Chapter 2

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aru dan Tsusa yang tak sengaja lewat dan melihat kejadian tersebut, sontak kedua badan mereka menjadi kaku mata mereka melotot tak percaya gebetan ekhem teman mereka berubah menjadi kecil.

Villain yang mengubah kedua cowok itu menjadi kecil melarikan diri.

Tsusa dan Aru langsung berlari ke arah Kaigaku dan Denki. "E, LU-LUCU BANGETTT." Kedua gadis ini berteriak sampai-sampai terdengar oleh Fanta yang sedang sibuk mengurus 3 bocah di kamarnya.

"Haduuh, tu dua orang napa tereak-tereak sampe kedengaran di sini si?" Fanta menggerutu sebal karena dia malu mempunyai teman yang akhlakless (lol)

GUBRAK GUBRAK, TOK TOK TOK....

"FANTAAA, BUKA PINTUNYAAAAA." Terdengar suara dua teman Fanta diluar pintu kamar apartemen mereka bertiga. Kenapa di apartemen? Karena papahnya, Shinazugawa Sanemi memberinya sebuah kunci apartemen untuk mengurus ketiga bocah itu. Entah kenapa kedua sahabatnya malah ikut-ikutan tinggal di apartemennya.

"Iya-iya bentar." Fastaa menjawab dengan malas. Satu tangannya sedang menggendong Hatz dan satunya lagi memegang kenop pintu.

"Kena– huwanjerr, ini anak siapa? Jangan bilang lo berdua nyulik anak orang ya?" Belum sempat pertanyaan nya dijawab, kedua temannya eitss sahabatnya itu langsung menyelonong ke dalam.

"Gak gitu toge nomer 3. Jadi gini, hosh hosh." Nafas Tsusa tersengal-sengal karena capek berlari ke apartemen.

"Tadi, kita kan gak sengaja lewat. Trus liat ada si villain yang kemaren yang bikin mereka bertiga jadi bocil. Nah nambah korban lagi yaitu bebebku, eh, salah, eh, iya deng, eh, gak, gak serius si Denki ama Kaigaku." Telunjuk Aru mengarah ke 3 bocah yang sedang mengemut jari masing-masing.

"Oh wow, lo sendiri ya yang ngurus, gue udah ada 3. Selamat tersiksa ria, babhay." Fastaa meninggalkan Aru dan Tsusa di ruang tamu dan membawa ketiga bocah ke dalam kamarnya.

Tsusa dan Aru hanya terbengong-bengong karena bingung bagaimana caranya mengasuh dan merawat gebetan mereka yang menjadi bocah.

- ❇ -

"Bapakeeee." Aru mendorong pintu ruang guru, beruntung hanya ada Pak Aizawa di dalamnya. Jadi Aru tidak akan kena hukuman.

"Hush, gak sopan." Tsusa menegur sahabat satunya ini.

"Apa lagi? Gak cukup kah yang kemarin? Saya pusing tau–" ucapan Aizawa terpotong karena matanya melihat ke arah kedua bocah yang sedang digendong Tsusa dan Aru.

"Ini anak siapa lagi?" Aizawa mendecih pelan. Kepalanya sangat pusing, ditambah lagi dengan yang baru ini.

"Kaminari sama Kaigaku." Giliran Tsusa yang menjawab.

"Yaudih, urus masing-masing kayak Shinazugawa. Sudah sana, silakan mengurus." Aizawa mendorong mereka berempat keluar dari ruang guru.

- ❇ -

"Plis ya, Fan," Aru membuat matanya menjadi puppy eyes.

"Iya, Fan, plis, kita mau ngurus dimana mereka berdua?" Kini giliran Tsusa yang memohon.

"Ya, gimana ya, kemaren lo berdua yang ngejek gue. Sekarang minta ngasuh di sini, itu karma buat lo." Sebenarnya Fanta merasa kasian, tapi ego melawannya.

"Ki-kita janji deh kita yang bersih-bersih seluruh ruangan."

Perkataan itu membuat Fanta tertarik, meskipun sedikit.

"Iya, janji deh, yang bersih-bersih itu kita"

"Bentar, ulang lagi biar ku rekam." Fanta mengeluarkan handphonenya dan menyalakan aplikasi perekam suara.

"Kita, Poniriá Tsusa dan Aomizu Aru berjanji akan membersihkan seluruh ruangan milik apartemen Shinazugawa Fastaa." sahut Aru dan Tsusa.

"Okeh sip, udah ke rekam. Nah, sekarang kalian bersih-bersih ya~ Aku mau ngajak mereka bertiga jalan-jalan." Fanta menyimpan handphonenya ke dalam saku celana dan mengajak ketiga bocah tersebut keluar dari ruang apartemen milik Fanta.

Aru sedikit mendecih, "Sialan Fanta, malah ditinggal gak dibantuin." Tapi sayangnya, perkataan dari Aru tidak terdengar oleh Fanta.

"Udah, Ru, kan tadi janjinya gitu. Daripada kita gak ada tempat tinggal, mending lakuin aja deh yang tadi kita janjikan." Tsusa mengambil sapu yang berada di pojok ruang dapur.

Aru hanya menghela nafas panjang, tak lama cewek itu juga mengambil sapu yang ada di pojokan dapur.

- ❇ -

Sementara Fanta....

Fanta sedang menunggu seseorang di taman kota bersama dengan ketiga bocah yang ia bawa dari apartemennya.

"Fastaa, maaf aku terlambat." Seseorang melambaikan tangannya ke arah Fanta.

"Ah, Ilpyo, gak papa, aku juga baru datang kok," jawab Fanta dengan tersenyum.

"Tatak siapa? Jangan ambil Tatak Pastaa kita," ujar ketiga bocah tersebut, siapa lagi kalau bukan Hatz, Kageyama, dan Shinsou.

"Eh? Dia temenku kok jadi gak bakalan nyulik," ujar Fanta menenangkan ketiganya.

"Hahaha, mereka sangat lucu. Jadi bener ya, mereka berubah menjadi anak kecil. Apa kamu masih ingat wajahnya seperti apa?" Ilpyo merasa gemas dengan wajah ketiga bocah tersebut.

"Engg, tidak, villain itu memakai masker hitam dan cepat sekali kabur. Jadi, kami tidak sempat menangkapnya," jawab Fanta.

"Semoga saja tidak ketemu villain itu." Ilpyo berharap agar tak banyak lagi yang berubah menjadi bocah karena villain ini.

Ya, semoga. Belum tentu akan terkabul, tapi kita harus berusaha. Entah dimana villain itu, dalam sekejap langsung mengubah Ilpyo menjadi anak kecil.

'Ya Tuhan, cobaan apalagi ini.' batin Fanta menangis melihat ini.

Tak lama, akhirnya Fanta memilih untuk membawa mereka berempat ke apartemennya. Tapi, sebelum itu, ia menelpon Pak Aizawa tercyntah.

"BAPAKEEE."

"Apa? Jangan bilang nambah lagi yang jadi bocah?"

"Hiks, tepat sekali."

"Haduuh, ya sudah nanti bapak kasih uang untuk bantu kamu ngurus bocah-bocah itu. Ada berapa yang jadi bocah sekarang?"

"Beneran pak di kasih uang buat bantu ngurus mereka?! Oiya, jumlahnya ada 4 sekarang, tadi aku juga gatau itu villain darimana."

"Iyaa, beneran bapak kasih jangan dipake buat jajan sama sekinker ya!"

"Ey si bapak, saya mana pernah pake sekinker, itu dua temen saya yang make."

"Iyain, sudah nanti bapak kasih kamu kok uangnya lewat transfer."

"ASIQUE, SAYANK BAPAKEEE." Fanta mengakhiri telpon dan membuka pintu apartemennya.

"Fanta, ini anak siapa lagi?" Bukannya di sambut langsung di tanya oleh Tsusa.

"Temenku, Ilpyo. Kena itu villain syaland" Fanta sedikit memelankan suaranya di akhir kata.

"Nih, jajan chiki buat kalian yang udah bersih-bersih" Fanta menyerahkan sekantong plastik kepada Tsusa dan Aru.

"Woah, thank you" sahut keduanya.

- ❇ -

"FANTAAAA, INI GIMANA CARANYA MASANG POPOK?"

"FANTAAAA, GIMANA CARANYA BERSIHIN BOKONG KAIGAKU?"

"FANTAAAA, BANTUIN AKU DULUU NANTI DIA KEBURU BEOL DI TANGAN."

"FANTAAAA, AKU DULU URA NANTI AJA."

"FANTAAAA."

"FANTAAAA."

Sahutan demi sahutan dipanggil untuk Fanta. Kupingnya panas mendengar sahutan-sahutan yang entah kapan berakhir.

"HASH, BERISIK. URA DULU BARU TSUSA." Akhirnya Fanta membuka suaranya juga. Terpaksa, ia menghentikan bermain dengan keempat bocah di depannya.

"Aku tinggal bentar ya? Kalian main aja dulu." Sebenarnya ia tak ingin berhenti bermain bersama keempatnya, namun daripada kedua sahabatnya semakin berisik, ia harus menghentikan kegiatan bermain bersama.

"Gini," Fanta memasangkan popok ke Denki, Aru yang berada di sebelahnya memperhatikan dengan seksama agar ia bisa melakukannya sendiri.

"Paham kan?" Fanta mencuci tangannya karena habis mengganti popok Denki.

"Iya, paham, makasiii." Fanta meninggalkan Aru dan pergi ke tempat Tsusa berada.

"Bersihinnya ya kayak elu bersihin bokong lu sendiri, wahai kawand ku."

"Oh, oke~"

'Gitu aja kok bingung haduh, Tsuu' Fanta meninggalkan Tsusa dan kembali bermain bersama keempat bocah dikamarnya.

Ting!

Suara notifikasi dari handphone nya berbunyi sedikit keras. Terpaksa ia membuka hp nya dulu baru bermain lagi dengan mereka.

'BAPAKEE BENERAN NGASIH DUID KE AKU,' batin Fanta menjerit keras.

Fanta kemudian memencet ikon telfon untuk menelepon bapak Aizawa tercyntah.ea

"BAPAKEEE, TERIMAKASIH!!!"

"Iya-iya, ingat yang tadi saya bilang gak boleh dipake selain buat ngurus keempat bocah itu ya! Sekalian, kasih tau dua temenmu, bapak juga transfer uang ke mereka, ingatin juga"

Telfon telah berakhir, Fanta langsung saja memberi tahu kepada Tsusa dan Aru.

"Kawand-kawand, berterimakasih la pada Bapak Aizawa tercyntah. Karena kalian di transfer duid buat ngurusin bocah-bocah ini, oh sama gak boleh di pake selain buat para bocah okeh?"

"BAPAKEEE, TERIMAKASIH."

"UWAAAA, BAPAKE BAIK SEKALI."

- ❇ - ❇ - ❇ -

Author = -peanutbutter_

yo! yo! akhirnya chapter 2 datang jugaa!

kita tunggu ya kawand chapter 3 dari Tsuyuri_sa

ingat, ini hanya cerita kehaluan, kegajean kita Tsuyuri_sa ; wargaplus62 ; dan -peanutbutter_

see you in the next chapter~

te amo untuk para readers yang baca ini

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro