태형

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Soo-yeon pun menatapi jam dinding yang jarumnya semakin lama terus mendekat kearah angka dua-belas. Perasaan khawatir mulai menghantuinya ketika waktu berjalan lebih cepat dari perkiraannya. Dengan raut wajah yang pucat dan ketakutan, ia duduk di depan kamera.

"He won't recognize me anyway. . ." gumam Soo-yeon sambil menggerakan kakinya dengan gugup.

"Linzy ssi, pasanganmu akan datang sebentar lagi memakai baju merah. Bersiap-siaplah untuk mengejutkannya." bisik sang PD.

"Okay. . ." jawab Soo-yeon sambil menundukkan kepalanya. Tiba-tiba sebuah sosok laki-laki memasuki ruangan. Soo-yeon mulai berjalan merapat ke belakang meja. Dalam hitungan ketiga ia langsung melompat untuk mengejutkan laki-laki tersebut.

"Ha!" teriak Soo-yeon. Namun, alangkah terkejutnya dia ketika menyadari bahwa orang yang ia kejutkan ternyata hanyalah pelayan restoran tersebut.

"Ah. . . Jwisonghabnida [Maaf]. . ." bisiknya sambil menundukkan kepalanya. Pelayan yang terkejut itu hanya bisa berjalan meninggalkannya dengan bingung.

Namun, tiba-tiba Tae-hyung datang memasuki ruangan tersebut. Soo-yeon langsung lemas, ia langsung berlari bersembunyi dengan berpura-pura menjadi staff kamera.

"Anyeonghaseyo. . . Jeoneun Bangtansonyeondan ye Tae-hyung ibnida [Selamat siang, saya adalah Tae-hyung dari BTS]. . ." tutur Tae-hyung yang menundukkan kepalanya dengan hormat kearah para PD.

Para PD yang panik langsung berpura-pura menyuruhnya mencari pasangannya di ruangan itu. Tae-hyung sambil menggaruk-garuk kepala berjalan keliling ruangan tersebut. Dengan mata tajamnya ia menatapi para staff satu per satu. Akhirnya ia berhadapan dengan camera man terakhir yang anehnya menggenakan rok.

"Apakah kau menemukan sesuatu?"

"Puahaha! Itu. . . Baju. . . Itu. . ." gumamnya sambil tertawa terbahak-bahak sebelum raut wajahnya berubah seratus delapan puluh derajat. Ia merasa pernah melihat baju dress merah yang dipakai salah satu VJ.

"Soo-yeon ie?" ucapnya sambil berjalan kearah VJ tersebut. Soo-yeon yang ketakutan beralih ke arah pintu untuk berlari kabur, namun tangan Tae-hyung yang kuat menariknya kembali hingga ia jatuh di pelukannya. Kedua penyanyi tersebut langsung menatap satu sama lain dengan gugup. Tae-hyung yang terkejut langsung menelan ludahnya ketika menyadari bahwa yang ia peluk sebenarnya Soo-jung.

"Ah. . . Anyeonghaseyo. . ." ucap Soo-yeon sambil mundur menjauhinya.

"Ah. . . Ne. . . Mian, bajumu mengingatkanku dengan baju yang pernah aku belikan untuk adikku." ucap Tae-hyung dengan gelisah setelah menyadari kesalahan besarnya.

"It's okay. . . Anyeonghaseyo, namaku Lee Soo-jung. Aku lahir tahun 1998."

"Kim Tae-hyung, kelahiran 1995. Berarti aku oppa bagimu."

"Ah. . . Ne. . ." gumam Soo-yeob yang sedari tadi menghindari pandangannya Tae-hyung.

"Apakah kau sudah makan?" tanya Tae-hyung sambil menatapi jam dinding.

"Sebenarnya. . . Belum. . . Kenapa?"

"Ayo kita makan." ucap Tae-hyung yang tanpa berbicara lebih lanjut langsung menariknya keluar dari ruangan tersebut.

🍀🍀🍀

Suasana ketika mereka makan pun hening, para PD yang saling menukar pandangan akhirnya mengangguk-ngangguk seolah-olah mereka telah menemukan solusi untuk memecahkan keheningan antara pasangan tersebut.

"Linzy ssi, ini adalah mission card kalian, silahkan dibaca." ucap salah satu screen writer sambil menyerahkan secarik kertas kepada Soo-yeon.

👻👻👻
Mission 1 : Haunted House, siapapun yang tidak berteriak akan mendapatkan advantage dalam mission selanjutnya.
👻👻👻

Tae-hyung yang penasaran perlahan-lahan memajukan badannya untuk membaca kartu tersebut. Setelah membaca dengan seksama, ia memundurkan tubuhnya dengan seringai kecil pada wajahnya. Dengan mudah, ia sudah bisa menebak ide para PD yang sangat obvious.

"Baiklah, ayo kita berangkat sekarang?" tanya Tae-hyung dengan ceria sambil menarik tangan Soo-yeon yang diam membeku begitu saja.

"Ne?" jawab Soo-yeon sambil beranjak dari kursinya dengan wajah kaku bagaikan es.

"Haunted housenya berada di taman di samping restoran ini. Para VJ akan tetap mengikuti kalian masuk, atau tidak usah?" ucap salah satu PD sambil menoleh kearah script writer disampingnya.

"Kirim satu saja, VJ itu akan mengikuti kalian dari belakang. . ." ucap sang script writer.

"Keurae, gaja!" ucap Tae-hyung sambil menarik tangan Soo-yeon.

Para PD pun tersenyum dengan licik sambil mengikuti mereka. Mereka pun bersiap-siap untuk mission pasangan tersebut agar menjadi seru.

🍀🍀🍀

"Apakah kita langsung masuk begitu saja?" tanya Soo-yeon kepada salah satu VJ yang mengikuti mereka. Sambil menunggu respon sang VJ yang menghubungi PD utama, wajah Soo-yeon yang awalnya ceria semakin lama semakin pucat.

"Seolma (jangan-jangan), kau tidak takut hantu, kan?" tanya Tae-hyung sambil tersenyum manis di depan kamera. Seingatnya, Soo-jung yang ia kencani dulu tidak gemetar meskipun menonton film horror maupun memasuki rumah hantu.

"Silahkan masuk!" ucap sang VJ dengan tangannya yang membukakan jalan bagi Soo-yeon dan Tae-hyung.

"Ne. . ." bisik Soo-yeon sambil berjalan perlahan kearah pintu. Pasangan tersebut mulai berjalan secara terpisah melalui kain sekat hitam di pintu entrance. Tiba-tiba sang VJ mendorong mereka dengan keras dan mengunci pintu entrancenya.

Tae-hyung tetap menjaga ketenangannya dengan meletakkan kantongnya di sakunya dengan santai. Namun, Soo-yeon yang ketakutan hanya bisa keringat dingin dengan tubuh gemetaran di depan pintu yang terkunci itu. Kamera CCTV tanpa mereka sadari bergerak-gerak dengan kencang diatas mereka.

"A-Apakah k-kita harus. . . memasuki. . . k-kamar itu?" tutur Soo-yeon dengan suara maupun tubuh yang gemetaran. Tae-hyung yang berada di sampingnya langsung menatapinya bingung.

"Seolma. . . Kau benar benar takut hantu?" tanya Tae-hyung. Tiba-tiba soundtrack teriakan wanita menyerang telinga pasangan tersebut, Soo-yeon tanpa peringatan langsung jatuh menangis sambil berjongkok ketakutan.

"Soo-jung a, apakah kau baik-baik saja?" tanya Tae-hyung sambil berlutut di depannya.

"I'm scared. . ." bisik Soo-yeon yang berusaha menahan tangisannya. Tae-hyung perlahan-lahan maju dengan gugup dan merangkulnya.

"Ada apa denganmu? Ini tidak sepertimu biasanya?" bisik Tae-hyung sambil menahan mic di bajunya agar suaranya tidak masuk rekaman.

Mata Soo-yeon pun melebar, ketakutannya terhadap hantu bisa saja membongkar rahasianya. Ia langsung berdiri dan lari sekuat tenaga melewati rintangan di rumah itu. Tae-hyung perlahan-lahan mengikutinya dari belakang dengan santai.

"Soo-jung ie, kan tidak takut hantu, yang takut hantu kan. . . Soo-yeon?!" gumamnya sambil berjalan keluar exit. Ia menemukan Soo-jung yang pucat putih sambil sesak nafas diluar dalam posisi sekarat. Tae-hyung langsung berlari ke aarah kerumunan staff disekitarnya.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanya Tae-hyung dengan nada khawatir.

"Itu masalahnya, kenapa kalian malah jalan sendiri-sendiri, harusnya kan kalian paling tidak berpelukan?" ucap sang PD dengan ketus.

"Masalahnya adalah, kalian seharusnya tidak menguncinya ditempat yang ia takuti, bagaimana kalau dia terkena serangan jantung? Apalagi dengan jantungnya yang lemah!" teriak Tae-hyung kearah PD.

"Bagaimana kau bisa tahu kalau ia takut hantu dan punya jantung yang lemah?" tanya PD sambil menatapinya dengan bingung.

"Ah. . . Itu. . . Aku. . . pernah melihatnya mengatakan itu di sebuah variety show." ucap Tae-hyung sambil menghindari pandangan PD itu.

"Bukankah Linzy ssi tidak pernah mengikuti variety show lain selain acara ini?" tanya sang PD.

"Aish. . . Sudahlah, kita akhiri shootingnya dulu. Kita lanjutkan lusa saja." ucap Tae-hyung yang langsung mengangkat Soo-yeon kearah taxi.

"Ya! Neo eodiga? (kau mau ke mana)" tanya sang PD disertai para staff lain yang menoleh kearah Tae-hyung.

"Byeongwon ie yo, wae? (Ke rumah sakit, memangnya kenapa?)" balas Tae-hyung ketus sambil memasuki taxi tersebut dengan cepat.

🍀🍀🍀

"Permisi Lee Soo-jung ssi, kami akan melakukan tes darah, silahkan ikut kami ke dalam lab." ucap salah satu perawat sambil membopong Soo-yeon yang masih lemah ke dalam lab. Setelah menyerahkan Soo-yeon ke perawatnya, Taehyung segera berlari ke lobby dan meminjam telfon umum.

"Hyung, tolong jemput aku. Sekarang aku ada di Rumah Sakit Hae Sung." ucapnya sambil menutupi mulutnya agar tidak terlihat orang lain.

"Kenapa kamu tiba-tiba di Rumah Sakit?" tanya RapMon dengan nada khawatir.

"Soo-jung pingsan di shooting barusan. Wajahnya pucat jadi aku membawanya kesini."

"Aish, wanita itu memang terlalu banyak membuat masalah!"

"Arraseo hyung, jemput sajalah aku. . ."

"Okay, tunggulah aku disitu. . ." balas RapMon sebelum mengakhiri panggilan.

Tae-hyung pun berjalan perlahan kearah kursi sambil memasang maskernya. Ia duduk merenung kejadian aneh yang ia alami sebelumnya, semua terasa seperti dejavu. . .

🍀🍀🍀

"Soo-jung ie, ayo kita masuk ke rumah hantu!" teriak Tae-hyung sambil menarik Soo-jung ke arena permainan rumah hantu.

"I'll be fine, but will you be once we get out?" tanya Soo-jung sambil menoleh kearahnya.

"Eung! Ayo cepat!" teriak Tae-hyung sambil berlari untuk mengantri di depan entrance Rumah Hantu.

"Baiklah!"

Soo-jung  memasuki rumah hantu dengan santai, ia bahkan tidak menunjukkan sedikit pun ekspresi terkejut. Wajahnya datar, dan tangannya santai. Tae-hyung hanya bisa tersenyum menatapi pacarnya yang terlalu santai, ia tiba-tiba merangkul Soo-jung dan menariknya keluar dari rumah hantu.

"Ah, mwo ya!" teriak Soo-jung sambil tertawa geli.

"Aish, kenapa kamu bisa datar begitu? Apakah terlalu membosankan?" tanya  Tae-hyung sambil menurunkan Soo-jung.

"Bukan begitu, aku memang tipe yang tidak takut hantu, tidak seperti adikku yang histeris kalau berada di tempat yang gelap." ucap Soo-jung sambil meraih tangan Tae-hyung.

"Adikmu tinggal di Canada, kan?"

"Yup, namanya Lee Soo-yeon. Dia gadis yang baik, terlalu baik bahkan. Aku khawatir apa yang akan terjadi jika seorang laki-laki mematahkan hatinya." ucap Soo-jung sambil berkerut.

"Bagaimana denganmu? Apakah kau mudah sakit hati?" tanya Tae-hyung sambil menoleh kearahnya.

"Nope, aku sudah sering mengalaminya. Tetapi satu hal yang pasti, jika ada laki-laki yang menghancurkan hatinya Soo-yeon, aku akan membunuhnya." jawab Soo-jung dengan ekspresi dingin.

🍀🍀🍀

"Aduh, Soo-yeon ie, kau bodoh sekali! Eonni kan tidak takut hantu! Kenapa kau kemarin melakukan kesalahan sebodoh itu!" gerutu Soo-yeon sambil menyisir rambutnya, bersiap-siap untuk schedule selanjutnya.

"Soo-jung ssi! Kita akan berangkat ke Music Core dalam lima belas menit!" teriak Manajer eonninya.

"Ne, Eonni!" teriak Soo-yeon sambil cepat-cepat merapikan tasnya. Ia segera berlari turun tangga dan membawa sepatunya dengan buru-buru kearah van.

"Siapa yang comeback minggu ini?" tanya Soo-yeon sambil merapikan posisi kursinya. Sebagai seorang host music show, ia harus peka terhadap semua informasi mengenai para artis yang lagi comeback, hot scandals, dan lain-lain.

"iKon, VIXX, Seventeen, EXO, BTS, Girl's Day, itu saja yang aku tahu. Aku dengar, hari ini BTS akan mengikuti acara di Weekly Idol." balas Manajer eonninya.

"iKon, VIXX, Seventeen, EXO, BTS. . . Tunggu sebentar, BTS?!" teriak Soo-yeon dengan terkejut. Lagi-lagi ia harus bertemu dengan Tae-hyung.

"Ah, tadi Jin-hwan ssi menelponku." ucap sang manajernya.

"Apa katanya?"

"Ia bilang ingin menemuimu sebentar di waiting roomnya."

"Baiklah!"

"Mengenai kejadian WGM kemarin lusa, Yang sajangnim telah menyelesaikan pressnya. Karena itu tenang saja." ucap sang Manajer sebelum mengerem mobilnya di depan gedung MBC.

"Eung, arraseo [Aku mengerti.] Aku berangkat dulu Eonni!"

"Aku akan menyusulmu setelah aku kembali dari agency!" teriak sang Manajer yang masih menunggu agar Soo-yeon memasuki gedung sebelum ia meninggalkannya.

🍀🍀🍀

"Oppa!" bisik Soo-yeon yang mengintip ke dalam pintu dressing roomnya iKon.

"Ah, Soo-jung a!" balas Jin-hwan yang langsung berlari membukakan pintu.

"Oh, Soo-jung ie?" ucap Jun-hoe sambil menatap pantulan kacanya.

"Ikuti aku kebelakang sebentar," ucap Jin-hwan sambil menarik tangan Soo-yeon. Sebelum mereka keluar, Soo-yeon tidak lupa untuk memberikan high-five ke para member lain untuk menyemangati mereka.

"Ini, buku diary milik Soo-jung. Kau mungkin akan membutuhkannya. Aku sudah memberikan catatan tambahan agar samaranmu tidak terbongkar. Tapi, ketika aku membaca tulisan Soo-jung di hari-hari terakhir, diarynya dipenuhi tulisan nomor telpon yang tidak dikenal. Aku tidak sempat melacaknya, tapi aku merasa aneh saja, mengapa bukunya selama seminggu sebelum ia meninggal dipenuhi nomor telpon serta tagihan dalam kurs dollar."

"Eung, arraseo, aku akan mencoba mencari tahu." bisik Soo-yeon sambil mengangguk kearah Jin-hwan.

"Soo-yeon a, jangan pernah mempercayai siapapun dengan mudah. Karena seperti yang kamu tahu, looks can be deceiving, dan itu juga termasuk manajer maupun staff YG. Berhati-hatilah!" bisik Jin-hwan sebelum meninggalkan Soo-yeon yang masih termenung dengan buku harian kakaknya.

Soo-yeon pun membuka halaman terakhir dari buku harian kakaknya.

"23.04.2017.                                        12:41
Soo-yeon a,
I'm sorry. . .
Please forgive me. . .
010-9871-4567

010-6477-9870
+62898765432

$567.000
$457.789 = 널위해서.

Soo-yeon ie, aku akan memberitahumu semua suatu hari nanti."

Ia menatapi angka tagihan dalam kurs dollar tersebut dengan bingung.

"Angka-angka ini. . . Aku pernah melihatnya sebelumnya dimana ya?" guman Soo-yeon sambil melirik ke pojok kanan atas kertas tersebut.

"Oh? Seperti biasa eonni memang ceroboh dengan bolpen. . ." gumamnya sambil menatapi bocoran tinta hitam diatas kertas tersebut. Namun, matanya pun melebar ketika ia menyadari bahwa ada tulisan tersembunyi yang terlihat samar-samar.

"나아니야수연아도망가!"

"Ini bukan aku. . ." gumam Soo-yeon sambil mendekatkan buku itu kearah matanya. Matanya melebar ketika ia membalik halaman tersebut ke halaman di depannya. Bocoran tintanya biasanya ada di sebelah kiri karena Soo-jung kidal, namun mengapa di halaman terakhir yang berisi angka-angka tadi, bocorannya ada di sebelah kanan?

"Ini. . . Seolma. . ." gumam Soo-yeon dengan jantung yang detaknya semakin cepat.

—End of Chapter 10 : 태형—

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro