemari? Mereka membawanya ke hutan yang mana? Ia tak pernah ingat ada hutan yang seperti ini. Dan lagi, kemana mereka?

Pikiran Nine seketika pusing saat banyak pertanyaan kembali menyerbunya. Memang, ini adalah situasi mencurigakan yang lagi-lagi membuat Nine harus waspada. Ia khawatir jika masih ada musuh yang mengejarnya.

Ahh, mari lupakan sejenak, sekarang ia harus mencari Alpha dan rekannya yang lain.

Nine mulai bangkit dan berdiri. Ia berjalan-jalan di sekitar terlebih dahulu untuk mencari dan memahami informasi tentang hutan tempat ia berdiri.

"Ini aneh, aku sudah mengunjungi banyak hutan karena misiku. Tapi ini pertama kalinya aku melihat ada hutan yang seperti ini. Pohon-pohon yang ada di sekitar sini terlihat seperti pohon pinus, tapi berbeda," ucap Nine.

Nine melihat dan menilik pohon-pohon di sekitarnya, "entah perasaanku saja, atau memang pohon ini yang mengeluarkan kabut ungu? Dan lagi, apa sedari dulu pandanganku menjadi sependek ini?" Lanjut Nine bertanya-tanya.

Merasa tak beres ia melihat ke tubuhnya, dan jantungnya berdetak kencang ketika dia menyadari bahwa dia terlihat sangat berbeda. Pakaian yang ia kenakan sekarang memiliki model yang cukup mewah tapi kotor, seperti sudah melalui banyak hal. Lalu, tubuhnya yang memang kecil untuk seumurannya menjadi lebih kecil lagi. Tubuhnya sekarang terlihat seperti seorang anak kecil berumur tiga atau empat tahun.

Dia berdiri dengan gemetar, merasakan disorientasi dan kelemahan yang aneh. Kakinya tertekuk di bawahnya, dan dia duduk kembali, mencoba memahami apa yang telah terjadi padanya.

Rasa kebingungan dan ketakutan Nine semakin meningkat ketika dia mendengar suara-suara aneh dan tidak menyenangkan datang dari kejauhan. Dia tidak bisa memastikan apa itu sebenarnya, tetapi tekanan yang ia rasakan terasa jahat dan sama sekali tidak seperti yang dia harapkan dari lingkungannya. Nine mencoba menenangkan diri, mencoba mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia mungkin mengalami halusinasi dari trauma akibat tragedi yang ia lalui. Tetapi, seberapa keras ia melakukan hal itu, semakin sulit juga Nine menghilangkan perasaan aneh dan merasakan sesuatu yang tidak beres.

Sekali lagi, dengan susah payah dia mencoba berdiri. Dia merasa lemah dan goyah, seolah-olah ia bisa roboh kapan saja. Dia mulai berjalan, menyusuri sekitar hutan mencari-cari keberadaan temannya karena ia benar-benar penasaran tentang bagaimana ia bisa menjadi terlihat seperti anak kecil.

"Benar-benar, deh. Sebenarnya apa yang mereka lakukan pada tubuhku, hingga tubuhku bisa menjadi seperti ini," ucap Nine sedikit kesal.

Nine terus berjalan menyusuri hutan dan mencari rute jalan yang bisa ia ikuti agar ia bisa keluar dari hutan ini. Tapi, selama ia berjalan, ia justru merasa bahwa ia hanya berjalan terus di tempat yang sama. Seperti ada sesuatu yang menghalanginya untuk keluar dari hutan.

'Hanya perasaanku saja atau memang sedari tadi aku seperti tersedot ke bagian terdalam hutan?' Batin Nine dalam hati.

Nine dengan cepat menyadari bahwa dia tersesat, tanpa tahu bagaimana menemukan jalan kembali ke tempat dia jatuh. Dia berdiri di sana dengan kaku selama beberapa saat, mencoba memikirkan sebuah rencana, ketika angin dunia lain yang aneh mulai bertiup melalui hutan. Rasanya dingin dan kuat, dan membawa tekanan yang cukup hebat hingga membuatnya sedikit bergetar.

"Ini! Tekanan macam apa ini? Ini datang di tempat yang sepertinya titik terdalam hutan ini."

Seakan seperti ada sesuatu yang merasukinya, Nine justru berjalan ke arah tempat dimana energi kuat yang menekannya tadi, menahan napasnya sambil memfokuskan pandangannya ke depan. Ia mengembang dalam tekanan dan gelisah, dan untuk pertama kalinya selama beberapa tahun ia hidup, ia merasakan ketakutan yang besar seperti ini.

Cahaya matahari yang menerangi hutan itu perlahan lenyap, meninggalkan Nine dalam kegelapan yang absolut. Nine terdiam, ia ingin melanjutkan perjalanannya tapi perasaan sendiri dan takut membuatnya merasa tak nyaman. Hingga tiba-tiba, sebuah suara memanggilnya, suara yang tidak ia kenal dan belum pernah ia dengar sebelumnya.

Itu lembut dan menenangkan.

"Siapa orang ini? Aku tidak mengenalnya. Dan suara itu jelas bukan suara Alpha dan teman temanku yang lain."

Nine menarik napas dengan dalam, ia tidak yakin apakah dia siap untuk menghadapi apa yang akan datang dengan tubuhnya sekarang. Tidak, ini jelas bukan tubuhnya. Bodoh sekali, bisa-bisanya ia baru menyadari tentang hal ini. Sejak kecil ia sudah dilatih dengan pelatihan yang keras yang membuat seseorang bisa saja mati kapan saja jika ia tidak bisa menjalani itu. Dan karena pelatihan keras yang ia terima, ia jadi memiliki banyak bekas luka, dan itu terus bertambah seiringnya waktu berjalan.

Suara yang lembut dan menenangkan itu memanggilnya kembali, dan sembari ia mendengarkan suara itu, Nine membiarkan dirinya untuk terus melangkah. Dia menyingkirkan dahan dan duri yang menghalanginya, sampai akhirnya dia tiba di sebuah tempat terbuka.

Tidak seperti hutan yang sebelumnya ia jelajahi, ini adalah hutan yang cantik. Ini dipenuhi dengan pepohonan dan tanaman yang begitu hijau dan berwarna, benar-benar berbeda dengan hutan sebelumnya yang hanya dipenuhi oleh pepohonan suram yang mengeluarkan kabut ungu.

Di tempat ini, ia melihat sosok makhluk yang belum pernah dia lihat sebelumnya, berdiam diri tepat ditengah-tengah dan menatap padanya.

Makhluk itu sangat besar, dengan tubuh singa dan sayap burung. Surainya hitam seperti tinta yang membuat makhluk itu terlihat gagah dan menawan, dan matanya bersinar seperti berlian.

Hanya dengan melihat sosok makhluk yang ada didepannya sudah membuat Nine yakin bahwa kematiannya adalah benar adanya, dan dengan hal ini pun ia tersadar.

Nine ... sudah berpindah ke dunia yang berbeda.

*****

Sankyu,
Yukaellroux

3 Sept 2023

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro