32. Things Grow

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Mereka tidak pernah mengatakan kalau kehamilan bisa jadi sesakit ini. Gadis tidak bisa bangun dari tempat tidur tanpa merasa pusing yang luar biasa. Setiap berdiri untuk makan, minum, atau buang air, dia selalu ambruk lagi entar di mana. Segalanya seperti berputar dan dia benar-benar tidak bisa berhenti muntah.

Semua laki-laki di dalam gua itu juga sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi tidak ada yang bisa melawan hukum alam. Tidak ada yang bisa menyembuhkan sakitnya orang yang hamil muda seperti Gadis. Mereka hanya bisa melihat Gadis dengan tatapan penuh keprihatinan tanpa bisa berbuat apa-apa. 

Gadis sendiri tidak tahu kenapa dia jadi membenci mereka semua. Rasanya tidak ada hal benar yang mereka lakukan. Jangankan untuk dekat dengan teman-temannya itu, melihat mereka saja Gadis bisa muntah banyak sekali.

Semua ini terjadi hingga kandungannya memasuki bulan keenam. Aneh. Biasanya fase muntah hanya berada di trimester pertama. Itu yang Gadis baca di buku dan artikel kesehatan. Nyatanya, yang dia alami jauh lebih buruk dari semua itu. 

Yang bisa dia lakukan hanyalah berbaring di tempat tidur, bernapas pendek dadanya terasa sesak sekali. Satu-satunya yang bisa masuk ke mulutnya tanpa muntah hanya air putih hangat saja. Dia jadi takut sekali kalau anaknya nanti lahir dalam keadaan yang tidak sehat lantaran dia tidak bisa makan makanan yang bergizi. Vitamin dan asupan gizi lainnya diberikan dalam bentuk infus dan suntikan karena di sudah menyerah memasukkan apa pun ke mulut.

Tubuh Gadis langsung jadi kurus dalam sekejap. Dia bukan hanya sekadar kurus, tapi benar-benar kurus sampai anjing saja bisa ngiler melihat tulangnya, berpikir Gadis adalah tulang berjalan.

"Bagaimana bisa seorang muntah tanpa makan apa-apa? Seharusnya orang harus makan dulu agar bisa memuntahkan sesuatu," kata seorang laki-laki yang suaranya didengar Gadis dari kamarnya. "Aku benar-benar khawatir dengan kondisinya. Apakah kita perlu membawanya keluar dari sini? Ke rumah sakit yang lebih baik mungkin?"

"Dia tidak mau, Man. Aku sudah mencoba membujuknya, tapi dia malah menangis. Dia hanya mau berbicara dengan Kane, tapi Kane sudah mengundurkan diri, bukan? Dia sudah fokus dengan keluarganya dan tidak ingin diganggu lagi. Kasihan orang itu. Dia seharusnya memiliki kemampuan yang luar biasa, tapi pikirannya benar-benar tidak sehat. Sumberku mengatakan kalau Steve Thompson menjodohkannya dengan seseorang di desanya. Kuharap Kane menerima gadis ini. Dia tidak bisa hanyut dalam duka cita terus-menerus," kata yang seorang lagi.

Gadis tidak bisa memastikan siapa yang mengatakan itu, tapi suara mereka jelas sekali mengatakan kalau Kane sudah tidak akan ke sini lagi.

"Terus, aku bagaimana?" tanya Gadis pada diri sendiri. 

Intensitas pertemuan mereka membuat Gadis berpikir dia bisa menggantikan posisi mendiang istri Kane. Perhatian-perhatian Kane padanya membuatnya berpikir kalau Kane memiliki perasaan spesial juga untuknya. Perasaan yang pada awalnya tidak disadarinya ini perlahan merasuk dalam dirinya, membuatnya begitu merindukan lelaki itu.

Ternyata, sekarang Kane malah meninggalkannya untuk menikahi gadis lain.

Dia merasa ada yang meninju ulu hatinya, membuatnya lebih kesakitan lagi.

Gadis melihat tangan-tangannya yang lembap, lalu meraba wajahnya sendiri. Dia berpikir mungkin saja dia tidak terlalu cantik bagi Kane sehingga lelaki itu tidak menyukainya.

"Lagian, siapa yang mau dengan cewek seperti aku? Aku hamil tanpa suami, sendirian, yatim piatu, miskin, dan hanya menumpang di tempat ini. Kenapa aku sampai berani berpikir akan mendapatkan posisi bagus dalam hati Kane?"

Patah hati memang sakit, apalagi kalau sampai terjadi dua kali.

"Kayaknya, aku memang dikutuk. Mereka semua benar, julukan mereka buat aku benar, Mbok Rondo Dadapan. Aku sudah jadi janda sekalipun tanpa menikah. Aku sudah menghancurkan diri sendiri malam itu. Sekarang, aku nggak punya tempat buat hidup lagi selain di sini."

Penyesalan memang selalu datang pada saat terpuruk. Sesalah apa pun seseorang, penyesalan tidak akan datang jika orang itu tidak merasakan sakit yang teramat. Sekarang, Gadis merasakannya. Rasa sakit itu datang dalam bentuk kehamilan yang meresahkan dan kesepian yang begitu membebaninya.

Berkali-kali dia berpikir kalau dia seharusnya saat ini bisa saja berada di pertokoan, membeli barang-barang lucu yang dia suka dengan uang yang disimpan di rumah besar itu. Bisa juga dia akhirnya bekerja dan menikmati pekerjaan itu. Namun, kenyataanya dia di sini, di ranjang kamar sempit di bawah tanah, menahan mual dan sakit kepala yang menyiksa, tapi tidak boleh minum obat demi janin di dalam perutnya.

Dia tidak bisa ke mana-mana. Anak adalah kontrak mati baginya yang menahannya, membuatnya harus memiliki komitmen untuk menjadi dewasa.

Beberapa hari kemudian, dia berusaha untuk duduk di tempat tidur. Dia sudah bosan berada di kamar sempit ini. Yang dipikirkannya adalah kehidupan di luar sana, kehidupan yang bebas. Dia ingin meminta izin untuk keluar. Paling tidak, dia ingin mengunjungi dokter.

Dengan sekuat tenaga dia berjalan tertatih ke luar kamar. Dia menuju ruang makan besar, tempat teman-temannya sedang menikmati makan malam. Ternyata, mereka bukan hanya sedang makan malam, tapi merayakan sesuatu.

Seorang lelaki berdiri di meja paling depan, tinggi menjulang. Sepatu bootnya berbunyi di kayu meja. Ini adalah khas The Order. Mereka akan meminta siapa pun yang sedang mendapat hari istimewa untuk berdiri di meja dan memberikan pidato.

Kali ini Gadis tidak mengenal lelaki itu. Usianya mungkin sama dengan Kane. Wajahnya terlihat keras dan tubuhnya ginggi besar. Bahunya lebar dan masih terlihat berisi sekalipin sebagian besar rambutnya sudah memutih.

"Aku senang akhirnya bisa kembali ke tempat ini," kata lelaki itu dengan wajah ceria. "Setelah cukup lama menyingkir, akhirnya aku bisa kembali ke sini lagi dan melihat kalian semua. Aku senang kalian masih sehat walau sudah nampak tua."

Semua orang tertawa dan seorang meneriakinya, "Kau sendiri apa, tua bangka?"

Lelaki itu tertawa lagi, sama sekali tidak terganggu dengan ejekan temannya. Dia mengibaskan tangan kiri yang baru Gadis sadari kalau itu bukan tangan manusia.

'Dia buntung?' batin Gadis.

"Aku tidak akan lama. Aku harus pergi untuk mengemban tugas-tugas berat sebagai seorang ayah. Apa kalian menyebut tugas di The Order berat? Tunggu sampai kalian punya dua bayi kembar yang menangis bersamaan. Rasanya aku sangat ingin menghilang saja."

Yang lain tertawa lagi.

"Aku hanya ingin memperkenalkan pada kalian seorang yang sangat ditunggu oleh The Order, Mr. Easton Lincoln."

Dia menunjuk lelaki yang duduk di kursi panjang paling depan.

Gadis sampai berjinjit agar bisa melihat wajah lelaki itu, tapi orang-orang menghalanginya. Gadis melompat kecil agar bisa melihatnua, tapi kemudian dia sadar kalau lelaki itu sudah pasti akan naik ke meja tempat lelaki sebelumnya berdiri.

Saat itu pun tiba, Easton Lincoln melompat ke meja itu. Gayanya sangat berbeda dari semua lelaki yang ada di sini. Wajahnya yang tirus lebih pantas menjadi bangsawan di kastel-kastel besar daripada menjadi pemberontak di bawah tanah seperti ini. Matanya benar-benar sebiru langit. Saat lelaki itu melihat ke arahnya, Gadis tersenyum. Dia sendiri tidak tahu kenapa. Dia hanya merasa sangat bahagia.

***

Menurut ramalan Messiah Blackwell, pemimpin The Order yang pertama, bakal ada yang namanya Easton Lincoln di The Order. Apakah inj Easton yang dimaksud?

Apa yang pidato pertama itu Denzel?

Iya, ini nyambung dengan Selingkuhan Nyonya Muda di Fizzo, ya. Buat yang nggak kuat sama cerita penuh kekejaman dan adegan kekerasan, sebaiknya jangan baca itu. Cowoknya asli iblis soalnya. Huhuhu...

See you next part, Bees.

Love,

Honey Dee

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro