• DELAPAN BELAS •

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semua orang yang disana saling berpandangan dengan tatapan bingung dan tak percaya.

Tentu saja itu sangat aneh. Ciri-ciri dari pelaku sangatlah berbeda dari Halilintar, bahkan mereka bisa menjamin bahwa 100% itu bukan wajah sang Putra Mahkota.

Tapi, kecurigaan tetaplah ada karena jelas Count Argan kembali berkomentar bahwa salah satu dari kedua pelaku memiliki dua kekuatan Elemen, bukan sihir Elemen.

Meskit begitu, tuduhan yang terucap dari mulut Count Argan membuat beberapa dari mereka berspekulasi bahwa itu bisa jadi benar-benar Putra Mahkota Arter yang sedang menyamar.

Para bangsawan tau bahwa hanya ada dua orang Pangeran yang bisa mengontrol 2 kekuatan Elemen, namun Pangeran Azer tentunya bukanlah pelaku dalam kejadian ini. Karena itu, kecurigaan mereka kembali berpusat pada Halilintar.

Yaya tentunya merasa kaget karena apakah ini adalah bagian dari rencana Putra Mahkota atau tidak. Ia hanya diminta untuk membantunya memberikan penjelasan yang mampu menekan ucapan para bangsawan, namun diluar dugaan kejadian ini membuat semua orang heboh.

Sama halnya dengan keluarga Argan, tentunya keluarga Douter juga memiliki benda pusaka yang kini disimpan pribadi oleh ayahnya. Tapi, kehilangan benda pusaka sama saja dengan kehancuran keluarga.

Apa Count Argan tidak memikirkan resiko itu? Mengapa ia tidak membantahnya dan mencari taunya secara diam-diam?

Dan lagi... APA-APAAN WAJAH MENYEBALKAN DI WAJAH PUTRA MAHKOTA ITU!?

Yaya berani bersumpah bahwa saat ini lebih baik ia pergi untuk berburu monster daripada harus melihat wajah penuh sandiwara milik Putra Mahkota.

Apa dia benar-benar gila??? batin Yaya serius.

"Anda tau darimana jika Putra Mahkota yang melakukan hal itu?" Count Nevara bertanya.

"Itu adalah yang akan saya sampaikan!" Count Argan nampak menggebu-gebu.

"Ada sesuatu yang selama ini dirahasiakan oleh keluarga Kekaisaran, suatu rahasia besar yang sangat penting."

Halilintar mengerenyitkan dahinya. Apa yang pria ini rencanakan?

"Bukan hanya membawa dragbel secara tiba-tiba, tapi mereka juga menyembunyikan rahasia besar yang seharusnya bisa digunakan secara bersama untuk kepentingan negara."

'Hei, apa ini ada di kehidupan sebelumnya?' tanya Halilintar.

'Tidak. Aku tidak tau si sialan ini ingin melakukan apa.' Al menjawab dengan yakin.

'Apa dia melakukan ini untuk mengalihkan masalah hilangnya benda pusaka??'

'Mungkin saja. Halilintar, berhati-hatilah. Dia adalah ular yang licik.'

Keduanya saling berpandangan lalu kembali menatap Count Argan yang kini bersiap untuk merencanakan sesuatu.

"Count Argan, ini sudah kelewatan. Tujuan awal dari rapat ini adalah permasalahan Serlon," ucap Kaisar Azarn tegas.

"Ada apa Yang Mulia? Apa anda takut jika ini ketahuan?" balas Count Argan dengan seringainya.

"Leiron Argan, bukankah ini sudah keterlaluan? Mari kita bahas ini secara pribadi nantinya," desah Kaisar Azarn pusing.

Rencana awal rapat mulai kacau sejak Count Argan dan Putra Mahkota saling berselisih.

"Kami tidak memiliki rahasia apapun seperti yang anda katakan, Count Argan."

Halilintar maju mendekati Count Argan. Ia melirik Al yang berdiri disebelah salah satu bangsawan yang kini gemetar.

"Jika kau hanya ingin mengalihkan masalah yang terjadi di keluarga Argan, dengan mengincar keluarga Kekaisaran maka kau sudah sangat keterlaluan." Halilintar berujar dingin.

"Sebelumnya anda juga merasa cemas karena kemunculan Al. Apa kali ini anda juga berusaha menjatuhkan saya dengan tuduhan aneh lainnya?"

Halilintar menatapnya dingin.

Count Argan tersenyum sinis.

"Anda semua pasti tidak akan menyesal mendengarnya," ujar Count Argan.

Halilintar dengan dingin menatap Count Argan yang tersenyum penuh kelicikan padanya.

"Yang Mulia Kaisar, saya akan mengatakannya dengan tegas. Mengapa anda menyembunyikan kemampuan penyamaran yang dimiliki oleh Putra Mahkota?"

~•~•~•~•~•~•~•~

Bisikan-bisikan kembali terdengar riuh. Sebuah kekuatan tak terduga yang muncul di keluarga Kekaisaran? Apakah ini mungkin??

"Apa? Kemampuan penyamaran? Apa maksudnya itu?"

"Bukankah itu hal yang langka?"

"Seorang Pangeran dengan kekuatan langka?"

"Keluarga Kekaisaran pasti sangat disayang Dewa."

Apa? Bagaimana dia bisa tau tentang hal itu? Apa dia menyadari sesuatu saat bertarung dengan Al kemarin?

"Apa maksudmu?" aku bertanya.

"Saya tau anda memiliki kemampuan langka itu Putra Mahkota."

Aku melirik Al yang sudah terlihat emosi.

"Dengan kata lain, anda menuduh saya memiliki kekuatan penyamaran dan melakukan pencurian benda pusaka?" ucapku dingin.

"Benar. Siapa lagi yang memiliki kekuatan seperti itu selain anda?" balas Count Argan tak mau kalah.

"Sungguh jawaban yang tidak terduga sekali, Count Argan," ucapku dingin.

"Tidak terduga? Putra Mahkota, jujurlah jika anda memang memiliki kekuatan itu dan mengaku bahwa anda yang mencurinya!"

Ini menyebalkan, mana mau aku mengaku. Demi rencanaku supaya tetap hidup adalah kedua benda penting itu.

"Untuk apa saya mencuri pusaka Elemen Cahaya? Saya memiliki pusaka saya tersendiri," tegasku.

"Itu benar."

"Tapi bisa saja kan?"

Aku melirik Al

'Al, mengacaulah sekarang.'

Al mengangguk dan tiba-tiba saja terbang mengelilingi bangsawan yang sedari tadi ia incar. Itu adalah salah satu bangsawan yang berada dipihak Count Argan, Baron Erian Gill.

"Ap-apa ini..! To-tolong menjauh dari saya..!"

"Al? Apa yang kau lakukan?"

Aku berpura-pura bingung melihat tingkah Al.

Al yang terbang dengan segera menunjuk sesuatu pada Baron Gill.

"Apa kau menemukan sesuatu?"

"Yauww! Yiawww!"

.....

Aku langsung saja menatap kearah Al dengan syok. Ada apa dengan suara aneh itu? Hahaha.

"Pffttt--- ada apa dengan suaramu itu..? Pfttt kekeke~" bisikku pelan.

"Apa ada sesuatu disitu?" tanya Kaisar Azarn bingung.

"Yauww! Yauuuw!!"

Aku berusaha menahan tawa melihat Al berbicara dalam wujud Dragbel.

"Grrr! Miauwwww!!!"

"Upphh--" Halilintar benar-benar menahan tawanya, "apa yang.. kau temukan.. Al... pffttt---"

Count Nevara dan beberapa bangsawan lainnya juga nampak terkejut dan menahan tawa mendengar suara Al yang seperti suara kucing.

Karena jujur saja selama dalam wujud Dragbel-nya, Al hanya suka menggeram, jika berbicara pun melalui mindlink.

'Kau! Cepat berhenti tertawa!💢'

'Uphh-- o-okay pfftt--'

'💢💢💢'

'Teruslah berputar-putar dan menunjuk satu tempat ditubuh orang itu. Aku akan menyelesaikan sisanya.'

"Yang Mulia Kaisar, sepertinya Al mencurigai sesuatu." Aku berucap serius.

"Putra Mahkota Arter! Apa anda sedang mengalihkan pembicaraan!?"

Aku mendengus kesal. Sifat menyebalkan Leiron Argan ini benar-benar membuatku ingin sekali memukulnya.

"Count Leiron Argan, anda memotong penjelasan saya mengenai Al. Bukankah saya sudah mengatakannya? Saya berniat mengirim Al untuk membantu," ucapku kesal.

"Putra Mahkota, bagaimana bisa seekor Dragbel membantu? Mereka adalah monster!"

Salah satu bangsawan nampak tak setuju. Beberapa yang lainnya juga mengangguk.

"Benar! Dan lagi, apa perkataan Count Argan benar?"

"Apa anda menyembunyikan kekuatan seperti itu?"

"Hahhh.." aku mendesah kesal. Beberapa nampak terkesiap dan mulai mundur pelan-pelan ketika aku menghela napas.

"Itu sebabnya, mengapa Count Argan memotongku disaat aku hendak menjelaskan kekuatan Al? Dan lagi, mengenai kekuatan yang Count Argan sebutkan, tidak ada hal yang bisa membuktikan tentang hal itu."

"Jangan membuatku tertawa hanya karena kalian menuduhku memiliki wajah seperti potret tersangka itu. Aku memiliki 6 saudara yang memiliki wajah yang sama denganku," ujarku tegas.

"Jika pelaku memiliki kemampuan seperti itu, mengapa kau tidak mencurigai para Pangeran lainnya? Kami tidak hanya memiliki kekuatan Elemen, tetapi juga memiliki kekuatan sihir. Saya yakin anda semua sudah mengetahui fakta tersebut."

Manik rubi milikku menatap tajam semua orang. Tanda aku benar-benar sudah kesal. Lalu aku menatap Count Argan yang menatapku dengan tatapan marah.

Ayo gigit umpannya Leiron Argan..

"Lalu Al memiliki kekuatan untuk melihat suatu aliran mana."

'Sejak kapan!? Itu milik Putri Mah--maksudku Nona Douter!'

'Ikuti saja permainanku ini!'

Aku menyeringai tipis, merasa kasihan karena sebentar lagi orang itu akan menjadi tumbal untukku.

Aku menatap Al dengan wajah serius.

"Al, apa kau merasakan aliran mana kuat?"

"Kainggg!!!"

Al menganggukkan kepalanya, sembari menunjuk Baron Gill dengan kakinya.

"Yang Mulia, izinkan saya memeriksa Baron Gill." Aku berujar.

"Apa ada sesuatu yang kau curigai?"

"Seperti yang saya katakan, kemampuan Al bisa mendeteksi adanya suatu mana. Lalu, Baron Gill adalah orang biasa tanpa kekuatan, hal yang aneh jika ada energi mana padahal dia tidak menggunakan satupun artefek sihir."

"Baiklah, lakukan saja." Kaisar Azarn sudah pusing duluan.

"Yang Mulia! Apa anda berniat mengalihkan masalah ini!?" Count Argan berteriak menolak.

"Leiron Argan, ini adalah sesuatu hal yang perlu dilakukan. Kita bisa melihat apakah yang Putra Mahkota katakan mengenai Dragbel itu benar atau tidak," balas Kaisar Azarn serius.

"Tapi--!"

"Kalau begitu saya akan memeriksanya Yang Mulia." Aku langsung memotong ucapan Count Argan.

"Tu-tunggu.. Apa maksud anda Putra Mahkota..!" Baron Gill dengan terbata-bata menolak.

"Ini tidak akan melukai anda, anda tidak perlu khawatir."

"Tidak! Saya bisa menolaknya bukan?"

Aku menatapnya curiga. Aku hanya berpura-pura menuduhnya, apakah dia benar-benar menyembunyikan sesuatu?

"Anda nampak mencurigakan Baron Gill."

Al lalu berputar mengelilingi tubuh Baron Gill, diam-diam ia mengirimkan sedikit energi mana milik Count Argan padanya.

Jangan tanya kenapa makhluk itu bisa melakukannya. Karena aku sendiri tidak tau.

Aku mengeluarkan sihir Elemen, sebuah lingkaran sihir berwarna merah terbentuk dengan pola rumit terukir didalamnya.

"Sentuh itu dengan tanganmu."

"Ti-tidak..."

"Jika kau menolak, maka saya akan melakukannya secara paksa." Aku mengancam Baron Gill.

"Baron Gill, lakukan saja supaya ini cepat selesai."

Akhirnya Kaisar pun berbicara lagi dengan kesal.

"Ta-tapi Yang Mulia..."

Kaisar hanya diam menatapnya dingin. Baron Gill lantas melirik Count Argan, meminta bantuan. Namun nampaknya Count Argan tidak memperdulikan itu dan terus menatap kearahku dengan pandangan kesal.

Sesaat setelah Baron Gill menyentuh lingkaran sihir, lingkaran sihir yang tadinya berwarna merah berubah menjadi hitam pekat, tanda bahwa sihir hitam terdeteksi.

"Ini.." aku terkejut.

'Woy kau masukkin apaan?' aku menoleh ke Al.

'Aku hanya mengirimkan sedikit energi mana, seharusnya warnanya tidak sepekat ini.'

Al menjawab mindlink-ku dengan bingung.

'Lalu kok bisa kek gini?'

'Itu bukan kerjaanku!'

"Prajurit! Cepat periksa Baron Gill!" perintahku.

Pemeriksaan pun dilakukan secara paksa dan ditemukan adanya artefak sihir terlarang. Sebuah artefak berbentuk kalung permata berwarna hijau yang dipakai oleh Baron Gill.

Bagaimana bisa itu lolos dari pemeriksaan sihir tadi!?

"Katakan darimana kau mendapatkan benda ini?" ucapku dingin.

Ini benar-benar sebuah keberuntungan.

"Ti-tidak.. itu bukan milik saya.." Baron Gill terus berusaha menghindar.

"Kau mencoba berbohong? Prajurit! Tangkap dan kurung dia di penjara! Aku akan menginterogasinya setelah rapat selesai."

"Baik Yang Mulia!"

Aku langsung memberi perintah penahanan. Mengabaikan teriakan Baron Gill yang meronta-ronta saat ditangkap, aku menatap Kaisar Azarn serius.

"Yang Mulia Kaisar, seperti yang saya katakan, kemampuan Al ini mampu membantu kita dalam menemukan adanya artefak sihir tidak terduga."

"Dan.. ini benar-benar diluar dugaan saya," ujarku sinis.

Kaisar Azarn nampak tertarik.

"Hoo, kau cukup menarik Dragbel kecil," ucap Kaisar Azarn.

"Yauwww! Yauwww!!"

(Ayah aku bukan Dragbel kecil!)

"Oh, apa dia baru saja membalas ucapanku?"

"Sepertinya iya, Yang Mulia." Aku menjawab, apa yang dikatakan Al sih?

"Yang Mulia! Ini pasti jebakan! Putra Mahkota pasti menjebak Baron Gill!"

"Saya tidak mengerti maksud anda, Count Argan," ucapku datar.

Al terbang kearahku dan berdiri disebuah kursi.

"Al sudah membuktikan bahwa ia tidaklah berbahaya."

"Saya yakin anda sengaja melakukan ini bukan!?" ucap Count Argan.

Ya emang sih( ̄ヘ ̄;)

Tapi ini tidak terduga. Di novel, bukankah Count Argan adalah orang yang tenang? Bahkan ketika ia dituduh atau diserang balik oleh Halilintar, ia dengan bijak memanipulasi semuanya dengan wajah tenangnya.

Lalu apa-apaan wajah yang memerah karena amarah itu? Apa ini adalah akibat dari kedatanganku dan Al? Apa karena kami berdua bekerja sama untuk merubah isi novel ini?

Para bangsawan lainnya mulai berbicara dan saling menebak siapa yang bersalah terkait hilangnya dua benda penting milik Elemen Cahaya itu.

"Jadi apa benar kedua pusaka itu hilang? Bukankah itu bencana?"

"Kalau begitu, apa Count Argan sengaja mengalihkan permasalahan ini dengan menuduh Putra Mahkota?"

"Siapa yang harus kita percaya?"

Aku berdeham pelan. "Count Argan, nampaknya anda mengetahui sesuatu mengenai hal ini bukan?"

"Apa anda menuduh saya setelah apa yang telah anda lakukan, Putra Mahkota?" desis Count Argan.

"Tidak, justru anda yang sudah membuat rapat ini menjadi kacau. Rencana awal rapat ini adalah pembahasan mengenai Serlon, dan juga Yang Mulia Kaisar sebelumnya juga mengatakan agar para bangsawan yang hadir disini tidak bermain-main dengan keluarga Kaisar."

Aku mendekat kearah Count Argan.

Manik rubi milikku menatap manik biru milik Count Argan.

"Count Nevara, bisakah anda membawakan saya kristal Lighting?"

"Tentu Putra Mahkota."

Count Nevara lantas mengeluarkan sebuah kotak berisikan sebuah kristal dengan warna merah terang berbentuk piramid.

Kristal Lighting, salah satu kristal elemen Petir yang memiliki kekuatan untuk mendeteksi adanya kecurangan ataupun energi hitam pada mana.

Count Argan menggeram marah.
"Putra Mahkota!? Apa-apaan maksud anda ini!?"

"Oh, sejujurnya saya meminta pada Count Nevara untuk membawa Kristal Lighting untuk berjaga-jaga karena saya merasa para Bangsawan lainnya pasti akan merasa curiga dengan Al."

Aku menatap Kaisar Azarn, meminta persetujuan darinya.

"Apa ada yang ingin kau katakan, anakku?"

"Beri saya izin untuk memeriksa Al dengan kristal ini didepan para Bangsawan yang hadir saat ini."

Kaisar Azarn menatapku bingung.

"Apa maksud anda?! Tentu saja hasilnya akan sama! Mana Kegelapan pasti ada di tubuh monster itu!"

Duke Saron dengan lantang menolak.

'Bajingan ini nggak kapok ya?'

Al dengan wajah kesalnya menatapku.

'Dia juga salah satu orang yang didukung oleh Count Argan bukan?'

'Ya, itu sangat aneh karena seorang Count bisa mensponsori seorang Duke,' sinis Al.

Mindlink kami terputus ketika Count Argan kembali berbicara.

"Itu adalah pemeriksaan yang sia-sia. Untuk apa menggunakan kristal berharga seperti itu pada seekor monster?"

"Leiron Argan, saya rasa kata-kata anda sangat keterlaluan," tegasku.

"Anda bisa terkena hukuman berlapis karena sudah merusak jalannya rapat penting hari ini."

Aku menatapnya dengan tatapan tenang.

Semua orang terdiam. Suasana benar-benar semakin memburuk.

"Baiklah Putra Mahkota, lakukan apa yang ingin kau lakukan," ujar Kaisar Azarn.

Aku berterima kasih dan langsung meletakkan kristal Lighting pada bagian tengah meja diruangan ini.

Setelahnya, aku menyalurkan mana milikku kedalam kristal itu, membuat kristal itu melayang dan mengeluarkan cahaya merah terang.

Aku menatap Gopal, memberi aba-aba secara diam-diam dengan lirikan mataku. Gopal yang menyadarinya langsung melakukan rencana selanjutnya.

"Al, salurkan sedikit manamu, lakukan seperti yang aku ajarkan kemarin," ucapku pada Al, yang dibalas lirikan sinis darinya.

'Kapan kau mengajariku sialan?'

Al terbang mendekati kristal Lighting dengan tetap menggerutu padaku melalui mindlink.

Aliran mana lantas keluar dari tubuh Al dan masuk kedalam kristal Lighting. Dan sebuah cahaya berwarna keemasan pun keluar dari kristal Lighting.

"ASTAGA!"

"Mana emas?"

"Seekor monster memiliki mana emas?"

Fufufu~

Aku menatap Gopal yang sudah melakukan tugasnya dengan baik.

"Ba-bagaimana bisa!!?" Count Argan yang tersentak lantas menatapku penuh amarah.

"HALILINTAR ZYN ARTER GLACIUS! APA KAU SEDANG MENIPU KAMI SEMUA!?"

Woah, dia meledak juga. Ayo, sedikit lagi Leiron Argan.. gigit umpanku dengan kuat..

"Apa kau berpikir ini semua lelucon hah!?"

"Count Argan, hentikan itu."

Kaisar dengan segera mendekat pada Count Argan dan menatapnya dengan tatapan murka.

"Sudah cukup dengan semua keributan ini. Bukankah sudah ketegaskan diawal rapat tadi? Jangan berani-beraninya menuduh ataupun menipu keluarga Kekaisaran."

Oh ayah, mengapa kau mengganggu? Biarkan saja dia mengamuk dan menggigit umpanku.

"Ini adalah hal yang tidak mungkin! Monster memiliki aliran mana yang murni!? Apa yang sudah anda lakukan Putra Mahkota!" teriak Count Argan.

Dia pada akhirnya mengeluarkan tongkat sihir miliknya dan menunjukku dengan itu.

Bagus, Leiron Argan. Kau menggigit umpanku dengan baik.

"Saya tidak mengerti apa maksud anda."

Aku menjawab sambil melirik tipis Al. Al sudah siap siaga ditempatnya, bersiap melanjutkan skenario selanjutnya.

"Putra Mahkota!!!"

Teriakan Count Argan membuat satu ruangan terkejut. Dan lebih terkejut lagi ketika ia mengarahkan sihir tinggi kearahku dengan cepat.

Sringggg!!

Prakkk!!

Sihir tinggi itu dengan cepat mengarah kearahku, dan Al yang sudah menduga hal ini dengan segera melebarkan sayapnya, membangun perisai api yang kuat.

Sebuah perisai dengan cepat melindungi semua orang yang ada disini. Aku melirik Kaisar Azarn yang menatap Al dengan puas.

BLARRRRRRR!!!

Sebagian dari ruangan ini hancur karena kekuatan besar itu. Dan aku menyeringai puas.

Bagus, aku berhasil membantu 'Halilintar' untuk mengubah salah satu momen dalam hidupnya.

"LEIRON ARGAN!"

SRARAKK

"Penjarakan dia sekarang juga!" Kaisar Azarn yang murka dengan segera mengeluarkan kekuatannya. Borgol besi penahan mana pun muncul dan melilit tubuh Count Argan dengan kuat.

"YANG MULIA!?"

"Beraninya kau membuat kekacauan didepanku seperti ini!"

"Kekekeke~" aku tertawa pelan melihat itu.

Merasa puas karena rencanaku untuk membuat Al dipercaya oleh orang-orang berhasil.

~•~•~•~•~•~•~

Malam tadi...

"Gopal, kau sudah menghubungi Luke Nevara?"

Gopal yang sedang memeriksa dokumen bersama menoleh dengan cepat.

"Ya, Yang Mulia. Saya sudah menyampaikan pesan anda juga pada Tuan Count. Tetapi.."

Gopal menatapku ragu.

"Ada yang ingin kau tanyakan?"

"Apa anda benar-benar yakin? Apa ingatan anda sudah kembali?"

Aku tersenyum kecil. " Belum semuanya. Apa kau khawatir?"

"Tentu saja! Yang Mulia, anda sangat berbeda dari biasanya, hal itu bisa saja memicu kecurigaan."

"Gopal, kau sudah mengenalku dengan baik sejak dulu kan?"

"Tentu saja, saya sudah mengenal anda sejak anda masih sebagai Pangeran Sulung."

Keduanya saling menatap dan tersenyum kecil.

"Yang Mulia, jujur saja kedatangan Al membuat saya terkejut. Saya belum bisa mempercayai Al sepenuhnya. Dan melihat anda begitu mempercayai Al membuat saya merasa heran."

Aku meletakkan teh yang sedang kuminum dan menatapnya serius.

"Kau tak sepenuhnya percaya pada Al? Mengapa?"

Aneh. Tidakkah dia merasa bahwa Al justru terlihat seperti Halilintar yang asli?

"Karena dia adalah makhluk yang terlahir dari inti mana Kegelapan," tegas Gopal.

"Dan bukannya saya tidak mempercayainya.. hanya saja.. saya merasa iri karena dia bisa mendapatkan kepercayaan anda dengan mudahnya."

Ah..

Aku paham situasi ini. Gopal yang sedari mereka kecil saja sudah menjadi orang yang terdekat dan terpercaya bagi Halilintar. Namun bukan berarti Halilintar dapat menaruh seluruh kepercayaannya begitu saja.

Namun, Al bisa mendapatkan semua kepercayaan Halilintar begitu saja, dan bagi Gopal itu adalah salah hal yang sangat sulit untuk diterima.

"Gopal, aku akan beritahu satu rahasia yang aku dan Al simpan."

"Ya?" Gopal terlihat kebingungan.

"Aku dan Al adalah satu kehidupan."

"Ya???"

Gopal nampak semakin bingung. Ia menatapku dengan raut yang aneh.

"Sejujurnya aku juga sangat terkejut, oleh karena itu aku berharap untuk bisa bertemu Dewa Elemen secepatnya--"

"Yang Mulia! Anda tidak bisa mati dengan mudah!"

"Dan aku tidak berencana untuk mati.." aku menatapnya dengan kesal.

Gopal menarik napas lega. "Jadi maksud anda.. anda dan Al memiliki ikatan dimana kehidupan anda berdua saling terikat?"

Dia cerdas, dia benar-benar bawahan Halilintar yang pintar.

"Yup, kurang lebih seperti itu. Dan takdir kami berdua juga terikat oleh Dewa Elemen."

"Begitu ternyata.." Gopal mengangguk paham, "tolong maafkan kesalahpahaman saya ini Yang Mulia," ujar Gopal, menunduk.

"Daripada kau meminta maaf, aku mau kau membantu Al dengan menyalurkan mana milikmu besok."

"Apa akan ada yang terjadi jika Al menyalurkan mana miliknya?"

"Kau tau, dia tidak sepenuhnya adalah Dragbel. Karena itu, meski dia menyalurkan mananya, mana Kegelapan pasti ikut tercampur. Karena itu, aku mau saat Al menguji kekuatannya besok didepan semua orang salurkan mana milikmu secara diam-diam," jelasku.

Gopal mengangguk paham. "Itu artinya, mana milik saya bisa menutupi sebagian mana milik Al?"

"Ya, apa kau bisa?"

"Ya, Yang Mulia! Anda bisa mempercayakan itu pada saya!"

"Bagus. Jangan sampai ketauan. Jika kau gagal, maka gagal juga rencanaku saat itu."

Aku menatap Gopal dengan serius. Gopal dengan segera bangkit dari duduknya dan berlutut di hadapanku, kepalanya menunduk penuh hormat.

"Saya Gopal Acrowl akan selalu mengikuti perintah anda. Hidup dan mati saya akan saya berikan pada anda."

Gopal Acrowl, seorang bawahan setia yang tewas secara menyedihkan. Kali ini aku akan melindungimu supaya kau bisa menikmati hidupmu dengan baik.

"Ya, kau memang yang terbaik."

.
.
.
.
.
.

To be continued

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro