Shingen-sama! Kumohon bertahanlah!

Pemuda itu terus berlari menuju markasnya. Pelindung yang membungkus badannya terasa lebih berat dari biasanya. Padahal dia baru saja memenangkan pertarungan, tetapi malah perasaan gundah yang muncul.

Ini semua karena peringatan yang diberikan oleh Tokugawa Ieyasu. Semua itu semakin terasa pilu baginya kala kediaman tampak di depan mata.

Pemuda itu pun menghentikan salah satu pelayan keluarga Takeda yang baru keluar dari kediaman utama. "Ada apa ini?"

Pelayan itu terkejut melihat pemuda itu. Dia mengalihkan tatapannya ke arah pintu. "Shi-Shingen-sama ... dibunuh ...," jawabnya dengan tubuh yang bergetar.

Pemuda itu hanya menepuk bahu sang pelayan dan berlari ke dalam gedung. Dia berhenti tepat di ruangan sang tuan. Banyak orang yang memenuhi ruangan itu dan di tengah ruangan ada tubuh Takeda Shingen yang berlumuran darah.

Pemuda itu bergeming. Pandangannya lurus ke arah tubuh itu dengan tangan dikepalkan.

"Shingen-sama ...."