Ujian

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Semua berjalan baik - baik saja, setelah semua rahasia terbongkar. Mereka dekat kembali, kecuali Attariq dan Asta yang mulai menjaga jarak. Walaupun mereka berdua masih saling bertegur sapa, tapi Asta sedang dekat dengan salah satu kerabat mereka.

"Bentar lagi ujian, terus naik kelas. Terus jadi kakak kelas deh!" Tiffani berseru senang.

"Ketemu dede gemesh akhirnya." Ucap Devan yang hanya di beri senyuman pahit oleh Beryl.

"Cie cie, ada yang cemburu.." Aidan menggoda Beryl. Dan Beryl hanya memberikan senyuman tipis pada Aidan.

Devan merasa aneh dengan tingkah Beryl. Namun, dia hanya diam dan mengabaikannya. Malah, Devan ikut menggoda Beryl.

"Kamu ga cemburu Ryl? Kecewa ni abang." Ucap Devan sambil menepuk - nepuk dadanya pelan.

"Apasih Dev, alay ah." Beryl mau tak mau terkekeh kecil.

***

Hari ini adalah hari, di mana mereka akan bertempur dengan puluhan soal yang bermacam - macam cobaannya.

Ini adalah ujian akhir sekolah. Dan mereka semua akan naik satu tingkat jika lulus dalam ujian tersebut.

"Misi - misi mau liat jadwal." Attariq berbicara sambil menyingkirkan teman - temannya yang menghalanginya jalan. Sebagian dari mereka kesal, dan sebagian lagi malah senang karena di sentuh Attariq.

Attariq melihat jadwal ujian beserta siapa pengawasnya. Dan matanya membulat besar melihat siapa yang akan mengawasnya ujian.

"Alah, mati gua.." ucap Attariq panik. Aidan yang baru datang melihat kepanikan Attariq dengan bingung.

"Ngapa Riq?" tanyanya mendekat. Attariq hanya menunjukkan apa yang membuatnya terkejut.

Dan sialnya, Aidan malah tertawa ngakak dengan tak berperasaan.

"BAHAHAHA MAMPUS, DAH COCOK LU SAMA BU SRI, AHAHAHA TU KELAS GA BAKAL DIEM KALO ADA BU SRI SAMA LU DI SATUIN.." Aidan terbahak. Sedangkan Attariq mengacak rambutnya Frustrasi.

"Dasar kambing! Gua frustasi lu malah ketawa." Ucap Attariq sinis.

"Itu namanya teman, sayang.." ucap Aidan sambil menaik - naikkan alisnya.

"Mati kau kampret..."

Attariq akhirnya pergi dari hadapan Aidan. Dan Aidan hanya menatap Attariq dengan tatapan geli.

"Mana bisa lu marah sama gua," teriak Aidan. Dan Attariq hanya mengacungkan jari tengahnya pada Aidan.

"Ehh ga sopan ya. Astagfirullah.." Aidan menggelengkan kepalanya.

Bu Sri dan Attariq memang tak bisa disatukan dalam satu ruangan, pasti ada saja perdepatan antara guru dan murid itu. Bu Sri sepertinya mempunyai dendam tersendiri terhadap Attariq.

Dan Attariq harus menahan kesal selama ujian berlangsung karena pasti, Bu Sri akan mencari gara - gara untuk menjelekkannya.

"Tak kuat Attariq, Tuhan. Tolong.."

***

5 menit yang lalu, bel berbunyi nyaring. Dan sekarang, semua peserta ujian sedang berbaris rapi di depan kelas.

Attariq dan Aidan satu ruangan. Dan mereka berdua berbaris dengan rapi. Attariq tak ingin menunjukkan mukanya ke Bu Sri. Dia sudah lelah berdebat.

Karena, ujung - ujungnya pasti Bunda Aidan yang di panggil. Dan ujung - ujungnya di ceramahi Rajidan.

'Tuk tuk tuk'

Suara ketukan sepatu terdengar horror. Aidan juga merasakan ke-horror-annya.

"Riq, ini guru yang mau masuk. Ato malaikat pencabut nyawa? Ngeri amat." Ucap Aidan berbisik.

"Kayaknya, opsi kedua Dan," balas Attariq berbisik.

Setelah perbincangan singkat itu, mereka diizinkan masuk.

Attariq duduk dengan tenangnya di belakang Aidan. Dan baru kali ini, Attariq bisa diam saat ulangan.

Semua orang menatapnya aneh, termasuk Aidan yang menatapnya aneh.

"Apa?" tanya Attariq aneh.

"Tumben diem." Ucap Aidan pada Attariq.

"Lu tau sendiri kan, Bu Sri suka cari gara - gara kalo gua berisik. Mending gua diem dah." Jelas Attariq kesal dan Aidan hanya mengangguk paham.

Bu Sri pun masuk kedalam kelas. Dengan muka yang di buat - buat keren.

"keriput sana sini aja, masih aja sok - sokan keren." Celetuk Attariq pelan. Untung saja hanya Aidan yang dapat mendengarnya.

Aidan hanya tertawa saat mendengarnya.

"Eh Bang Aidan, boleh tak kau tolong aku bagi - bagi kan ini ke kawan - kawan mu." Bu Sri menegur Aidan. Dan harus kalian ketahui, Aidan adalah murid kesayangan Bu Sri.

"Tuh kan, yang ganteng aja ngomongnya lembut." Attariq kesal melihatnya. Bukan cemburu, hanya saja dia terlalu tidak menyukai Bu Sri.

Aidan pun membagikan LJK dengan tenang. Attariq masih saja cemberut. Kesal karena Bu Sri.

Dan, ujian berakhir tenang. Hingga suatu hal yang membuat kelas mereka gempar..

***







Bersambung..

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro