04

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"FABIAN ADRIANSYAH ... lo apain gueeee?" teriak Elmira.

Fabian yang sedang mengguyur tubuhnya dengan air dingin, hanya bisa mendengus, mendengar teriakan Elmira yang memekakkan telinganya. Semalaman dirinya menghabiskan waktu bergelut dengan pemandangan tubuh polos Elmira. Namun hasratnya hanya bisa ditelan mentah-mentah. Sebab dirinya hanyalah sahabat gadis itu.

"Apa sih El?" Fabian keluar dengan hanya melilitkan handuk sebatas pinggang.

Elmira yang berniat memaki Fabian, langsung terpaku. Mata Elmira membulat sempurna, dengan pemandangan di hadapannya, 'Demi Cinta milik Rangga! gue terpesona.' gumam Elmira dalam hatinya.

"Am-em itu ...." kata-kata yang akhirnya justru terdengar gumaman dari bibir Elmira.

"Lo kenapa? Apa terpesona karena tubuh sempurna gue?" Fabian menaik turunkan kedua alisnya, dengan seringai devil-nya.

"Aish, pede banget sih lo?" Elmira mencoba menetralkan derup jantungnya yang memompa cepat.

"Kebanyak ngeles lo El, kayak bajaj aja. Ha ha ha ...." Fabian mendekat ke arah Elmira. Mengikis jarak keduanya, tercium bau shampo beraroma mint dari  rambut Fabian yang masih basah.

Mata Elmira membulat kaget, dengan perlakuan Fabian. "Lo ... mau apa, Bi?" lalu matanya terpejam erat. Degup jantungnya semakin cepat, seakan menanti perbuatan apa selanjutnya yang akan dilakukan Fabian. Kini jarak keduanya tak lebih dari 5inci.

"Gue mau ...." Fabian mendekatkan bibirnya tepat di telinga Elmira, "otak mesum lo ilangin!" ucapnya, seraya tertawa bahagia. Melihat wajah merah merona Elmira. Tubuhnya berlalu pergi, lewat jendela menuju balkon kamarnya.

"Fabiannn!" teriak Elmira kembali, saat dirinya ternyata hanya dikerjain sahabatnya.

"Ya Tuhan, ada apa dengan gue? Kenapa jantung gue jadi jogging gini? Padahal dia itu sahabat gue!" gumam Elmira.

Dert dert ....

Matanya langsung berpaling ke arah benda pipih, yang tergeletak di atas nakas. Dengan masih meletakkan tangan kanannya di depan dada, menetralkan degup jantungnya yang cepat.

Ilham Pap

El, besok papi kembali.

Tubuh Elmira langsung terduduk. Kakinya terasa lemas tak berdaya. Sms singkat, yang didapatkannya justru membuat mimpi buruk tadi malam, kembali menghantui.

---------***--------

"Pih, aku mohon jangan tinggalin El di sini sendiri!" tubuh kecil Elmira bersimpuh, di hadapan Ilham.

"Kamu sudah melampaui batas El! Bagaimana mungkin kamu mau membunuh ibu kamu sendiri?" mata Ilham terlihat mengkilat, raut wajah penuh amarah begitu terlihat.

"Demi Tuhan pih, El gak ngelakuin apa-apa. Tante sendiri yang menusuk perutnya pakai pisau. El datang untuk menolong tante. El mohon pih, hik ...." suara Elmira tercekat, dirinya tak tau harus berkata apa lagi. Wajah sendunya tak mampu merubah keputusan sang ayah.

"Sus, cepat bawa dia. Berikan obat penenang agar tidak melukai dirinya sendiri!" dokter Pram, menginstruksikan pada dua orang suster, yang sejak tadi berdiri dikedua samping Elmira.

"Pih, El ... hik ... janji gak akan nakal lagi. Tapi tolong jangan tinggalkan El di sini. El takut ...." suaranya tercekat, saat jarum suntik mengenai tangan kanannya. Kesadaran Elmira mulai hilang, hingga penglihatannya berubah hitam.

Di dalam sebuah rumah sakit, di lantai tiga nomer 102. Seorang wanita, berusia 40-an terbaring lemah. Di sebelah kanan terdapat selang infus. Namun tiba-tiba senyumnya mengembang, saat seoarang dokter datang menghampiri.

"Selamat sore Nyonya, bagaimana keadaan anda?" ucapnya seraya menghampiri, dan memeriksa perban di bagian kanan perut pasien tersebut.

"Ya, lumayan sakit. Tapi semuanya sepadan, dengan keberhasilan yang ku dapatkan. Aku berhasil menyingkirkan cacing tanah itu, dari kehidupanku dan Ilham." seringai kepuasan kentara terlihat diwajah blasterannya.

"Anda tenang saja nyonya, semua akan berjalan sesuai skenario yang anda inginkan. Seperti dulu kita dapat menyingkirkan ibunya, kini giliran anak ingusan itu yang mendapatkan giliran!" tawa keduanya terdengar membahana mengisi ruangan tersebut.

Tanpa di ketahui mereka, seseorang sedang mendengarkan semuanya di balik daun pintu.

Aku di sini kembali. Maaf ku unpub sebagian. Hingga revisi selesai moga suka 😍😍

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro

#me