chp 3

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Characters : Feliciano Vargas (N.Italy), Ludwig Beilcshmitch (Germany), Kiku Honda (Japan), Kartika N, Melati. (Nusantara/Indonesia).

waktu sudah gelap. para Axis mulai tertiduran karena pekerjaan yang melelahkan.

Tak jauh dari mereka, Kartika berada di belakang rumah yang tak banyak orang yang kunjung. mengapa ia masih malam-malam begini?

ia sibuk meruncingkan senjata bambunya, ia perlu membuat begitu banyak walaupun para pemuda sudah bisa membuat sendiri. pikirannya mulai teringat dengan dengan ketiga axis tersebut.

- Ludwig ; dia orang yang tegang dan serius, namun dia baik hati dengan caranya sendiri. berkat bosnya, ia fasih berbahasa jerman sampai keduanya memiliki persahabatan.

- Kiku ; Seperti yang ia dan rakyatnya tahu, dia orang yang sopan dan baik hati. dia kadang suka dibenci karena penyiksaan yang diberikannya. ada salah satu buku yang ia suka sih, yaitu Doraemon, Shin chan, dan... apa yah namanya? pokoknya itu saja yang membuatnya suka dengan komik milik jepang.

dan yang terakhir

- Feliciano ; orang yang pengecut namun sangat ramah dan ceria. ya memang ia melakukan hal menyeramkan kepada negara lain tapi itu tujuan untuk membuat Italia menjadi romawi yang seperti dulu. Kakaknya, Lovino Vargas mendukung hal tersebut.

ia tak banyak tahu tentang Italia tapi, pernah ia dengar dari Kakeknya Kalau Italia itu adalah negara yang sangat Kaya begitu juga dengan sejarahnya yang menarik.

Feliciano sangat membenci perang dan Kolonialisme yang bosnya lakukan. ia mengerti betapa sakitnya negara lain atas kekejamannya, bukan karena ia pernah dijajah...

tapi setiap saat ia berada di perang medan, peristiwa tersebut mengingatnya dengan seseorang. Kartika tidak mengetahui siapa itu namun ia tidak meminta Feliciano untuk melanjutkan.

mereka berdua suka menggambar, mereka berdua juga saling mengajar, dan memberi beberapa inspirasi.

jika di ingat dari ketiga personafisikasi itu, mereka memiliki budaya, makanan, agama, khas negara yang sangat berbeda. sungguh ia mengagumi keadilan tuhan yang memboleh setiap umat manusia memiliki perbedaannya sendiri dan menjadi kelompok.

ini mengingatkannya akan sesuatu, bagaimana caranya ia menyatukan seluruh daerah di Nusantara menjadi satu negara?

°masalah penjajahan? tidak masalah karena mereka semua dijajah oleh Lars. (tak semua provinsi/pulau indonesia sadar. paling hanya jawa dan Aceh saja)

°Kepercayaan agama? Hampir seluruh rakyatnya memeluk agama islam, masih ada juga yang memeluk agama Kristen/Katholik, Hindu, dan Buddha. itulah masalah yang membingungkannya sedikit karena takut akan ada perbedaan agama mengakibatkan pecah belah tanah airnya.

°Rukun? rukun sih, rukun... cuman gimana cara ia menyebutnya yah . . . . .  . . . . . . . .?
ah iya! mendapatkan dampak negatif dari beberapa masyarakat. itu sama sekali tak akan bekerja.

dia tak tahu harus bepikir apa lagi. haah~, hanya saja salah satu dari bosnya bisa memecahkan kasus ini.

matanya mulai melemas, memang dia terlalu larut bekerja di malam hari seperti ini.

"Kartika Nusantara"

tiba tiba ada seseorang yang menyebut nama singkatnya, ia kenal dengan pemilik suara tersebut jadi dia tak perlu memandang kepadanya.

"Kau masih belum tidur juga tuan Kiku?" wajah datar... SELALU datar. Kartika menghentikan pekerjaannya sejenak, untuk mendengar lebih baik apa yang dikatakan oleh Kiku "Aku tidak tidur untuk memimpin ronda malam, apa yang engkau lakukan di waktu larut seperti ini Kartika?" Kiku mulai mendekat kepada gadis yang mengenggam bambu runcingnya, melambaikan dengan bahaya yang mumkin akan terjadi.

"Kartika san... kau akan kehabisan energi jika kau tidak istirahat..." lama lama, kediaman mulai tertimpa kepada mereka berdua."Aku mohon Kartika san." . . . "Tidurlah" Kiku pelan - pelan menjongkok untuk memandang wajah Kartika dari dekat.

akhirnya tak lama kemudian, personfisikasi gadis itu mampu dibawa kerumah oleh Kiku. Kiku melambaikan tangan kepadanya sebelum ia kembali kepada prajurit nya. gadis itu hanya diam, tapi tak masalah. Kiku senang jika ia masih sehat dan tetap berada disampingnya.

setelah tutup pintu, Kartika tetap heran mengapa sang Kiku begitu peduli padanya. bahkan personafisikasi jepang itu tersenyum begitu hangat saat melambaikan tangannya. hubungan mereka berdua seperti 'orang yang tak dikenal, namun saling mengetahui satu sama lain'.

segera ia mengganti pakaian latihannya dengan kebaya yang sederhana. ia tertidur pulas saat dunianya telah diselimuti oleh kegelapan.

3 months later...

Hari ini adalah hari dimana Ludwig dan juga Feliciano akan pergi dari daerah Nusantara untuk menghadapi perang antara para Allies. tentu kedua asia ini sedih saat mendengar mereka akan kembali lagi, namun tak dibujuk karena mereka mengerti.

perjalanan di air, Feliciano berada di luar kapal untuk memandang wilayah di saat yang cerah seperti ini. ia teringat dengan 'Salam jumpa' sebelum ia pergi.

.

.

.

.

Keempat personafisikasi negara berada di pelabuhan untuk kedua benua eropa kembali ke medan perang. "Apakah ada lagi yang mumkin bisa kami bantu?" Kiku bertanya, memastikan keperluan mereka cukup."Nein, Danke. semuanya sudah cukup untuk kebutuhan. dan terima kasih juga untuk rempah - rempahnya Nusantara."

Kartika tersenyum lebar, sampai sekarang masih juga ada yang menyukai rempahnya (asal dianya jangan dijajah). "Nochmals vielen Dank Sagen Sie uns, wenn Sie noch einmal fragen." ia membalas terima kasih itu dengan bahasa jerman yang fasih, Ludwig sangat senang mendegar jawaban itu.

"Ja, Sudah waktunya kita pulang, sekali lagi terima kasih kalian berdua. ayo Feli!" Feliciano memandang kepada Kartika, lalu langsung berjalan kepada temannya yang tegas itu. "Tunggu sebentar tuan Feliciano!" kedua kakinya berhenti untuk memandang kepada pemilik suara itu dengan heran. Kartika langsung mencium telapak tangannya dengan begitu sopan. 

pria italia itu mukanya langsung merah total. selalu ia ketahui bahwa yang melakukan itu adalah  para lelaki untuk menghormati para wanita, tapi baru kali ini ada yang melakukannya dengan kebalikannya. Kartika melepaskan tangannya dan wajah yang cantik itu terlihat begitu cerah dan elegan diwaktu yang sama. "itu..."

"kebiasaan kami untuk menghormati yang lebih tua." Kartika menjelaskan dengan nada kecil. Feliciano hanya terdiam seperti batu yang selamanya tak akan bisa gerak. Gadis asia itu langsung hilang dari pandangannya, hanya untuk melakukan yang sama kepada temannya.

wajahnya yang merah menjadi lebih memerah dari sebelumnya, ia terasa tak bisa bernafas, hatinya berdebar saat ia melihat wajah itu. selesai, Kartika kembali lagi ke posisi Kiku. kedua benua eropa itu memandang Kartika dengan bingung mengapa ia melakukan hal itu.

"Kalian berdua lebih tua dariku, bukankah wajar untuk menghormati yang lebih tua?" tanya Kartika. Feliciano akhirnya menghembuskan nafasnya saat ia tahu bagaimana caranya bisa bernafas lagi. "Si, sangat benar..." rasanya, hanya suaranya saja yang terdengar selain keributan disekitar mereka. Wajahnya santai saat ia melihat kedua bola hitam milik Kartika yang memiliki penuh makna dan keindahan itu. sayangnya ia harus masuk ke kapal selam tersebut.

ia sebenarnya ingin selalu dengan Kartika. entah perasaan aneh ini apa, tapi yang ia ketahui adalah

'Cinta'

Apa benar ia memiliki perasaan cinta kepada wanita nusantara itu? mumkin bisa, mumkin bisa tidak. ia segera pergi ke bagian luar dari Kapal hanya untuk melambaikan tangannya dengan sedih dan juga senang.

Kartika seolah melakukan hal yang sama dengan melambaikan kedua tangannya. pelambaian tangan telah selesai saat jarak mereka berdua sudah jauh.

.

.

.

.

.

Kembali lagi ke realita saat temannya menepuk pundak sebelahnya. "Heran juga kau disini, biasanya kebawah buat ngambil pasta." Feliciano tertawa terkekeh karena apa yang temannya bilang itu memang benar.

saat masih di Nusantara, Ludwig makin lama makin mengerti dengan perbedaan sikap temannya. "omong - omong waktunya makan. Pastamu sudah disiapkan." saat mendengar kata 'Pasta' matanya bercahaya dan tersenyum lebar. Segera langsung masuk lagi kedalam kapal tersebut sambil berterima kasih.

tunggu dulu, ia menoleh kepalanya ke Ludwig. "bagaimana denganmu Veh?" emang si Ludwig udah makan? "Kalau aku sudah, aku juga masih banyak tugas ." mendegar itu, ia pergi lagi untuk makan Pasta.

.

.

.

Di sisi lain, Kartika pergi ke sawah untuk membantu warga - warganya. Kiku pergi ke negara tetangganya untuk alasan tertentu, artinya ia bebas untuk melakukan apa yang ia inginkan.  ia senang melakukan hal yang biasa, begitu juga bersosialisasi. terik matahari begitu panas , namun tak terganggu karena sudah terbiasa.

ia melihat seorang ibu yang tua sedang bahu membahu membawa ladang yang begitu berat. 

karena tak tega, ia segera menghampiri ibu itu untuk membantunya. Ibu tua itu akhirnya terasa terbantu saat merasakan bebannya mulai meringan. ia menoleh kepada wanita yang ia ketahui sebagai persofisikasi indonesia. "terima kasih banyak Indonesia." ucap beliau.

Kartika senang saat mendengar kata 'indonesia' dari ibu itu, terasa mimpinya untuk merdeka akan tercapai. "Tidak usah berterima kasih ibu, melakukan hal ini memang berat,  jadi aku bantu yah." ditawar oleh Kartika dengan nada lembut, tentu ibu itu menerima tawaran tersebut.

"Nak Indonesia, apa kau tak akan dimarahi oleh tuan Nippon?" tanya ibu itu dengan khawatir. Kartika tersenyum dengan hangat lalu menjawab "Jangan khawatir bu, ia sedang pergi ke tempat lain selama dua minggu. jadi aku memiliki waktu luang yang banyak untuk melakukan hal seperti ini."

Ibu itu bertanya tentang kehidupan Kartika saat dengan Kiku "Ada dua personafisikasi dari benua eropa yang datang untuk keperluan medan perang. Mereka berdua lumayan baik dan menarik.

"yang pertama adalah Personafisikasi dari negara Jerman, Jerman itu orang yang tegas dan serius, tapi juga baik hati. badannya besar, matanya berwarna biru langit, dan rambutnya itu blonde disisir kebelakang.

dan yang terakhir itu adalah personafisikasi dari Italia. Italia itu orang yang ceria, pengecut, ramah, dan Lucu. kalau tak salah tingginya itu rata - rata, bola matanya itu unik karena berwarna kuning seperti madu yang manis, ia suka menggoda gadis - gadis tapi tak berlebihan, rambutnya pendek dengan warna seperti warna cokelat - merah muda yang warnanya hampir seperti jeruk maupun stroberi, oh rambutnya juga ada ikal disisi kiri kepalanya.

dia sangat suka Spagetti dan menggambar, jadi setiap aku maupun dia mulai menggambar, kami saling memberi inspirasi dan berbagai macam hal untuk menggambar dengan profesional. mereka berdua orang yang asik! sayangnya sekarang mereja sudah pulang untuk kembali ke medan perang."

setelah bercerita, Ibu tua itu tertawa terkekeh. Kartika memandang ibu itu dengan heran, emang ada yang salah dengan wajahnya? "Ah Indonesia, kau mengingatkan ibu saat aku semuda kamu. aku pernah bercerita kepada teman ibu tentang orang yang aku kagumi sampai begitu banyak yang aku ketahui sehari harinya. dan orang itu telah menjadi suami ibu." ucap ibu itu sambil memotong / memetik beberapa ladang di sekitarnya.

beberapa menit kemudian, Kartika mulai merasa hangat di kedua pipinya. entah kenapa...  ia kembali memikirkan kata kata yang ia ceritakan kepada ibu itu. dia menemukan dirinya becerita tentang pria ceriang italia itu lebih rinci dari pada pria jerman yang tegas itu. akhirnya ladang - ladang itu selesai dan siap untuk diberi kepada pengawas.

ia pulang hanya dengan jalan kaki, tadinya ia ingin naik sepeda, tapi karena memakai rok yang berukuran panjang agak sempit ia memutuskan untuk berjalan kaki. disaat seperti ini, biasanya dia pergi untuk berbelanja sedikit, berbicara dengan orang - orangnya, atau ke taman pustaka sekitar.

bisa dibilang Kartika adalah salah satu dari 'Kutu Buku', atau karena diminta oleh kedua bosnya yaitu Bung Karno dan Bung Hatta. dia sedang mencari beberapa buku yang berkaitan dengan sejarah dunia. ia khawatir dengan kedua adik-adiknya yang masih dalam kendali. selain itu, ia membaca beberapa buku yang menceritakan tentang pulau - pulau yang menceritakan tentang kebiasaan dan budaya mereka.

ngapain baca sejarah tentang pulau - pulaunya sendiri? kan pulau itu anaknya. memang pulau - pulau tersebut adalah anak - anaknya namun karena terlalu banyak dan terlalu beda ia jadi lupa sikap - sikap anak - anaknya tersebut. (Sama kayak aku :v)

°Pulau Aceh berbeda dengan pulau Sumatra

°sulawesi berbeda dengan kalimantan

°Maluku berbeda dengan belitung.

dan seterusnya pulau - pulau memiliki perbedaan yang banyak dan persamaan yang agak sedikit. dan dari sini ia telah belajar. . .

















































































































ternyata anaknya memiliki lebih dari 17.504 anak.

  [Time skip and it's now 15 August 1945]

"PRANG!!"

Kartika terkejut saat mendengar siaran radio yang menyatakan Nippon telah dibom atom oleh Amerika serikat di kota Hiroshima dan Nagasaki. tak hanya itu, petugas bangsa Nippon memohon mati - matian kepadanya untuk menolong sang personafisikasi yang hampir mati akibat dibom atom.

segera ia keluar dan mengikuti sang prajurit sampai di pelabuhan. Kartika sempat menangis saat melihat Kiku terbaring tidur dengan wajah yang terluka parah. Akhirnya sesampai dirumah Kartika, ia menjaga Kiku dengan baik namun pria asia polos itu masih belum bangun juga.

.    .     .

Kartika ikut dengan bosnya untuk perdebatan kemerdekaan Indonesia, bos - bos Kiku yang sedih dan juga merasa bersalah tak mampu memberi kemerdekaan untuk Kartika yang bentar lagi akan keluar dari kesengsaraannya. bosnya yang satu lagi, Bung Hatta. memberi tahu kepada para pemipin jepang untuk jangan segannya untuk mencoba menghentikan mereka yang memerdekakan Indonesia. ditolak, perdebatan itu mulai membuat salah satu dari pemimpinnya mengeluarkan katana mereka, tentu saja Kartika mengeluarkan Bambu runcing yang berukuran kecil dari sakunya untuk melindungi kedua bosnya.

ada yang masih peduli, Seorang Laksamana muda yang bernama Tadashi Maeda yang mempersilahkan
kediamannya sebagai tempat penyusunan naskah Proklamasi kemerdekaan indonesia. ia hanya melihat Bung Karno, Bung Hatta, Soebardjo sedang serius menyusun naskah tidak hanya untuk Kartika namun untuk seluruh pulau indonesia.

Kartika pulang kerumahnya untuk memastikan keadaan Kiku. sesampai dirumah ia menemukan Kiku terbangun dari tempat tidurnya, wajahnya kelihatan masih sakit tetapi dia sebenarnya sudah sehat. tanpa membuang waktu ia segera membawa bubur dan air putih untuk makanannya.

Kiku mempersilahkan kepada yang mengetuk pintu, terlihatlah Kartika yang membawa semangkuk bubur dengan air putih. "Bagaimana keadaanmu Tuan Kiku?" tanya gadis itu dengan lembut. "baik - baik saja, Arigatou Kartika - San" Kiku tersenyum tipis. Kartika menyuap bubur itu kepada pria jepang lahap demi lahap.

"Tadi aku dan bosku menemui pemimpin - pemimpinanmu." Kartika mulai berkata "mereka tak bisa memberikanku kemerdekaan akibat bom atom tersebut, mereka juga akan menghentikan kami jika kita akan memerdekakan negara kami sendiri. namun, salah satu dari bosmu sangat baik tuan Kiku, ia membiarkan kami berada di kediamannya untuk kemerdekaan." Kiku berwajah pucat namun tak mengatakan seolah kata pun.

"apa... kau tak marah kepadaku?" Kartika menatap Kiku dengan khawatir. Saat Kiku memandangnya, dia memberi senyuman halus padanya. "インドネシア" katanya bergumam "itu adalah nama bangsa mu mulai sekarang ne?" Kartika memandang kepada Kiku dengan wajah tak percaya dan mumkin penuh harapan. "Kau dibolehkan sepenuhnya untuk merdeka jika kau ingin Indoneshia - san. aku akan pura- pura tidak mengetahui hal ini." tetesan air terdengar dilantai, Kartika tak bisa menahan tangisannya karena sangking senangnya ia bisa merdeka setelah melalui pengalaman penjajahannya yang terasa pahit. Kepalanya beristirahat di telapak tangan Kiku. Kiku mengelus - elus kepala Kartika dengan lembut.

jika dipandang dari mata, keduanya seakan seperti suami - istri yang tenang. namun hubungan mereka tidak seperti itu. Akhirnya selesai menjaga Kiku, ia segera tidur untuk besok, karena besok adalah hari yang penting dan telah ditunggu - tunggu.

.

.

.

.

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,

diselenggarakandengan tjara saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.Djakarta,

17 - 8 - '05
Wakil2 bangsa Indonesia.

memandang kepada bendera Merah putih. Ia tersenyum dan juga terharu kepada rakyatnya dan juga bosnya menyelanggarakan kemerdekaannya tanpa bantuan negara lain.

hal ini mengejutkan dunia, Indonesia merdeka disaat selesainya perang dunia 2 dan banyak yang mengakui kemerdekaannya tersebut.

namun kemerdekaan tak berhenti disana.

Arthur Kirkland sang personafisikasi dari Inggris memandang kalau para Koloni bisa kembali kepada daerah jajahannya setelah usainya perang dunia 2 dan itu juga tergantung untuk para Axis powers; Feliciano, Ludwig, dan Kiku.

Lars yang juga akan kembali kepada 'putrinya' yang ia anggap masih butuh bantuan. Kartika menolak dengan tegas saat mendengar pernyataan Arthur.

"Aku menolak dengan kembalinya penjajahan setelah usainya perang mengerikan ini. walaupun ada beberapa negara yang masih belum merdeka sepertiku, Bukan berarti mereka tak mendapatkan hak untuk bebas dari tragedi ini Kirkland." Kartika menantang sambil mendobrak meja setelah kata terakhirnya. "Itu takkan Kau bisa hentikan begitu saja Indie, aku masih tak akan mengakui kemerdekaanmu begitu saja kau tahu?" Wajah lars mulai muak dengan perdebatan ini, dia ingin masalah ini segera selesai dan bersama putrinya lagi seperti dulu.

"Kau akan menghadapi konsekuensi yang tak bisa terbayangkan Indonesia. sekarang; kembalikan senjata - senjata yang kau rebut dari Jepang, angkat kedua tanganmu, bawa bendera putih sebagai tanda menyerah. hal mudah ini segera harus kau lakukan sekarang juga" dari suara Arthur, terasa sudah seperti mengancam. Kartika tak merasa pengancamannya. selama penjajahanya, ia selalu diancam, lama kemudian kata 'ancaman' sudah tidak berarti lagi baginya. "Aku lebih baik menantangmu daripada merasakan kepahitan dari konialisme lagi!" teriaknya.

Feliciano mulai khawatir dengan apa yang dihadapi Kartika, begitu juga dengan para negara dunia yang lain. Jujur, Lars tak ingin menyakitinya, karena ia sudah menganggap Kartika sebagai anak putri satu - satunya. tapi mau bagaimana lagi kalau dia sudah seperti ini?

"Aku tak akan Kasihan dengan bentakanmu itu, Miss Kartika. juga, aku tak akan merasa menyesal melakukan perang ini." dari Ancaman Arthur dengan wajah yang sudah tak bisa menahan amarahnya lagi.

Kartika mulai tersenyum menyeringai. "Baiklah" suasana menjadi lebih diam.

semua orang kira dengan kata itu Kartika akhirnya menyerah kepada mereka, namun....

"Tak masalah jika perang besar ini mulai bukan?" Kartika melempar bambunya ke arah meja Arthur yang hampir mengenai tubuhnya, Lars sudah siap - siap menghindari lemparan tersebut karena ketakutan.

terdengar suara dobrakan pintu yang membuat seluruh ruangan disana terdiam.

Pergi begitu saja seperti hantu, ada dan tidak ada yang sadar bahwa ada kertas kecil yang memiliki dua warna

Merah dan Putih

tbc

Nochmals vielen Dank Sagen Sie uns, wenn Sie noch einmal fragen. =
"Terima kasih kembali, jika anda meminta lagi."

[A/N]


(gambar diatas adalah Indonesia versi admin sendiri.)

halo gais! gimana ceritanya?? baguskah? baperkah?
kalian pasti kaget ya kenapa ada scene Japanesia.

"Thor ini gimana sih, kan ini buku Itanesia. kok malah ada Japanesianya sih? ngak bener yang bikin pairing nih"

Woi ngak usah kaya gitu juga kali readers, ini masih buku Itanesia! sengaja author nge add sedikit Japan x Nesia biar kalian tahu gimana hubungannya Jepang dan Indonesia dipandangan Author.

terus ama si Belanda, aku jelasin nih kepada para fans Nethernesia atau apalah. kebanyakan yang memandang Belanda dan Indonesia itu sebagai pairing (yah terserah fans), Kalau author pandangannya mereka itu seperti Ayah dan anak saja.  hubungan mereka yang seperti itu akan masuk akal jika dilihat lagi sejarah antara mereka berdua, Si Kartika ini kadang bisa bahasa belanda dengan fasih, bahasa - bahasa kita pun juga tercampur dengan bahasa belanda.

Belanda sih, kayaknya ngajarin Nesia juga. karena sebelum merdeka, para warga indonesia diperbolehkan untuk kerja, sekolah, bermain, dll. kecuali, kebanyakan dari mereka tidak boleh berteman sama orang belanda. Kayaknya Nesia kesalnya disitu.

sekian itu saja dari Author! sekarang permisi,

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro