Path-24

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ruangan laboratorium yang besar dan megah tampak sangat sepi, suasana yag dingin membuat uap muncul setiap kali aku bernapas, apalagi berbicara. Setetes keringat menetes dengan mulus dari wajahku. Aku dengan penuh konsentrasi menuangkan setetes cairan Invisible leaf  yang nyaris tak dapat kulihat kedalam botol alkemia yang memiliki mulut botol kecil.

"Hati-hati menuangnya, jangan sampai tumpah dan mengenai benda, apalagi menyentuhnya. Nanti bisa-bisa menjadi tidak terlihat." Travis mengingatkan sembari menghancurkan beberapa material ramuan dengan sebuah alat seperti blender di duniaku dulu.

"Iya, iya ... aku tahu! Kamu sudah bilang begitu lebih dari seratus kali!" Cibirku sebal, kemudian kembali berkonsentrasi.

Plung!

Suara tetesan jatuh membuatku menghela napas lega. "Setetes saja cukup, kan?"

Travis mengangguk. "Sisanya kau simpan saja, satu botol cairan invisible leaf  dapat digunakan untuk membuat sekitar sepuluh botol invisible potion lagi."

Aku mengangguk mengerti, kemudian mengeluarkan secarik kertas berisi cara pembuatan ramuan. "Habis ini, cairan invisible leaf dicampurkan cairan junk fruit?"

"Benar," Travis menyerahkan gelas kecil berisi cairan berwarna kuning kepadaku. "Sepertinya tiga tetes juga cukup."

Aku memasukan tiga tetes cairan junk fruit kedalam botol alkemia, kemudian mengaduknya. Kemudian, sesuai dengan catatan di kertas, aku mencampurkan lagi dengan beberapa cairan, hingga airnya menjadi warna putih bening dan bersinar.

"Wah, cairannya bersinar!" Seruku kegirangan.

"Hmm ... tidak buruk juga ya untuk seorang pemula." Puji Travis.

"Travis! Kena!! Aku kembali!!!" Suara melengking Chaerin membuatku terkejut. Gadis itu tiba-tiba saja muncul di hadapanku, nyaris membuatku terjatuh karena saking terkejutnya.

"Cha, Chaerin! Jangan asal muncul begitu!" Protesku. "Kamu bisa membuat seseorang jantungan tahu!"

"Eeeh? Kenapa?" Chaerin mengembungkan pipinya. "Tapi ini sangat efektif, tahu! Aku dapat menerobos antrian di Cafeteria dengan mudah, lho! Jadi aku tak perlu susah payah mengantri." Kata Chaerin dengan bangga.

"Dasar," Travis menjitak pelan kepala Chaerin dengan gemas. "Jangan melakukan hal seenaknya."

Chaerin mengelus kepalanya. "Tapi, dengan kekuatan ini juga, aku bisa membelikan minuman enak untuk kalian." Chaerin memamerkan kantung berisi minuman kalengan dengan senyum lebar. "Silahkan!"

Aku dan Travis saling tatap, kemudian tertawa.

"Dasar!" Travis mengacak-acak rambut Chaerin.

Aku menerima minuman kalengan dari Chaerin tanpa menghentikan tawaku. Aku membuka dan meminum minumanku sedangkan Travis dan Chaerin masih bercanda tawa,

"Aku penasaran ..." gumanku, membuat kedua pasangan itu menoleh dan menatapku.

"Apa?"

"Apa kalian ..." kataku, "pa ... patner?"

"Tentu saja!"

"Lalu ,,," Aku menatap mereka dengan penasaran. "Apakah kalian ,,, pacaran??"

"Tentu saja!" Sahut Chaerin sembari memeluk erat tangan Travis.

Wajah Travis memerah. "Eh? Kata siapa? Kita tidak pacaran!"

"Kataku," ujar Chaerin sembari memamerkan deretan giginya yang rapih. "Dan aku bilang, kita pacaran! Hehehe ..."

Aku terkekeh kecil melihat perdebatan mereka yang menyenangkan untuk di tonton. Setelah menghabiskan minumanku, aku pun beranjak berdiri.

"Eh, Kena mau kemana?"

"Ke ruang Mister Yoze. Aku ingin mengumpulkan ramuan ini." Ujarku.

"Tunggu aku, aku ik--"

"Oke!" Potong Chaerin. "Travis nanti saja mengumpulkannya, Kena duluan saja!" Cherin mengedipkan sebelah matanya padaku.

Aku mengangguk, kemudian beranjak keluar ruangan.

***

Aku mengetuk pintu cokelat besar yang penuh dengan ukiran flora. "Masuk," suara berat dan ramah khas Mister Yoze membuatku memutar kenop pintu dan beranjak memasuki ruangan yang begitu luas dan penuh dengan tanaman merambat. "Oh, kau sudah menyelesaikan ramuan itu, ya?"

Aku mengangguk sembari mengeluarkan invisible potion dari pocket-ku. Kemudian aku menyerahkan ramuan itu kepada Mister Yoze. "I, ini ..."

Mister Yoze menerima ramuanku, kemudian meminumnya, membuatku tersentak pelan. Mengejutkannya lagi, tiba-tiba saja Mister Yoze menghilang, membuatku hampir saja terjatuh. "Mi, Mister Yoze? Di .. dimana?"

Suara kekehan terdengar di pendengaranku. "Aku tidak kemana-mana, Kena. Aku dari tadi di hadapanmu."

Lima menit yang terasa panjang, tiba-tiba saja Mister Yoze muncul di hadapanku, tapi entah mengapa aku tidak terlalu terkejut.

"Lho, kamu tidak kaget?"

"E, eh? Ti, tidak .." Mungkin karena Chaerin sering melakukan hal itu di hadapanku.

"Baiklah, karena kamu orang pertama yang mengumpulkan ramuan ini sebelum waktu yang di tentukan, aku akan memberikanmu tugas untuk ujian kenaikan tingkat." Ujar Mister Yoze sembari menjentikkan jarinya, kemudian sebuah sulur merambat mendekatiku dengan beberapa material yang terikat di sekitarnya.

"Ini ..."

"Seperti yang kau pikirkan!" Mister Yoze tersenyum lebar. "Aku ingin kau meracik sebuah ramuan, ramuan apa saja boleh asalkan ramuan itu harus berguna untuk situasi darurat."

Aku memutar otakku, tadinya aku ingin membuat health potion, tapi aku urungkan. Material da Cara membuat healh potion terlalu mudah, lebih mudah daripada membuat invisible potion. Jika dalam situasi darurat ... aku pasti akan membutuhkan ... Itu dia!

Aku mengambil material-material yang kuingat, kemudian menuju meja yang lengkap dengan alat-alat untuk meracik ramuan. Aku mulai menghancurkan dan menyaring beberapa material hingga menghasilkan cairan, kemudian mencampurkannya menjadi satu.

Mister Yoze memperhatikanku. "Apa yang kamu buat?"

Setelah aku mengaduk botol alkemia dan cairan di dalamnya berubah menjadi warna abu-abu bercahaya, aku menyerahkannya kepada Mister Yoze.

"Ini ..."

"Smoke potion." Jawabku. "Jika aku dalam situasi darurat, aku akan membutuhkan smoke potion."

"Mengapa?"

"Tentu saja untuk melarikan diri dan menghambat pergerakan musuh." Jawabku. "Asap yang dihasilkan smoke potion memang tida begitu pekat, tapi berguna untuk membuat musuh terkejut dan panik untuk beberapa detik. Saat itulah waktu yang tepat untuk menyelamatkan diri dari situasi darurat." Lanjutku.

Mister Yoze tersenyum lebar. "Jawaban yang memuaskan," katanya, "Aku kira kau akan membuat health potion, karena ramuan itu juga tak kalah penting untuk situasi darurat dan cara membuatnya juga mudah. Tapi tak kusangka, kamu justru membuat ramuan yang cara pembuatannya dapat terbilang rumit. Memang inilah yang diharapkan dari seorang murid." Mister Yoze bertepuk tangan. "Selamat, kamu lulus kelas Alchemis dengan begitu mengesankan.

Aku tak dapat menahan senyuman yang terukir di wajahku. Aku menunduk kecil. "Terima kasih."

"Ini," Mister Yoze menyerahkan gulungan kertas padaku. "Berikan ini kepada wali kelasmu besok. Mulai besok kamu sudah bisa masuk Amature class. Amature-A, itulah kelasmu."

Aku menerima gulungan kertas itu dengan senyum yang tak dapat kupudarkan, "Sekali lagi, terima kasih banyak, Mister Yoze!"

Dengan ini, aku telah lulus dari kelas Alchemis.

To Be Continue ...

Magic Cafe

Cie yang kangen!! Kangen sama Vara kan? Ngaku deh hehehe ...

Oke, kali ini Vara buka QnA kecil-kecilan, cuman jawab 3 pertanyaan yang sering muncul kok :v

Kena: Aku yang akan menjadi host nya, tapi yang jawab tetep Vara-senpai kok. Kan kasian kalo aku mulu yang jawab, ntar ga ada kerjaan dia

Yura: ^2

Lizzy: ^3

Vara: Jahatnya ....

Kena: Oke, yang pertama "Kak kapan update?" "Kak updatenya kapan lagi?" "Kak updatenya setiap hari apa?"

Yura: Pff .. di teror

Lizzy: Terus kita pula yang harus jawab, padahal authornya siapa juga ...

Vara: Ehem //berdeham. Jadi gini, updatenya itu antara setiap hari sabtu, entah pagi, siang, malem, petang, dini hari, dan sebagainya.

Yura: Trus kalo lagi baik baru double update

Vara: Bully aja terus

Kena: Pertanyaan kedua "Kak, emang apa sih janji dan hubungan antara Sena dengan Kena?" E, ehhh?! A, apa-apaan pertanyaan ini? Emang aku ada hubungan apa dengan Sena si muka trip--

Sena: ...

Kena: Eh Sena ... lagi ngapain disini? //senyum manis. //sweatdrops.

Sena: Tadi aku hanya jalan-jalan di sekitar dan menemukan kalian di belakang panggung sedang membicarakan aku.

Yura: Tercyduk

Lizzy: Pff

Vara: //sweatdrops. Ini lagi corner QnA Sena, jangan baper dong

Sena: Enggak kok //pergi.

Kena: Perkataan dan perbuatan enggak sama //merasa bersalah.

Vara: Ehem, lanjut ya. Jadi, buat kalian yang nanya gitu, sabar aja ya. Kena sekarang masih mode enggak peka, nanti suatu saat pasti bakal masuk mode peka.

Kena: //masih merasa bersalah. Pertanyaan terakhir, "Kapan Kena peka?"

Yura: Saat negara api padam

Lizzy: Saat negara ubur-ubur menyerang

Vara: Saat negara es meleleh--ehh maksudnya saat ingatan Kena udah kembali mungkin? Stay tune aja! Sebentar lagi bakal masuk kedalem konfliknya kok!!!

Oh, dan kalo ada yang mau ditanyain, tanya aja di kolom ini, gapapa kok!!

See you next Path!!

Published 17-11-18

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro