Part 19

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Awan hitam mengelilingi Silvermoon Pack sejak tadi pagi, sementara itu Nio juga belum kembali dari daerah Witch. Karin tahu ada sesuatu yang akana terjadi di luar sana, tetapi ia tidak bisa ikut campur begitu saja tanpa seizin Nio atau Xander. Namun, alih-alih menanyakan, wanita itu duduk bersantai di balkon sambil menyaksikan para warior yang sedang berlatih keras di lapangan.

Tatapannya beralih pada sepasang mate yang sedang mengawasi jalannya latihan, ia belum terlalu dekat dengan si bungsu Wilkinson dan hanya sesekali berbincang. Dibanding dengan Jessy yang susah diajak berkomunikasi, Jesslyn lebih ramah dan suka bercanda. Setidaknya Karin tidak terlalu tertekan karena memiliki adik ipar seperti itu.

"Berapa lama dia pergi?" tanya Karin dengan suara sekecil mungkin.

Tak ada tanda-tanda Nio muncul dari semua arah masuk pack, sehingga Karin terus menatap bosan pohon-pohon berdaun lebat di luar sana. "Bukankah seharusnya ada memberi kabar," keluh wanita itu lagi.

"Kau mengharapkan kabar dari kakakku?"

Beruntung kejadian Liam tidak terulang lagi, Karin hanya menoleh ke arah sumber datangnya suara tanpa melakukan pergerakan lain. "Sejak kapan kau ada di sana?" Wanita itu sama sekali tak menyadari kehadiran Jessy, padahal biasanya ia cukup sensitif dengan suara atau bau.

Jessy hanya mengedikkan bahu untuk menjawab pertanyaan dari Karin, ia sedikit malas berbicara sekarang. Mood gadis itu masih tak stabil saat melihat bangunannya sudah berbentuk reruntuhan, apalagi belum ada pengganti ruangan baru. "Kau tahu, aku sangat malas harus mengurusi urusan pack seperti sekarang. Berhubung kau menganggur, lebih baik ikut aku," cerocosnya tanpa peduli Karin setuju atau tidak.

"Kita akan berburu, aku sudah lama tidak mematahkan tulang-tulang makhluk kurang ajar yang suka berbuat ulah itu," sambungnya.

Karin tahu ini bukan urusannya, tetapi apa salah jika ia bersenang-senang bersama Jessy. Adik Nio yang satu ini memang sedikit berbeda dari dia saudaranya, lebih bengal dan tidak suka ditentang. Sifat mereka yang nyaris sama membuat Karin cepat bergaul dengan gadis itu, berbeda dengan Jesslyn yang anggun dan lemah lembut.

Senyuman sinis terukir di wajah istri The King Alpha itu, lalu tak lama keberadaan mereka yang awalnya di balkon tiba-tiba sudah di tengah hutan. Tubuh Jessy sempat linglung, tetapi tidak sampai jatuh ke tanah. Tangannya memicit dahi sebelum mengeluarkan semprotan kepada pelaku.

"Kurang ajar!" pekik Jessy kesal, "kalau kau mau berteleportasi, setidaknya beri tahu aku dulu!" protesnya.

Perbedaan kekuatan mereka tentu menjadi tolak ukur. Untuk mencapai satu tempat dengan mudah, Karin menggunakan teleportasi sementara Jessy harus melesat. Sehingga adik Nio itu belum bisa menyesuaikan diri saat Karin mendadak melakukan teleportasi.

"Kau harus terbiasa," kata Karin enteng.

Walaupun jarang bertemu, entah kenapa firasat wanita itu mengatakan mereka akan lebih sering bekerja sama dalam hal apa pun. Ke depannya nanti mungkin akan banyak hal yang terjadi dan tidak mungkin selalu Nio, Xander, serta Bella yang turun tangan. Ada saatnya Karin dan Jessy mengambil peran dalam pack.

"Sembunyi!" bisik Jessy saat merasa ada sesuatu yang mendekat.

Pendengarannya memang kurang sensitif jika dibandingkan dengan Jeslyn, tetapi Jessy bisa menangkap ada suara beberapa langkah kaki yang menelusuri kawasan hutan tempat mereka berada sekarang. Ia merapalkan mantra agar bau tubuhnya dan Karin tersamarkan, sehingga musuh tidak mengetahui keberadaan mereka. Keduanya berlindung di balik semak-semak yang tingginya melebihi tubuh mereka.

"Aku dengar pemimpinmu tidak ada di sini," ujar salah satu dari tiga orang yang berdiri saling berhadapan.

"Ya, sudah dari beberapa waktu lalu. Tidak ada yang tahu kapan mereka akan kembali," balas laki-laki yang memakai seragam warior pack.

Pengkhianat.

Jessy hampir saja melompat keluar jika Karin tidak menahannya, ia benci dengan segala sesuatu yang berbau pengkianatan. Warior itu merupakan salah satu kepercayaan Liam yang bertugas melakukan patroli di wilayah tertentu, pantas saja bisa menyelinap keluar masuk hutan dengan mudah. Sementara dua laki-laki lainnya Jessy tidak kenal, mungkin suruhan dari pack lain yang ingin menjatuhkan keluarganya.

"Malam ini, pukul sembilan."

Setelah mengatakan itu, ketiga langsung berpencar. Namun, tentu saja Jessy tidak akan melepaskan mereka dengan mudah. Warior pack-nya sengaja dibiarkan, ia akan mengurus itu nanti. Prioritas gadis itu sekarang adalah dua laki-laki yang terus berbicara omong kosong tentang pack-nya, bahkan sesekali menghina Nio dan Xander.

"Kau atau aku?" tanya Jessy meminta pendapat Karin.

Wanita yang berstatus istri Nio itu hanya mengangkat dagu memberi isyarat agar Jessy bertindak terlebih dahulu, lalu menghilang dari samping Jessy dan tiba-tiba sudah berada di salah satu dahan pohon yang cukup rendah di depan target mereka. "Sampah," cacinya dengan suara cukup besar.

Dua orang itu tampak kaget dengan keberadaan Karin, kesempatan ini dimanfaatkan Jessy untuk mendekat ke arah mereka. Tanpa memberikan aba-aba, gadis itu langsung menendang laki-laki yang lebih banyak bicara hingga terlempar cukup jauh. Sebelum yang lainnya menyadari apa yang sedang terjadi, sebuah pukulan tepat di pipi kiri diberikan Jessy.

"Sangat tidak waspada. Bagaimana mungkin seseorang mengutus kalian yang ceroboh seperti ini," hina Jessy.

"Hanya sekelompok kecil yang berencana menjatuhkan pack besar. Bahkan, hanya menggunakan warior tingkat biasa yang jumlahnya sama seperti kalian sudah dipastikan bisa menang. Aku tidak tahu bagaimana pikiran kalian sehingga sangat percaya diri untuk menyerang malam ini," kata Karin setelah melakukan penerawangan.

Walaupun kemampuan menerawangnya belum terlalu terasah, sedikit-sedikit ia sudah bisa melihat dan mencari tahu sesuatu. Cukup melihat bola mata orang itu atau memegang barang maka kilas balik seolah terputar di depan matanya. Karin pertama kali mencoba menggunakannya pada seseorang hari ini.

"Jessy, sisanya urusanmu!"

Jessy menatap dua orang tadi dengan seringai mematikan, ia sangat menantikan hal ini dari beberapa waktu lalu. "Ayo bermain! Aku jamin akan sangat menyenangkan," ajaknya lalu membawa mereka semakin dalam ke hutan dengan menggunakan sihirnya.

Karin menatap kepergian mereka dengan tatapan sedikit puas, tetapi ia belum cukup bahagia hari ini. Wanita itu melompat turun dari pohon, lalu memutuskan kembali ke pack untuk berganti pakaian. Ia ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan juga seperti Jessy.

Beberapa saat setelah sampai ke kamar, Karin semakin bingung melihat koleksi pakaian yang disediakan Nio. Semuanya tampak mewah dan mahal, tidak ada satu pun yang terlihat biasa atau memberi kesan tak mencolok. Terpaksa wanita itu pergi ke lantai bawah di mana kebanyakan para omega berada, keberadaannya di sana tentu menarik perhatian dan menghentikan semua kegiatan.

"Aku mau baju yang tidak mencolok dan murah, bisa bantu carikan?"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro