Chapter 14 : Ella Fullheart

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Siapa lagi mereka?" Agen Eye mengeratkan giginya.

"Entahlah Fang. Sepertinya mereka katak berudu," jawab Agen L setengah tertawa.

"Mungkin maksudmu mereka kembar kakak beradik?"

"Itu maksudku Fang."

Agen Eye dan L telah dihadang dua orang yang diduga kembar di lantai delapan. Lalu Agen L berkata, "sepertinya salah satu dari mereka tadinya berada di lantai tujuh. Pantas saja tidak ada apa-apa."

Terdengar oleh kedua agen UISJ percakapan si kembar.

"Kak, bolehkah aku tidak membunuh pria tampan itu?" sang adik bertanya kepada kakaknya yang berdiri di samping kanan.

Agen L menanggapi perkataan si adik dengan berkata pada Eye. "Fang, satu lagi gadis seperti Catleen Miko yang menyukaimu." Namun Eye tak menanggapinya. Eye hanya diam.

Sang kakak menanggapinya dengan membentak. "TIDAK! Dewasalah sedikit Yum. Kalau kau seperti ini terus kita tak bisa menjadi pembunuh nomer satu!"

"Tapi!"

"Ingat kau harus mematuhi kakakmu!"

Agen Eye maju beberapa langkah. Ia gemas melihat pertengkaran dua kakak beradik itu. Eye berteriak agar mereka berdua berhenti bertengkar. "Cukup drama telenovela kalian! Aku sudah tak sabar menghajar kalian berdua!"

Si kakak menanggapi, "pantas adikku ini langsung tertarik denganmu yang terus terang seperti itu. Walau baru saja bertemu. Tapi hidup kalian tak kan lama lagi. Karena kami akan membunuh kalian berdua."

"Kurasa kau telah mencuri kata-kataku. Lebih baik kalimat itu untuk kalian sendiri!" Agen Eye meminta L bersiap melawan dua kakak beradik itu ",El."

Agen L mengangguk dan segera mengambil pistol Double Light Gun miliknya yang berada di pinggang. Sekejap dua peluru melesat ke arah si pria. Namun adiknya yang perempuan segera melindungi kakaknya dengan sebuah perisai berbentuk tempurung.

Lalu pria itu masuk ke lantai dan membuat guncangan seperti gempa. Dalam hitungan detik lantai hancur. Agen L melompat dan ditangkap Eye yang terbang dengan mengeluarkan sayap kelelawarnya.

"Ternyata kau bisa terbang." Si pria menggerutu kesal. Sedangkan adiknya justru terkagum-kagum. Namun kakaknya langsung memperingatinya lagi.

Si pria kembali masuk ke lantai. Ia muncul kembali dari dalam lantai, melompat tinggi bersamaan dengan gumpalan lantai yang membentuk seekor naga. "Molten Dragon!" Naga itu pun melesat mengejar kedua agen itu sambil meraung.

Agen Eye berusaha menjauh dari kejaran dan serangan pria itu. Agen Eye menatap tajam mata Agen L. "Kau tahu? Aku tak bisa bertarung sambil membopongmu seperti ini."

Agen L mengangguk, lalu memeluk Eye lebih erat agar tak terjatuh. "Aku juga tak bisa bertarung, jika si kembar itu menguasai medan seluruhnya."

Agen Eye terbang menuju selah satu dinding yang menurutnya aman untuk bersembunyi sementara waktu.

"Aku turunkan kau di sini."

"Tidak Eye!" Agen L menolak. "Dekatkan aku ke dinding. Aku akan menempel di sana." L menunjuk sebuah dinding. "Aku ingat. Sepatuku ini telah dimodifikasi oleh Face dengan serat kaki cicak yang dimilikinya."

"Ternyata kau pintar sekali Ella Fullheart. Kau benar-benar MODUS! Kenapa tidak dari tadi melompat ke tembok dan menempel?" Agen Eye agak kesal pada L. Saat tiba di tembok yang ditunjuk L, Eye menurunkannya dengan sedikit keras.

Kedua kakak beradik itu masih mengejar Eye dan L. Keduanya hampir sampai di tempat mereka bersembunyi. Yang terlebih dulu menemukannya si adik.

"Kak Zuma, sebelah sini! Mereka ada di sini!" Si adik berteriak memanggil kakaknya.

Betapa terkejutnya Zuma setelah tiba di tempat adiknya berdiri, ia melihat L menempel di dinding. Naga itu langsung menyerang kedua agen itu. Namun gagal, ia membentur tembok dan hancur. Tembok yang ditabraknya jebol.

Eye dan L berhasil menghindar. Dalam lompatannya Agen L kembali menembak dengan Double Lightnya ke arah Zuma. Tapi sekali lagi sang adik berhasil melindungi kakaknya dengan perisai buatannya.

"Terima kasih. Yuma."

Agen Eye berputar di atas kedua kakak beradik itu. Lalu ia terbang menikuk tajam dengan cepat ke arah Yuma. Ia menyerang dengan Bloody Hell di tangannya.

Agen L mencoba mengingatkan Eye agar tidak gegabah. Tapi terlambat Eye telah terbungkus sebuah gelembung yang ternyata diciptakan Yuma. Agen Eye melayang di dalamnya sambil mencabik-cabik gelembung itu dari dalam. Usahanya tidak berhasil. Kelihatannya dinding gelembung itu sangat keras dan kuat, walaupun elastis.

Sekarang Zuma menyerang L dengan pecahan-pecahan lantai. L terkena pecahan itu. Lalu membalasnya dengan pistolnya sambil melakukan gerakan akrobatik, meloncat ke tembok sana dan sini. Namun selalu digagalkan oleh perisai buatan Yuma.

Eye tak bisa berbuat apa-apa. Dia hanya melihat L yang babak belur menghadapi dua musuhnya. Sikapnya yang kadang bertindak semaunya justru membuatnya terperangkap di dalam gelembung. Bahkan saat melawan manusia setengah robot, ia tertembak jatuh di atas ranjau dan terlempar jauh. Tubuhnya terluka parah hingga kemampuan regenerasinya bekerja lambat.

Sementara Agen L meneteskan darahnya di pelipis kanannya yang tergores luka. Serangan pecahan lantai yang diterimanya membuat banyak luka dan mengeluarkan banyak darah. Namun L mencoba bertahan dalam keadaan seperti itu. Tubuhnya sekarang berada di atas lantai yang hancur. Tangannya yang memegang Double Light Gun bergetar. Lalu ia menatap tangannya itu.

Zuma bertepuk tangan dan memuji atas bertahannya Agen L selama satu jam lima belas menit. Menurutnya, Agen L telah memecahkan rekor. Karena korban Zuma yang paling lama bertahan hanya empat puluh menit saja.

Agen L menolak pujian itu. "Tidak!" Sejenak ia mengatur napasnya. "Aku bisa saja mati tiga puluh menit yang lalu. Hanya saja aku tak ingin mati tanpa berjuang!"

. . .

Inggris 2011

Ella Fullheart. Ia yang merekrutku di UISJ. Gadis yang kuat menurutku. Apa karena ayahnya seorang Tentara Veteran? Tapi entah kenapa dia bilang dia membenci ayahnya? Apa mungkin cara mendidiknya yang kurang tepat?

Aku menanyakan alasan kenapa sampai membencinya. Aku tak mengira setelah Ella menjawab bahwa ayahnya itu ayah tirinya. Ternyata kedua orang tuanya telah tiada sejak Ella diangkat sebagai anaknya. Namun jawaban yang kedua sudah kuduga. Ayahnya terlalu keras mendidiknya. Terbukti saat dia memperlihatkan bahu kanannya bekas cambukan ayahnya.

Tak ada tempat bagi orang lemah di dunia ini. Lakukan yang terbaik dalam segala hal walau kau harus kehilangan masa mudamu. Begitu kiranya kata-kata ayahnya, yang juga membuatnya semangat untuk menjadi lebih kuat.

Ella tak selamanya benci pada ayah tirinya. Tiga tahun lalu saat pulang dalam pertarungan jalanan, awalnya ia ingin pulang dan segera membunuh ayahnya yang dibencinya. Namun saat hampir sampai rumah Ella dihadang oleh teman petarung jalanan. Katanya temannya itu iri pada kesuksesannya dalam pertarungan jalanan dan ingin membunuhnya. Ella telah dikeroyok dan dipegang kelompok temannya. Temannya bersiap menembakkan peluru ke arah kepalanya. Tiba-tiba ayah tirinya datang melindunginya. Alhasil ayah tirinya lah yang tertembak. Ayah tiri yang dibencinya telah dua kali ini menyelamatkannya. Tak kusangka Ella yang kuat itu bisa menangis. Ella menangis dan memeluk ayah tirinya yang telah meninggalkannya sendirian.

Ada ucapan dari ayahnya yang sengaja ku tulis di buku harianku ini. Ucapan sebelum ayahnya menghembuskan napas terakhirnya. Kalau tidak salah seperti ini.

'...yang kulakukan selama ini agar kau mempunyai semangat hidup El. Jangan terlalu melihat seseorang dari penampilannya. Belum tentu yang kau pikir jahat adalah jahat..."

Hm tapi mengapa ayahnya memanggilnya Elliana Light Hope? Kenapa bukan Ella Fullheart? Apa itu nama aslinya?

.. .

Agen L melakukan gerakan akrobatik dari dinding ke dinding untuk menghindari pecahan lantai yang beterbangan milik Zuma. Namun L terpental ketika ia tidak menyadari dibawah kakinya berpijak muncullah puing berbentuk naga yang menghantamnya. Tubuh L menghantam dinding kemudian jatuh ke lantai. Ia terlihat mencoba berdiri sambil memuntahkan darah dari bibir manisnya.

"Serangan terakhir. Matilah kau! TORPEDO FLOOR!"

Zuma menerbangkan pecahan lantai ke arah L. Agen L pun tak dapat menghindar dan akhirnya terhempas. Agen L tergeletak sambil mencoba berdiri lagi. Sedangkan Agen Eye menatap pedih melihat perjuangan L di dalam gelembung.

"Sudah waktunya membunuhmu!" Yuma mendekati L. Lalu ia meniup permen karet yang sejak tadi ia kunyah dan menjadi gelembung gravitasi.

Agen L melirik ke arah Eye. Lalu ia mengeluarkan tabung kecil dari sakunya dan meminum cairan di dalamnya. Eye tersentak melihat L meminum cairan itu. "Darahku?" gumamnya. "Jangan Ella! Kau bisa menjadi vampir!" Agen Eye berteriak mencoba menghentikan L.

Agen L tertunduk lemas. Napasnya mulai teratur. Darahnya berhenti menetes. Begitu juga lukanya mulai tertutup kulit baru. Ia mengambil kotak peluru dan memasukkannya ke pistolnya yang kosong tanpa peluru. Lalu tangannya mengarah ke depan. Energinya sesaat bertambah berkali lipat.

"SHOOTING STARS!" Agen L menembakkan pelurunya setelah berhasil menghindari gelembung yang dibuat Yuma. Peluru itu mengarah ke Zuma.

Yuma berusaha melindungi kakaknya dengan perisai berliannya. Namun peluru itu berhasil menembusnya dan mengarah ke kepala Yuma. Lalu peluru itu menembus kepalanya dan mengarah ke jantung kakaknya.

"Ti tidak mungkin. Pelurunya bisa menembus perisai Yuma! Argh!" Zuma terdorong kebelakang. Begitu juga adiknya yang roboh dan ia segera menangkapnya. Mata adiknya terbuka namun sudah tak bernyawa. Zuma pun memejamkan mata adiknya itu sambil memeluknya.

"Seharusnya kakakmu yang melindungimu. Bukan kau yang melindungiku." Zuma bergumam pada adiknya yang telah mati. Lalu menoleh ke arah L sambil memegang dada yang terkena peluru. "Hebat kau L. Tenyata tak ada yang bisa mengalahkan bintang jatuh yang berisi harapan."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro