[02]; chenle ultah?

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

The Royal; Bloody Dance
[02]; chenle ultah?

□□□□□

Hwall terpaksa mematikan rokoknya ketika Kim Minjoo berjalan kearahnya.

"Lo ngapain kesini? Mau nyari masalah lagi sama gue?" Minjoo cuma menyeringai doang ditanya gitu sama Hwall yang notabene-nya badboy kelas kakap di sekolah mereka.

"Punya mulutkan lo?" Hwall mulai kesel sama cewek di depannya yang diem sambil natep dia remeh. Hwall ngak suka diremehin apa lagi sama seseorang dengan nama Kim Minjoo.

"Sentimental. Sok. Arogan. Pantes putus sama Heejin," ujar Minjoo. "Bucin lagi. Ckckck, sebutin gimana caranya gue bisa ngak remehin lo lagi kalo sekarang aja lo begini."

Hwall mengeratkan kepalan tangannya. Pengen banget melayangkan paling ngak dua sampe tiga pukulan ke Minjoo, toh ngak masalah, Minjoo sama sepertinya dan cewe itu ngak bakal nagis ngeroweng-ngeroweng, caper sana-sini. Tapi papanya udah pernah bilang, apapun yang terjadi jangan mukul cewek, kecuali ceweknya jahat. Dan Hwall ngak bisa menggolongkan, perbuatan Minjoo kepadanya itu jahat atau sebaliknya.

"Gue denger, lo diundang ke acara ultahnya Chenle---"

"Hah? Chenle ultah? Kapan?"

Minjoo memasang wajah datarnya. "Buset, temen lo sendiri kagak tahu ultahnya kapan," dengusnya. "Besok pas Jumat, bisa bolos sekalian, sabtu kan libur."

Kedua bola mata Hwall berotasi, "Lalu? Napa?"

"Heejin juga diundang," ujar Minjoo yang membuat Hwall mengernyitkan keningnya bingung. Sontak hal tersebut membuat Minjoo tertawa, "Hayo, bingung kan lo! Sama gue juga bingung."

Bip! Bip!

Minjoo melihat hapenya sebentar sebelum menghela nafasnya. "Gue kudu balik ke kelas sekarang, nih." Minjoo melemparkan sebotol kecil parfum kepada Hwall yang pemuda itu tangkap dengan cekatan. "Lo bisa digeprek sama Pak Seokjin wali kelas lo kalo bau rokok," ujar Minjoo sambil berjalan menjauh.

Hhh, Hwall mengusap tengkuknya sambil menatap botol parfum pemberian Minjoo.

Dulu, Hwall dan Minjoo itu temen. Temen deket. Sama Soobin juga. Dari SD kemana-mana selalu bareng. Tapi semenjak Hwall jatuh cinta pada pandangan pertama sama Heejin dan pacaran, Hwall mulai acuh dengan keadaan sekitar. Hwall menjauh dari Soobin dan Minjoo, ke jalan yang ngak bener; ngerokok, minum-minuman, pulang malem, ngak kerja tugas, semua karna Heejin.

Pada suatu hari, Minjoo yang dimintai tolong sama bokap nyokapnya si Hwall, dengan cara yang menurut Hwall salah, mendorong Heejin jatuh dari tangga rumah Hwall. Menyebabkan Hwall membenci Minjoo dan Heejin memutuskan Hwall karena takut dicelakai oleh Minjoo.

Namun satu yang tidak mereka tahu; Heejin ngak setakut itu sama Minjoo.

□□□□□

Minjoo menghela nafasnya ketika Chenle menariknya kesebuah pusat perbelanjaan sepulang sekolah.

Ia melirik jam tangannya dan menghentakkan kakinya; membuat Chenle yang lagi milih baju sama mbak-mbak yang pdkt sama dia menoleh kearah Minjoo.

"Cepetan elah, pilih baju kaya cewek lo," sungut Minjoo sambil menunjuk jam di hapenya, "Habis ini gue ada les mandarin!"

Chenle merotasikan kedua bola matanya, "Les sama gue aja deh, gue orang asli cina. Ga bayar juga."

"Sesat ajaran lo. Males gue."

"Lagian besok kan bolos anjir. Ngapain les buang-buang duit."

"Untuk masa depan ngak ada yang namanya buang-buang duit, lumba."

Chenle menggerutu. Ia menyerah jika harus berdebat dengan sepupunya yang pernah juara satu lomba debat se-kabupaten pas masih SD.

Minjoo memainkan hapenya ketika Chenle mulai memilih-milih baju buat pesta ultahnya besok. Cewek itu mendengus ketika Chenle terlihat sangat rempong hanya karena urusan baju.

"Woi, Min, lo ngak beli baju sekalian? Gue beliin nih," sahut Chenle sambil menunjukan black cardnya. Minjoo mendengus, "Baju gue banyak. Budaya Beli sekali pake dua ratus kali masih gue pertahanin."

Chenle mencibikan bibirnya, mencibir, "Bili sikili piki dui ritis kili."

Minjoo berjalan keluar dari toko pakaian itu. Ia berjalan sendirian, niatnya mau ke parkiran dan ninggalin Chenle disini, tapi niat itu ia urungkan ketika melihat sosok Heejin yang pake kuncir dua sama kacamata bunder, lagi jalan sama Park GoWon.

"Masa mata gue silinder?" gumam Minjoo ketika melihat Heejin dan GoWon terlihat akrab---ah, Heejin yang terlihat mengakrabkan diri dengan GoWon. Si cewek Park, wajahnya terlihat tertekan, terganggu, dan semacamnya, pokoknya ngak enak untuk dipandang Minjoo. "Heejin ngapain modelan rambut bajunya kaya anak culun gitu?"

Tiba-tiba Minjoo menepuk keningnya, sambil terkekeh kecil ia putar balik arah jalannya, "Gue udah gila kayaknya."

□□□□□

Ps; tenang, jangan hujat aku chapter besok udah mulai konflik kok ;")

btw, ada sedikit perbaikan kata-kata:)) sadar gw si minjoo sifat dialoknya beda banget sama yang di seri lain:)

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro