PENYUSUP DI ANTARA KITA

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ditulis oleh:
HalfBloodElf

Aneh sekali, tidak biasanya Jade mengadakan pertemuan dadakan seperti ini.

Aku menelusuri koridor gelap yang familier dengan malas-malasan. Sejak bertahun-tahun tidak aktif, gedung WU semakin terbengkalai, tak terawat dengan debu tebal dan sarang labah-labah di setiap sudut. Baru tidak lama ini Nat, si peri berdarah campuran, mengumumkan kebangkitan WU dan secara resmi kami memasang tanda keanggotaan lagi di masing-masing lengan kami. Tugas pertama untukku belum diluncurkan, dan sekarang mereka mengadakan rapat penting lagi di luar jadwal.

"Yo," aku menyenggol GulaBiru ketika kami secara kebetulan bertemu di persimpangan. Sepertiku dan semua anggota lainnya, dia memakai jubah hitam panjang dengan tudung besar menutupi kepala sehingga yang tampak hanya sepasang mata di atas maskernya. Aku tidak tahu ide siapa ini, membuat kami terlihat seperti sekte penyihir gelap.

GulaBiru menatapku selama beberapa saat, tidak menyapa balik, jadi aku langsung membuka pembicaraan. "Menurutmu ada apa ya Ketua memanggil kita di tengah malam begini?"

"Entah," katanya. Di sampingnya, Hai muncul. Tiba-tiba. Begitu saja. Padahal dia bukan hantu ....

"Hai," sapa Hai.

"Hai," balasku.

"Hai," balas GulaBiru.

"Hai," sapa Hai lagi.

Kami melanjutkan perjalanan dalam diam setelah adegan sapa-menyapa yang canggung itu. Ketika kami tiba di depan pintu ruang rapat yang terbuka lebar, ternyata semua orang sudah hadir di sana.

"Selamat datang kembali!" sapa Putri KagayakiMiha dengan ceria, seperti biasa. Kembarannya, Selvi, yang sama mungil dan hiperaktifnya, menebar confetti ke arah kami. Aku ingin berkomentar kalau serpihan bintang keemasan kecil sangat tidak cocok dengan jubah gelap dan ruang rapat terbengkalai yang dingin, tapi takut merusak kesenangannya.

"Duduk," perintah Jade. Kami bertiga mengambil tempat kosong yang tersisa. Aku duduk di antara PhiliaFate, anggota yang kuyakini berwajah sangar walau aku belum pernah melihatnya tanpa tertutup masker—aku bahkan tidak tahu dia laki-laki atau perempuan—dan Pak Kemen, anggota tersenior yang diam saja dari dulu hingga sekarang.

Kusadari ada satu anggota yang hilang.

"Sebelum kita mulai, aku ingin melapor kalau Nozdormu tidak bisa hadir karena misi rahasia yang belum diselesaikan," umum Putri Kagayaki Miha. "Mari kita absen!"

Sambil mengabsen, aku memerhatikan mereka satu per satu. Anggota WU ada sepuluh orang. Jade si Ketua, Putri KagayakiMiha, Selvi, GulaBiru, Hai, PhiliaFate—kenapa dia melirikku sekarang?!—, Pak Kemen, Jazzy si hantu, Nat si peri berdarah campuran, dan Nozdormu yang tidak hadir.

"Mungkin kalian penasaran kenapa aku tiba-tiba memanggil kalian," kata Jade. "WU memang baru saja diaktifkan kembali, dan aku sangat bersemangat supaya kita bisa kembali melakukan misi-misi seperti dulu. Tapi ketika ingin mengirim misi pertama kalian, aku menemukan beberapa kejanggalan."

Semua orang menegakkan punggung, tampak tegang sekali terhadap apa yang akan disampaikan Sang Ketua.

"Gedung WU memang sudah lama tidak dipakai, tapi aku bersama beberapa anggota selalu kembali secara berkala dan memeriksa beberapa hal. Kalian tahu kalau gedung ini dirancang untuk mengenali jejak anggota. Jejak kaki penyusup, atau orang asing, akan meninggalkan titik merah di alat pemindai kita. Sejak WU diaktifkan, sejak sebagian besar anggota kembali menginjakkan kaki di gedung kecil ini, aku mulai menemukan beberapa titik merah, yang berarti ada penyusup di antara kita."

Sekarang satu per satu saling memandang, seakan menebak siapa penyusup yang dimaksud.

Aneh sekali, tidak seharusnya ini terjadi.

"Tim Penyelidik sudah meninjau kembali hasil rekaman CCTV beserta Laporan Titik Merah. Jelas-jelas ada kejanggalan, tapi anehnya kami tidak bisa mengetahui apa itu," timpal PhiliaFate.

"Benar," angguk Jade. "Seperti ketika sesi absen tadi, kita semua pasti merasa ada yang janggal. Tapi rasanya seperti ada sesuatu yang sengaja mengaburkan pikiran kita untuk menemukan jawabannya."

"Berdasarkan pengalaman pribadi sebagai peri berdarah campuran, aku yakin itu berhubungan dengan sihir. Siapa pun penyusup kita, dia adalah penyihir," kata Nat mantap sambil melipat lengan.

"Sihir ... itu tidak masuk akal," geleng PhiliaFate.

"Bung, hantu juga tidak masuk akal lho," timpal Jazzy di sampingnya. Lalu dia menepuk pundak PhiliaFate hingga tangannya tenggelam menembus ke dalam tubuhnya, secara harfiah.

"Geli," kata PhiliaFate tidak nyaman.

"Baik."

Kini semua orang menoleh pada satu sumber suara baru yang lantang. Aku.

"Baik," kataku lagi saat beranjak dari kursi jamuran. "Kalian akhirnya mulai menyadari sesuatu. Benar, Nat, ini adalah sihir. Sebenarnya aku bisa saja memperkuat pengaruh sihirku sehingga kalian melupakan kecurigaan ini, tapi melihat otak kalian mulai berkembang membuatku salut."

"Apa maumu?" tanya Jade tajam.

"Jangan macam-macam!" teriak Putri KagayakiMiha dan Selvi dengan imut, karena mereka mengeluarkan tongkat merah muda berujung bintang besar yang kurasa dibeli di supermarket.

"Tapi ada satu hal yang Nat salah," kataku lagi. "Aku bukan penyihir."

"Dia bertanya apa maumu, kok jawabanmu tidak nyambung," decak Pak Kemen. Dasar bapak-bapak.

"Itu bukan pertanyaan tepat, Kawan."

"Skip, jadi siapa kau?" tanya Nat.

"Aku adalah Kegagalan," kataku dingin dengan seringaian yang membuat bulu kuduk mereka semua berdiri, kecuali Jazzy.

"Hai," sapa Hai.

Dan Hai.

"Jadi menurutmu kami bisa disihir dengan kegagalan?" tanya Jade menantang.

"Tidak," gelengku. "Kali ini aku akan bermain secara sehat. Aku tidak akan menyihir kalian lagi, dan kita lihat apa kalian tetap akan jatuh di bawah kakiku nanti, bahkan tanpa kalian sadari."

"Tidak akan!" teriak Nat.

"Kita lihat," kataku sambil mengedipkan mata. Setelah membungkuk, aku menghilang di tengah udara.

Mereka tidak tahu kalau aku sudah mengintai sejak dulu.

Yep, dari judul dan idenya, cerita ini terinspirasi dari game Among Us yang sempat ramai banget tidak lama yang lalu, walau secara pribadi aku bahkan belum pernah memainkannya. Rasanya menyenangkan menulis cerita dengan tokoh-tokoh yang nyata, tapi tentu saja, selain nama yang sama, semua karakter di sini fiktif! Maaf jika ada bagian yang menyinggung, dan maaf jika cerita ini sungguh absurd (dan membingungkan?).

Tapi, kalau teliti, sebenarnya sudah ketahuan siapa si penyusup sejak adegan absen ;).

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro