Kelas D

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Hari ini kami semua mengikuti apel pagi sebagai mahasiswa baru di lapangan apel pukul 07.30. Sedikit memalukan tapi nggak memalukan banget sih. Dengan seragam kemeja putih,  rok panjang biru dongker,  serta jilbab biru, almamater dan muts (topi yang bentuknya seperti kapal menurutku). Seragam ini nampak sedikit kontras dengan kulit kusam kami akibat efek pps kemarin dan jika almamater kami lepas , seragam kami mirip dengan anak-anak SMP daripada anak kuliahan.

Kami, mahasiswa semester satu (tingkat 1) berada di barisan paling kiri dilanjutkan barisan tingkat 2 ,barisan tingkat 3, dan tingkat 4. Lalu seorang kakak kelas cowok bertubuh tinggi tegap melangkah tegap menuju depan barisan, kami menyebutnya pengambil apel.

"Danki apel! "

"Apel!" teriak danki.

Danki adalah pemimpin satu kompi yang terdiri dari beberapa barisan.

"Danton, apel! " teriak danki kepada Danton.

Danton ada pemimpin kecil tiap barisan. Danton pun mengecek kelengkapan anggota serta atribut kami. Setelah mengecek kemudian danton akan laporan kepada danki. Dari danki laporan ke pengambil apel kemudian pengambil apel laporan ke komandan apel.

Setelah selesai kami pun menyanyikan mars kampus. Aku masih umik-umik yang berarti aku hanya memainkan mulutku mengikuti anak-anak karena aku tidak hapal dengan mars kampus. Ini juga terjadi ketika jaman SMK dulu,  jujur saja aku tidak seberapa suka menyanyi :v tapi lebih suka mendengarkan.

Lalu komandan apel yang memberikan arahan adalah ketua rektor kami. Beliau mengatakan selamat datang di kampus sebagai mahasiswa baru, motivasi belajar ilmu-ilmu baru,  disiplin waktu dan taat aturan yang sudah ada. Setelah ketua rektor selesai, dilanjut pengarahan dari puket III (pembantu ketua 3). Beliau seorang wanita paruh baya berpotongan pendek sebahu, berkacamata, dan bertubuh sedikit gendut.

"Selamat pagi! " sapa puket III dengan tegas

"Selamat pagi!  " jawab kami kompak dan tegas.

"Selamat datang untuk mahasiswa tingkat satu, semoga kalian bisa menimba ilmu sebanyak - banyaknya, " katanya, "saya mau mengoreksi kegiatan pps kalian kemarin. "

Glek!

Ngoreksi apaan?  Udah nggak usah dikoreksi, bu,  kita-kita udah capek disalahin terus sama senior, batinku.

"Kemarin ada kejadian kesurupan ya? "

"Siap! "

"Kalian tahu patofisiologis kesurupan? "

Hah?  Pato apa? 

Aku sedikit menjinjit untuk ingin tahu wajah puket III kami. Maklum,  kaum jenglot seperti diriku berada di barisan belakang jadi untuk melihat situasi dan kondisi di depan barisan cukup sulit.

"Saya heran, ini pertama kalinya lho kampus ada kejadian seperti ini selama pps," kata puket III sekali lagi, "kalian tahu nggak selama pps kalian dikuras kan batin dan fisiknya? "

"Siap!! " teriak kami,  mahasiswa tingkat satu dengan sangat dan sangat kompak membuat beberapa kakak tingkat menoleh

"Kalian dongkol sama kakak kalian!?"

"Siapp!!

"Capek kan selama seminggu berangkat pagi pulang malam? "

"Siaappp!! 

"Nah itu tuh kesurupan,  kalian terlalu capek sama kegiatan kalian. Saya bukannya tidak mempercayai hal mistis,  tapi kok ya kebangetan kalian semua cuma pps seminggu aja yang kesurupan hampir 95%," kata puket, "ini masih semi militer bukan militer asli. Fisik kalian dibentuk mulai dari pps kemarin untuk bekal kalian saat di dunia kerja. Mental kalian dilatih agar berani menghadapi situasi apapun,  coba kalo kalian diturunkan dalam kegiatan relawan bencana alam?  Stressornya tinggi lho dek. "

Hooo... Aku mengangguk,  benar juga sih. Dulu waktu SMK pps nya hampir mirip dengan kampus. Memang pada akhirnya mental kami kuat saat dihadapkan dengan kegiatan seharian penuh, pembawaan yang disiplin hingga ke dunia kerja atau saat magang.

"Sekali lagi kalo ada yang kesurupan, saya lempar ke kolam ikan di zona T! "

Seketika kami tertawa, ya kampus memiliki dua kolam ikan berisi ikan lele sebesar lengan orang dewasa. Kalo anak kesurupan di lempar disana yang ada kena patil dari kumisnya si lele.

"Jadi perawat itu harus kuat mental dan fisik lho ya, " kata puket memberi motivasi kepada kami, "jangan manja dan lelet,  selain harus pinter otak juga harus pinter skill. "

"Siap! "

Pengarahan dari puket berjalan sedikit lebih lama. Ku lihat sekitarku,  anak-anak sudah mengeluarkan kristal alami mereka sambil sesekali menggoyangkan ujung kaki mereka karena pegal.

Bruukkk!!! 

Aku menganga ketika ada seorang anak tiba-tiba ambruk di depanku.

"Woi... Woi... " kataku mencoba membangunkan anak itu.

Tidak ada respon

Lalu beberapa petugas kesehatan pun membopong anak itu menuju tempat teduh. Hal itu membuat mahasiswa tertuju padaku dan si pingsan ini termasuk puket.

"Nah loh,  belum dua jam sudah ambruk, " kata puket, "masa saya lempar juga yang pingsan saat apel? Kasian lele nya dong. "

Anak-anak tertawa begitu juga aku
Namun apel pagi cukup melelahkan bagi yang pertama kalinya apalagi matahari pagi ini begitu menyengat kulit.

Setelah apel pagi,  kami pun segera mencari daftar nama kami untuk penempatan kelas masing-masing. Aku mencari nama ku dari kelas A, B,  dan C tidak ada. Sedikit khawatir namun aku tetap stay cool,  lalu kucoba di kelas terkahir. Seulas senyum muncul di bibirku ketika namaku muncul di urutan 33 dari 50 siswa.

Kelas D!

Aku memasuki kelas itu,  cukup besar bahkan paling besar daripada kelas lain. Sudah banyak anak yang duduk menempati bangku-bangku dan mulai membentuk koloni. Aku pun akhirnya duduk di belakang dan kedua mataku menangkap sosok Ira.

Sedikit takut kalo ingat-ingat dia kesurupan dengan mata bulat dan rambut panjang sambil berteriak. Aku menelan ludah namun bagaimana lagi,  hanya dia yang ku kenal di kelas D ini.

"Rizky! " sapa Ira sambil tersenyum lebar

"Ha-hai, " kataku sedikit kaku, "kamu... "

"Aku nggak apa-apa, takut ya? "

Aku hanya bisa nyengir kuda sambil duduk disampingnya.

"Tau aja, " kataku, "rasanya gimana waktu kesurupan? "

Ira tertawa dengan wajah polos ku dengan pertanyaan konyol itu. Tapi jujur, aku penasaran bagaimana rasanya anak yang habis mengalami kesurupan.

"Berat, capek,  " katanya, "pas udah sadar kayak ada bayangan hitam yang ngliatin. "

Aku membelalak seketika merinding.

"Udah ah,  jangan dibahas, " kataku.

####

Kelas D menurutku kelas unik dengan berbagai macam makhluk dengan berbagai karakter yang membentuk beberapa koloni. Ada koloni penyendiri yang suka berduaan dengan laptopnya, ada koloni yang suka dandan dan ngomongi cogan, ada koloni k-pop,  ada koloni anime dan ada koloni jomblo. Jika diingat  aku adalah gabungan dari koloni penyendiri, anime, k-pop khususnya Big Bang, dan jomblo :v dulu waktu 2013.

Awal mula kami bersatu di kelas D cukup rumit, mereka cukup banyak bicara terutama tentang ide - ide pembentukan struktur kelas,  jadwal piket,  denda pelanggaran,  dan uang kas. Namun ketika mereka bertanya siapa yang mau jadi ketua kelas,  seketika semuanya menjadi hening kayak kuburan.

Sebelumnya aku bertemu dengan Ghaffaar lagi di kelas D yang dengan suka rela mengajukan diri sebagai ketua kelas. Dia pun dengan sedikit emosi menunjuk salah satu anak untuk menjadi sekretaris dan bendahara secara acak.

"Udah nggak usah banyak ngomong, daripada daritadi ngomong ini itu tapi nggak finish-finish,  " katanya

Waktu itu kami memiliki aturan bahwa tidak boleh terlambat apel pagi, bayar kas tepat waktu, membuang sampah pada tempatnya, dan menaati jadwal piket. Jika melanggar akan dikenakan denda 20rb. Untuk mahasiswa baru denda segitu ya cukup membuat bangkrut,  apalagi uang kas yang disepakati adalah 10rb per minggu.

Selama di kelas D,  kalau bisa ku deskripsikan, ini adalah kelas strategis dimana sebelah kanan kelas adalah kantin, kiri kelas lab anatomi,  namun sayangnya belakang kelas kami adalah ruang ketiga puket. Puket II yang dipimpin oleh Bu Dwi dengan karakter sedikit galak dan cerewet ala emak-emak selalu mendatangi kelas kami jika kelas terdengar sangat berisik.

Ditegur Puket II adalah makanan sehari-hari kami ketika ada saja yang membuat onar. Ketika itu Bu Dwi melewati kelasku di saat apel pagi,  beliau menemukan pintu kelas yang sedikit terbuka. Lalu beliau terkejut ketika mendapati dua anak perempuan meringkuk di pojokan kelas.

"Hei kamu! " teriak Bu Dwi membuat kedua anak itu terkejut bukan main."sini kamu! "

Dengan ketakutan yang amat sangat mereka pun melangkah perlahan ke hadapan Bu Dwi yang sudah menatap tajam dengan berkacak pinggang.

"Siapa suruh kamu ndekem di dalam kelas! "

"S-si-siap mohon ijin,  tidak ada, " jawab si anak berjilbab dengan tubuh sedikit pendek.

"Trus ngapain kamu mojok-mojok kayak gitu! "

"A-anu.. "

"Kalian itu masih tingkat satu udah elek-elekan, " ketus Bu Dwi, "pps-nya kurang ya! "

Kedua anak itu menggeleng

"habis apel kalian lari keliling lapangan sepuluh kali trus menghadap saya! "

"Siap bu. "

Itulah tidak enaknya kelas dekat dengan ruang Puket  belum lagi jika beliau sidak tiap kelas apakah kelas bersih atau kotor,  apakah bangku tertata rapi atau tidak,  bahkan apakah atribut seragam kami lengkap atau tidak.

Belum lagi kami juga mendapat aturan dari senior bahwa selama menjadi tingkat satu harus menjunjung tinggi senioritas (3S : senyum salam sapa),  tidak boleh melewati area zona T, harus datang 30 menit lebih awal dari jam apel pagi,  dan mengikuti latihan baris berbaris setiap pukul 06.00 pagi selama satu bulan, menjadi pengambil apel secara bergantian. Jika kami melakukan kesalahan maka hukumannya setelah apel pagi kami akan melakukan push up seperti jaman pps dan tidak mempedulikan perempuan dimana mereka memakai rok terutama yang berjilbab.

####

Semester satu ini adalah yang paling berat menurutku. Kenapa?  Karena aku menyesuaikan otakku yang telah vakum selama setahun sejak lulus 2012 untuk kembali memegang dan menghapal buku. Kedua jadwal kuliahnya benar-benar mengalahkan jam kerja orang dewasa.  Bayangkan dari rumah aku berangkat pukul 5 pagi sampai di kampus pukul 5.45 jika tidak macet namun jika macet bisa satu jam penuh perjalanannya.

Pelajarannya pun kadang tidak sesuai dengan jadwal. Pernah suatu hari ada pelajaran IDK (ilmu dasar keperawatan)  yang sudah dikontrak pukul 10 sampai 11.30 namun dosen sedang berhalangan sehingga para pjmk (penanggung jawab matkul)  mahasiswa mencoba memajukan pelajaran selanjutnya yang seharusnya pukul 12.30. Namun dosen tersebut tidak bisa,  alhasil kami pun hanya bisa menunggu dosen dengan berbagai cara.

Nonton film drakor! 

Koloni drakor bisa dibilang koloni alay yang suka berhalusinasi berharap punya cowok romantis nan humoris seperti Soo Jong Ki atau Lee Jong Suk. Apalagi jika drakornya bergenre komedi romance kadang tawa koloni ini hingga terdengar luar kelas sampai jarak 5-7 meter.

Nonton TV shows para comeback nya oppa !

Koloni penggemar k-pop di kelasku ada sekitar 5-10 orang kalo tidak salah. Koloni ini biasanya tidak jauh beda dengan koloni drakor hanya saja tidak semua koloni drakor suka boyband. Koloni oppa memiliki tingkat halusinasi dan waham (meyakini sesuatu di luar nalar)  parah. Mereka menyebut diri mereka istri Jungkook BTS, selir V BTS,  atau selingkuhan Kay Exo. Jika koloni ini sedang menonton idola mereka manggung kadang sesekali mereka berteriak histeris tak karuan membuat koloni lain kadang terganggu. Koloni ini tidak hanya mengakui satu suami khayalan mereka bahkan bisa sampai tiga atau lima suami khayalan dari berbagai nama boyband. Tapi jangan salah,  aku termasuk koloni kpop tidak tetap, dan aku masih Setia sama T. O. P Big Bang.

Nonton anime!

Aku juga termasuk koloni ini. Di kelasku ada sekitar 5-7 orang kalo tidak salah. Ketika kami berkumpul biasanya kami berdiskusi untuk pembagian tugas download satu judul anime. Hampir semua genre kami suka kecuali sci-fi,  hentai, dan yuri.  Genre yaoi hanya beberapa seperti jounjou romantic dan apa ya satunya lupa :v.  Jika sudah berkumpul biasanya juga kami akan berebutan wifi kampus untuk men-download anime bahkan rela menggunakan kuota pribadi. Koloni ini kadang juga berhalusinasi tapi tidak separah koloni drakor dan kpop,  mereka cenderung baper akibat kejombloan mereka yang sangat kronis. Dulu anime yang bikin kami baper adalah Ao haru ride,  Say I Love You,  LDK,  sama yang karakter utamanya Gouda Takeo saya lupa judulnya :v.

Nge game online!

Koloni ini masih sedikit peminatnya,  ada dua orang itu pun anak-anak yang memang hobi berduaan dengan laptop. Mereka seperti orang isolasi sosial jika sudah berhadapan dengan laptop atau hape canggih mereka. Bahkan jika kau lihat,  mereka tak berkedip!

Karokean!

Ini koloni beberapa anak yang memanfaatkan jam kosong untuk karokean di mall walau hanya satu jam. Aku tidak pernah masuk ke koloni ini karena sadar diri bahwa suaraku bisa membuat sakit telinga orang lain.

Ngerumpi!

Koloni ini ada dua jenis,  ngerumpi masalah cogan atau ngerumpi masalah hantu. Kalo masalah cogan kebanyakan mereka membahas cogan berseragam dan membanggakan pacar mereka. Kalo yang dirumpiin hantu, biasanya mereka yang penakut tapi penasaran setengah mati.

Telpon pacar!

Ini koloni khusus yang sudah taken, nggak usah dibahas nanti baper.

Foodtester di kantin atau di luar kampus! 

Ini koloni anak doyan makan, jajan andalan kami adalah bakson cak dikin, bakso kuburan karena jualnya dkeat kuburan,  sampe pop ice.

Dan hal yang sering dilakukan adalah tidur di bangku belakang! 

Koloni ini adalah koloni yang memanfaatkan jam kosong untuk merefresh kembali otak mereka walau kadang jam kosong masih pukul 9. Biasanya diikuti koloni jomblo yang bosan dan tidak tahu mau berbuat apa.

Maklum saja,  kelas kami masih menyisakan space melebar hingga 1,5 meter cukuplah untuk tiduran anak-anak mirip ikan pindang. Mereka tidur walau mengenakan jaket sebagai alas tidur dan tas sebagai bantal.

Koloni jomblo khususnya biasanya menyebar ke beberapa koloni lain kecuali koloni telpon pacar. Siapa yang mereka ajak teleponan kalo mereka jomblo stadium kronis?  :v

Dibandingkan kelas C,  kelas D memiliki otak bervariasi. Dari otak yang setara dengan 4,5G hingga otak setara dengan 2G.  Dari orang yang betah melek dari serangan dosen CTM 5kg hingga formasi segitiga bermuda.

Biar kujelaskan agar tidak bingung,  jadi dikelasku ada anak jenius yang bernama Sandra. Dia paling kecil diantara kami dan termasuk kaum jenglot sepertiku. Wajahnya irit kayak bbm premium dengan bentuk imut kayak curut wajah marmut otak tak pernah surut. Meski dia tukang tidur di kelas,  tapi saat ditanyain anak-anak dia bisa menjawabnya dengan lancar. Makanya kami menyebutnya otak setara kelas 4,5G.

Segitiga bermuda dikelasku terbentuk dari formasi tiga mahasiswa yang tidak sampai 30 menit pelajaran sudah mulai bobo cantik. Dia adalah Sandra, wisnu,  dan aku :v . Ini semua berawal saat aku duduk diantara Sandra dan Wisnu.

Wisnu adalah anak laki-laki yang bertubuh gemuk dan badannya mirip doraemon. Tahu kenapa?  Karena antara leher dan bahu tidak ada pembatasnya saking gemuknya dia. Tapi wisnu adalah anak yang baik dan mau belajar meski kadar mengantuknya parah.

"Kampret! " desisku saat kedua kelopak mataku udah mulai merem melek saat mendengarkan pelajaran.

Salah satu caraku agar tidak mengantuk adalah memukul atau mencubit pahaku kadang aku meminta tolong teman sebelahku untuk mencubit pangkal kuku ku yang dipercaya memiliki rasa nyeri yang tinggi.

"San.. San... " lirihku sambil merem melek lalu menoleh ke kiri dimana Sandra duduk.

Sial! 

Dia malah udah tidur dengan posisi menundukkan kepala namun tangan kanannya masih Setia menulis. Jangan harap tulisannya bakal Bagus saat tingkat kesadarannya menurun. Jelek parah dan tidak dapat dibaca.

"Nu.. Wisnu... " kataku menoleh ke wisnu

"Apa.. " katanya dengan kedua mata yang sudah siap untuk bobo cantik. Kelopak matanya tinggal 3/4 untuk menunggu menutup sempurna.

"Kampret... Kalian... Payah, " kataku sambil menggaruk jilbabku kesal karena rasa kantuk ini.

"Cubit aku please,  " kataku sambil melebarkan kelopak mataku dengan susah payah.

Wisnu meraih jempol kananku dan menekan pangkal kuku ku membuatku melek dalam sekejap.

"Aku juga dong,  kampret duduk sebelah kamu selalu bikin ngantuk, " katanya

Aku mencubit pangkal kuku jempolnya membuatnya melek.

"Kau yang membuatku ngantuk, " kataku kesal

"Bukan aku,  tapi tuh.. " kata wisnu sambil menunjuk Sandra dengan dagunya ketika posisi kepala anak itu semakin mendekati meja.

"Segitiga bermuda emang bahaya, " kataku sambil menepuk- nepuk kedua pipiku.

Tbc...

Ndekem : diam

Kebangetan : keterlaluan


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro