Chapter 13 : Catleen Miko

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Ketiga Agen UISJ telah sampai di lantai ke enam. Cat yang ada di depan menghentikan langkahnya. Lalu ia membalikkan badannya ke arah kedua rekannya. Melihat Cat seperti itu Agen L pun bertanya kenapa Cat berhenti dan mengendus.

Cat menjawabnya dan memperingatkan agar kedua rekannya berhati-hati. Karena Cat mencium aroma serbuk Detox, bahan campuran untuk membuat bom. "Ada Bom di sekitar. . ." Cat belum menyelesaikan perkataannya, sebuah bom pun meledak di dekat mereka. Tepat saat Agen Eye mengeluarkan sayap kelelawarnya untuk menjadi perisai kedua rekannya.

Tubuh Eye sempat terluka cukup parah. Namun kemampuan regenerasinya membuat tubuhnya pulih lebih cepat.

Ketiga agen itu kemudian dikejutkan dengan langkah kaki besi seseorang, lebih tepatnya dia setengah robot. Robot itu bertelanjang dada memperlihatkan tubuh kekar seorang manusia. Namun sebagian kepalanya dari dahi ke atas yang terbuat dari kaca menunjukkan bahwa dia robot. Bahkan tangannya yang kini berubah menjadi senapan berukuran cukup besar. Peluru-peluru pun melesat ke arah ketiga agen UISJ.

Ketiga agen itu segera berusaha menghindar. Namun Eye dan L tak sengaja menginjak ranjau. Keduanya segera berlari. Ranjau pun meledak setelah mereka melompat dan hampir terkena ledakan.

"Hati-hati. Ternyata mesin itu telah mempersiapkan semuanya." Agen L mengingatkan. "Setidaknya kau tahu bau bahan peledak Fang."

Agen Eye yang disinggung L hanya diam tanpa menanggapi dengan kata-katanya. Ia justru mengeluarkan sayap kelelawarnya. Lalu terbang menuju si manusia robot. Tetapi si robot ternyata telah mengetahui apa yang akan dilakukan Eye, Eye pun tertembak oleh sebuah roket, dan terjatuh.

"Gawat Letnan Eye jatuh tepat di atas ranjau," ucap Cat khawatir.

Eye tidak dapat melarikan diri. Ia pun terkena ledakan ranjau. Lalu terpental jauh dan jatuh di depan Agen L. Eye terluka parah. Kali ini regenerasinya sedikit melambat.

Cat menanyakan keadaan Eye. Dengan dinginnya Eye menjawab bahwa ia tidak apa-apa sambil kembali berdiri. Sayap kelelawarnya yang nyaris hancur telah pulih dan ia sembunyikan lagi di bahunya.

"Kapten L. Biar aku yang mengatasi robot jelek itu." Cat tiba-tiba mendekati Agen L dan menawarkan diri untuk melawan robot itu.

Agen L menoleh ke Eye. Ia melihat Eye tersenyum dingin padanya. "Baiklah Cat. Si vampir tampanmu itu sepertinya yakin kau bisa menghadapi robot jelek itu."

"Well, aku tidak akan mengecewakanmu Kapten. Begitu juga denganmu Lentan tampanku." Semangat Cat membara begitu ia memperoleh kepercayaan dari sang idolanya, Eye.

Sebuah teriakan membuat ketiga agen UISJ menoleh ke manusia robot. "Sudah cukup drama kalian! Detonator 104 tidak akan berbasa-basi lagi untuk menghancurkan kalian. Kalian akan mati di medan pertempuranku ini!"

Manusia robot itu menembakan peluru-pelurunya lagi. Agen Cat segera mengubah tubuhnya menjadi kucing. Ia berlari menuju ke arah Detonator. Dengan lincah ia melompati ranjau-ranjau sebelum akhinya meledak. Cat telah mengetahui letak ranjau-ranjau itu dengan mencium aroma bahan peledak.

Detonator geram karena Cat mengejeknya dengan sebutan 'Kaleng Jelek'. Lalu sebuah senjata ia keluarkan dari bahunya. Sebuah sinar terang yang aneh muncul di lubang senjata itu.

"Laser," gumam Agen L sambil mengeratkan giginya. "Jika Cat terkena senjata itu, tubuh Cat bisa terbelah."

"Sudahlah Ella. Kita yakin saja bahwa kucing itu bisa menyelesaikan tugasnya. Lebih baik kita lanjutkan misi kita, membebaskan tuan Putri," ajak Eye. Lalu menuju tangga dan mulai naik.

Laser pun ditembakkan ke arah Cat. Cat berhasil menghindar. Tapi keseimbangannya goyah dan membuat Cat menghantam puing-puing. Cat juga tanpa sengaja berubah ke wujud manusianya.

Dengan merayap, Cat menuju ke puing-puing yang lain untuk bersembunyi, beristirahat sejenak. Cat menghirup udara segar sebanyak-banyaknya. Matanya terpejam lalu terbuka kembali.

Cat terperanjat melihat granat Launcher telah ada di dekatnya. Cat segera lari menyelamatkan diri. Lalu bersembunyi lagi di antara puing yang lainnya. Ia menyadari bahwa Detonator bukanlah lawan yang seimbang baginya. Ia hanya ingin membuktikan kepada sang idolanya. Ia tidak hanya bisa membuka kunci atau mencari jejak saja tapi juga bisa menghadapi lawan yang lebih kuat darinya.

Detonator kembali memburu Cat dengan Rudal pendeteksi panas tubuh yang ia keluarkan dari pahanya yang kekar. "Dengan ini kau tak bisa bersembunyi terus-menerus."

Cat mengintip di antara puing. Rudal Detonator telah menuju ke arahnya. Saat rudal itu hampir mengenainya, ia berguling lalu berlari ke samping. Ia tersentak, jebakan agar rudal itu mengenai puing di belakangnya tidak berhasil. Rudal itu justru berputar dan berbalik arah mengejarnya lagi. Tanpa berpikir lama lagi, Cat melompat masuk ke sebuah lubang di antara reruntuhan. Rudal Detonator pun menabrak reruntuhan dan meledak dahsyat. Lalu lubang reruntuhan tertutup dan juga membuat rongga tempat persembunyian Cat menjadi sempit.

~$$$~

"Gempa?" Agen Face terbangun dari posisi tidurnya. Lalu ia bertanya-tanya apa yang terjadi. "Itu pasti ulah si Iblis Merah. Tidak mungkin kedua cewek manis itu yang melakukannya."

Agen Face menuju tangga. Ia mendongak ke atas. Ia penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Lalu menaiki tangga menuju tempat rekan-rekannya.

~$$$~

~$$$~

"Fang."

"Ada apa?"

Agen L menundukkan kepalanya. "Apa yang terjadi pada Cat? Mungkinkah dia telah dikalahkan robot itu? Kenapa guncangan kali ini lebih besar? Dan kenapa gedung ini seolah-olah tidak bisa hancur? Walau telah banyak bom yang meledak di tempat Cat berada."

Agen Eye hanya diam dan tidak menghentikan langkah kakinya. Jubah merah yang ia kenakan sebelumnya telah ia tanggalkan. Sekarang terlihatlah baju seragam UISJ miliknya. Di punggung dan dada sebelah kiri baju tersebut terdapat lambang berbentuk gambar menyerupai mata, berwarna abu-abu dan bermotif hitam dan putih. Lalu Agen L bicara lagi. "Kita harus secepatnya menyelamatkan tuan putri. Tapi Cat tidaklah seimbang melawan robot itu."

"Kau tahu Ella?" Agen Eye menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke belakang dan berkata, "kadang hidup itu kejam dan tak terduga." Kemudian Agen Eye melanjutkan langkahnya.

Agen L masih tak mengerti maksud ucapan rekannya itu. Ia pun bertanya maksud itu kepada Eye. Namun Eye tak memberi jawaban dan hanya diam di depannya.

~$$$~

"Ya Tuhan, bagaimana aku bisa keluar dari tempat yang pengap ini. Aku tak mau mati di sini. Apalagi aku belum mengucapkan selamat tinggal pada vampir tampan itu."

Dalam kebingungannya entah kenapa Cat terpikir sesuatu. Sesuatu berupa buku yang pernah ia baca di perpustakaan. Buku itu menceritakan pertempuran David seorang yang lemah dan dipandang sebelah mata melawan Goliath yang kuat serta memiliki segalanya (harta). David menggunakan kelemahannya itu sebagai kelebihanny untuk melawan Goliath.

"Benar. Aku masih mempunyai otak. Sungguh memalukan jika hacker dan lulusan NESP hanya mengandalkan kemampuanya saat membuka kunci atau mencari jejak. Saat seperti ini juga harus digunakan."

Sejenak Cat menelan ludahnya sambil mengingat kembali bahwa ia telah mendapatkan kepecayaan Eye. Ia menatap jari-jari tangannya. Lalu Cat memusatkan energinya ke tangannya. Beberapa saat tangannya berubah menyerupai kaki depan seekor kucing dan kuku-kukunya mulai memanjang. "Iron Claw Strike!" Agen Cat mulai menggali reruntuhan yang menimbunnya dan mebuat lubang sebesar ukuran tubuhnya.

Detonator menghentikan langkahnya sebelum ia pergi meninggalkan lantai lima. Ia menoleh ke belakang. Ia terkejut melihat Cat masih hidup dan telah keluar dari reruntuhan. Sekejap senjata-senjatanya siap menembakkan peluru ke Agen Cat. "Sebenarnya berapa nyawamu?" ucapnya sambil menembakkan peluru-pelurunya.

Sebelum menghindar, Cat menggerakkan ekornya seraya mengejek Detonator. "Dasar pamer otak! Otakmu yang terlihat itu ternyata hanya pajangan saja." Agen Cat kembali memancing emosinya. "Kau tahu? Kucing mempunyai sembilan nyawa. Untung saja di reruntuhan tadi aku tidak mati. Jadi aku masih punya sembilan nyawa."

"Jadi, aku harus membunuhmu sembilan kali. Baiklah!" ucap Detonator geram. Ia kembali menembak Cat dengan Machine Gun secara bertubi-tubi. Lagi-lagi Cat mengindari serangannya. "Sampai kapan kau menghindar seperti itu, kucing gendut?"

Cat tersinggung akan hal itu. "Biar gendut, tapi mengapa seranganmu dari tadi tak pernah mengenaiku secara langsung?"

Detonator menembakan lasernya lagi. Cat juga kembali menghindar dan mencoba mendekati Detonator. Tepat saat Detonator mengganti senjatanya, Agen Cat telah berada di atas kepalanya. Lalu kuku besinya ia arahkan ke kaca yang berisi otak dan pecah. Cairan yang ada dalam kaca keluar. Otak yang di dalamnya berhenti berdenyut setelah Detonator itu bergumam beberapa kali untuk terakhir kalinya. "Error System! Error System!"

Detonator berjalan tak tentu arah. Kemudian arahnya menuju jendela kaca yang telah pecah. Detonator tergelincir dan jatuh dari lantai lima gedung itu. Sedangkan Cat tersenyum puas sambil mengusap keringatnya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro