[1]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

The Light Come Back

☆☆☆

Naruto ~ Masashi Kishimoto

Avengers ~ Marvel

Guardians of The Galaxy ~ Marvel

Justice League ~ DC

The Light Come Back (2018) by Yogatrisna

Warning : Typos dimana-mana, OOC, K+.

☆☆☆

.
.
.
.

_______________________________________

Kehidupan Naruto selama di dimensi itu sangatlah tenang. Namun, ia begitu merindukan dimensi tempat ia berasal, lebih tepatnya desanya, yaitu Desa Konohagakure tercinta. Sungguh ia sangat berharap kehidupan desanya tenteram dan damai seperti di dimensi ia terjebak sekarang. Rasanya pasti sangat menyenangkan ketika hal itu terjadi.

Naruto POV on...

Memang dunia di tempat ia berada sudah damai, namun belum pada tempat-tempat yang terpencil dan jauh dari Desa Konoha. Di sana Naruto yakin ada banyak masalah terjadi. Terkadang Naruto merasa prihatin dengan dunianya, tapi mau bagaimana lagi. Ia pun juga bukan Kami-sama yang bisa mengatur takdir seenaknya. Ia hanya bisa berharap dan melakukan, tidak bisa diam saja melihat semua itu.

Mengingat tentang desanya, apa kabar semua orang di sana. Apa mereka merindukannya? Apa mereka mencari dirinya? Apa mereka mengkhawatirkan dirinya? Jika iya, ia sangat senang karena masih ada yang mempedulikannya dan khawatir karena bagaimanapun juga ia tidak meninggalkan jejak apapun yang tidak akan membuat semua orang di desa dan aliansinya khawatir untuk mencari dirinya.

Naruto menghela napas lelah. Merasa ceroboh dengan apa yang ia lakukan. Alasan ia berpindah dimensi adalah salah formula saat melakukan Hiraishin. Ia melakukan kesalahan dalam formula itu, dan Ta-da di sinilah ia berada.

Namun, di samping hal itu, ia tidak menyesal sama sekali. Karena hal itu, ia bisa tahu tentang kehidupan lain di alam semesta ini. Ia tahu bagaimana cara hidup di dimensi ini. Ia belajar banyak hal. Ia anggap hal ini seperti mengembara. Yeah, seperti mengembara.

Ia mengembara satu bumi dimensi ini. Susah banyak tempat ia kunjungi dari Utara sampai Selatan dunia hingga Barat sampai Timur dunia ini. Ia lakukan hal itu dengan Hiraishin miliknya yang sudah ia sempurnakan dan latih terus. Tempat-tempat itu, seperti Kutub Utara, Tembok Raksasa China, Menara Eiffel, dan banyak tempat lainnya yang tak bisa ia sebutkan. Sungguh dimensi ini memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi.

Ia bersyukur memiliki Jutsu seperti Hiraishin yang bisa membuatnya bisa pergi kemanapun yang ia mau. Tckk... benar-benar sangat mengasyikkan.

Selain ia bepergian ke sana kemari di dimensi ini, ia juga mengawasi pergerakan Avengers dan Justice League. Bagaimanapun juga dua organisasi pahlawan itu bisa menemukannya kapan saja. Sungguh ia tak mau ketahuan, apalagi berurusan dengan mereka.

Sebenarnya kalau ia mau, ia bisa saja bertemu dan memberitahu kepada mereka semua tentang dirinya yang asli. Tapi masalahnya adalah apakah mereka akan percaya dengan kenyataan yang menimpa dirinya, apalagi di dunia tidak percaya dengan hal-hal dimensi. Sudah pasti ia akan dituduh sebagai orang gila. Ia tidak akan mau mendapat predikat 'Orang Cantik tapi Gila'. Wow! Jika Sasuke-Teme mendengarnya, ia bisa dijadikan bahan bullyan seharian.

Untuk hal itu, ia bisa mengatasinya sendirian. Terkadang ia membantu dua organisasi pahlawan itu dengan kekuatannya, seperti menangkap penjahat di jalanan, pencuri bank, dan lainnya. Mungkin tidak seberapa, namun jika dilakukan sungguh-sungguh pasti akan bermanfaat.

Dua organisasi pahlawan itu sebenarnya sudah curiga dengan keberadaannya. Untuk para polisi, mereka tidak mempermasalahkannya. Justru mereka sangat berterimakasih dan terbantu dengan keberadaannya. Keberadaannya juga membuat semua orang bertanya-tanya, siapa dia sebenarnya dan berada di pihak manakah ia berada. Itulah yang dipertanyakan orang - orang di dimensi ini.

Ia adalah Namikaze Uzumaki Naruto. Ia berada di pihak kebenaran dan keadilan. Keberadaannya di sini hanyalah sebuah kecerobohan akibat penggunaan Hiraishin untuk pertama kalinya.

Dua organisasi pahlawan itu juga mengincarnya untuk menjadi anggota mereka. Namun, ia menolaknya karena lebih baik bekerja sendirian. Bagaimanapun juga ia tak terikat secara erat dengan dimensi dimana ia terjebak, ia  hanyalah makhluk yang terdampar, tidak lebih. Sekarang yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya pulang menuju dimensi kelahirannya berada. Memikirkannya membuat kepalanya pusing kepala Barbie.

Naruto POV off...

Merasa depresi akibat cara kembali ke dimensi asalnya, ia menghiraukan suara yang memanggilnya.

"Tckk... Jika kau kelamaan berpikir seperti itu, kau hanya akan menjadi bodoh." Ejek sosok yang tak diketahui wujudnya.

Namun, karena merasa terganggu dan dijelekkan, ia menegur suara itu.

"Hei, diamlah, tebbayo. Karena suara jelekmu, aku tidak bisa berpikir dengan jernih!" Seru Naruto kesal. Seketika ia kaget, karena ia sadar bahwa ia sedang sendiri di rumah yang ia bangun sendiri.

Deg...

Jantungnya berdetak kencang. Ia lalu menangis keras dan menutup matanya.

Secara tiba-tiba, Naruto di alam bawah sadarnya. Ia segera berlari ke arah kurungan yang terbuka lebar. Tempat yang tadinya gelap, secara tiba-tiba bercahaya.

"Lama tak bertemu, membuatmu lupa denganku, huh?" Tanya sosok itu dengan dengusan kesal yang tak disembunyikannya.

Naruto yang tadi mencari sosok yang mengganggunya mendongak ke atas untuk melihat sosok itu. Sosok yang dia rindukan dan diharapkan hadir untuk menemani dirinya.

"Kurama-nii!!" Serunya senang. Kurama yang masih berwujud Kitsune Mode pun berubah menjadi Human Mode, yaitu sosok laki-laki berambut orange kehitamannya memakai Yukata berwarna merah maroon.

Naruto segera berlari ke arah Kurama dan memeluknya dengan erat. Kurama yang dipeluk hanya membalas pelukan Naruto dengan penuh kerinduan.

"Hiks... Kau kembali, Ku-nii. Kau kembali..." Ucapnya berkali-kali pada Kurama seraya menangis kecil. Bagaimanapun juga Kurama satu-satunya keluarga yang ikut terdampar di dimensi ini.

Kurama mengelus lembut kepala kuning Naruto. Naruto pun merasakan kehangatan yang selama ini selalu dirindukannya. Ia memejamkan matanya untuk menikmati lebih dalam.

"Tentu saja, aku akan kembali. Aku sudah berjanji pada 3 tahun yang lalu." Balas Kurama seraya menyeringai kecil. Seringai kecil itu pertanda bahwa ia sedang tersenyum tipis.

Naruto melepaskan pelukannya dan menatap wajah Kurama dengan intens lalu tersenyum manis.

"Syukurlah kalau begitu, tebbayo." Balasnya semangat. Ia membersihkan air mata yang mengering di pipi kana dan kirinya.

Kurama menjentikkan jarinya. Ajaib! Mereka sekarang berada di dalam rumah buatan Naruto.

Naruto dan Kurama pun duduk di sofa ruang keluarga miliknya yang tidak terlalu besar dan kecil. Mereka saling duduk berhadapan di sofa yang sama. Suasana terlihat canggung di antara mereka. Satu terlihat senang dan tidak mampu berkata-kata karena orang yang sudah ia anggap kakak kembali, satunya lagi merasa tidak enak meninggalkan orang yang sudah ia anggap adik kesayangannya.

"Ku-nii/Kit." Seru mereka bersamaan.

"Kau saja dulu, Ku-nii." Ucap Naruto mengalah.

Kurama tersenyum tipis. Ia menghembuskan napas pelan.

"Bagaimana keadaanmu, Naru?" Tanyanya dengan suara berat bijaknya.

Naruto menyengir lebar lima jari. "Aku baik-baik saja, Ku-nii." Jawabnya ceria.

"Syukurlah." Desah Kurama lega. "Sekarang ceritakan bagaimana dimensi ini padaku!" Tambahnya yang diangguki oleh Naruto.

Sepanjang hari itu, Naruto menghabiskan waktunya dengan menceritakan segala hal tentang dimensi tempat ia terdampar pada Kurama. Ia juga menceritakan dua organisasi pahlawan dunia dan apa pekerjaannya di dimensi ini.

To be Continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro