17. Red Wines

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Part 17 yang akan kamu baca di bawah ini adalah versi syariah, atau versi pendek, atau semacam versi sampel dari Trapping Mr. Mahmoud part 17. Red Wines yang sesungguhnya. Wkwk

Untuk membaca lengkap empat kali lipat lebih detail, panjang, dan mendebarkan, silakan langsung ke Karyakarsa.com/Kincirmainan. Extended part yang lebih asoy sudah di-post di sana sepanjang 4500 kata atau sebanyak 35 halaman pdf.

Di KaryaKarsa, klik list Karyaku, lalu geser ke kategori Trapping Mr. Mahmoud dan temukan Trapping Mr. Mahmoud 17. Red Wines (Extended Version) dengan IDR 10K kamu bisa mengunduh file rahasia yang tak diperkenankan untuk disebarluaskan, atau langsung membaca lewat website/ aplikasi Karyakarsa.

Cara dukung di KaryaKarsa bisa kamu lihat lebih detail di akhir part ini.

BACA INI jika kamu mengalami kendala dalam mengakses Karyakarsa, kamu bisa memesan cerita ini lewat WHATSAPP

Caranya:

1. Lakukan transfer sebesar Rp10.000,- ke Norek BCA: 4260285080 an Aditya Pilar Birana

(Kalau bisa berikan berita atau keterangan: TMM (NAMA KAMU))

2. Kirim bukti transfer beserta alamat emailmu ke WA 0813-9151-9251

3. Jika sudah kuverifikasi, file akan dikirim ke emailmu.

4. Sabar, file akan dikirim sesuai antrean WA yang masuk. Sekali lagi kalau mau cepat memang lewat KaryaKarsa, ya.

UNTUK CARA DUKUNG DI KARYAKARSA LEBIH MURAH DARIPADA VIA APLIKASI, ADA TAMBAHAN INFO DI BAWAH, YA.

FAQ
KALAU CUMA BACA DI WATTPAD BISA TAU CERITANYA NGGAK, KAK?

Bisa, kok, tapi tetep aja bakal ada detail-detail yang missing kalau tahu-tahu Mahmoud atau Mina ke depannya membahas adegan tersebut.

Healthy Fun Facts

Anggur merah mengandung kuersetin, antioksidan yang melancarkan aliran darah. Mengonsumsi anggur merah secukupnya setiap hari dapat meningkatkan gairah seksual, pelumasan, dan fungsi semua organ seksual.

***

Entah apa yang kupikirkan, tapi aku ingin sekali bercinta dengannya malam ini. Aku tahu itu kurang ajar, tapi bukankah dia yang bilang, aturannya masih bisa diperpanjang sampai pagi? Aku mundur untuk menguji imanku, tapi imanku ternyata tak seberapa dibanding godaan syaiton yang terkutuk. Aku tidak mabuk, tidak dalam pengaruh apapun, tapi mati-matian meyakinkan diri bahwa aku boleh-boleh saja menyambut ajakannya yang terang-terangan. Habis bagaimana? Dia begitu cantik, ciumannya seakan melekat terus di bibirku. Setiap kali aku menjilat bibirku sendiri di sepanjang perjalanan menuju apartemennya, yang kurasakan hanya bibirnya.

Bu Mina memagut bibirku. Lengannya mengalung erat di leherku begitu kedua lenganku mendekapnya. Aku membalas mengulum bibirnya yang manis dan lembut, aroma napasnya begitu memabukkanku. Mungkin, aku sendiri yang mabuk. Lebih mabuk darinya yang sudah menyesap beberapa gelas cairan merah yang sempat kusesap dan kumuncratkan karena rasanya terlalu keras untukku. Lidahnya menjulur, menjilat bibirku saat kuluman bibirku terlepas. Kami bersitatap sedetik, aku menatapnya ragu. Benarkan ini yang diinginkannya? Seolah ingin meyakinkanku, perempuan itu menjawab keraguanku dengan menyatukan bibir kami kembali dalam ciuman. Dadaku berdegup kencang, seperti akan meledak. Dengan berani dia mengangkat kakinya hingga mengait di pinggangku. Aku tidak berpikir lurus saat tanganku mengusap pinggulnya, dan mengentak satu kakinya yang lain menyusul. Perempuan itu berada dalam gendonganku seperti bocah. Sementara bibir kami menyatu, aku membawa beban ringan di lenganku itu dengan mudah menuju pintu.

Di dalam ruang yang lantas tertutup, dengan bibir yang masih saling memagut, Bu Mina yang kudesak di dinding lorong apartemennya berusaha menarik lepas blazer Mas Gio dari tubuhku. Bibirku mulai menyasar rahangnya, merayap turun menjelajahi leher jenjangnya yang wangi sementara tanganku sibuk menanggalkan blazer. Aku menciumi bahunya, Bu Mina mendesah sambil membuka kait-kait kancing kemejaku.

"Di sana, Moud," katanya dengan suara berat terdesak gairah. "Leherku sakit."

"Bu Mina-"

"Hssst...," katanya, membungkam mulutku. "Jangan berpikir, lakukan saja. Kita pikirkan hal-hal lainnya besok pagi."

Aku mengangguk setuju, membawanya turun hingga kaki-kakinya menjejak di tanah lagi. kusambut tangannya yang menggandengku, membimbingku memasuki unit apartemen yang jauh lebih mewah daripada milik Adrian. Kami masuk ke sebuah kamar, Bu Mina membiarkan lampunya tetap padam. Namun dalam minimnya cahaya sekalipun, aku masih bisa melihat jelas lekuk-lekuk tubuh indahnya saat ia menanggalkan gaun marunnya hingga terpuruk di bawah kakinya. Aku menatap gaunnya, seperti itulah aku sekarang.

"Sini, Moud," ajaknya seraya berbaring di atas tempat tidur dalam keadaan setengah telanjang.

Aku menelan ludah gugup, bergeming. Bertanya-tanya apakah ini mimpi.

"Mahmoud!" seru Bu Mina tertahan, aku tersentak dari lamunanku. Perempuan itu merangkak lambat ke tepi ranjang, lalu kembali duduk di atas lututnya, napasnya diembuskan. Dia menarik ujung-ujung kemejaku dan mengaitkan kancing terbawahnya, "Kalau kamu mau pulang, aku nggak akan marah. Jangan lakukan kalau kamu nggak ingin."

Tanganku menangkap pergelangan tangannya. Satu lututku naik ke atas tempat tidur, disusul yang lain. Kubawa ia berbaring dan kucium bibirnya lembut. Selanjutnya, kubiarkan insting memimpinku.

(Mau baca detail apa yang terjadi sama Mina dan Mahmoud malam itu? Silakan baca Trapping Mr. Mahmoud part 17 di Karyakarsa. Di sana lebih lengkap dari awal hingga akhir. Yang dipost di Wattpad ini versi pendeknya aja. Yang udah baca di KaryaKarsa pasti tau banget bedanya 🤣)

Wahai Sigit Handam Almahmoudi, apa yang kamu lakukan semalam???

Aku tersentak bangun.

Ruangan yang semalam kami tinggal tidur dalam keadaan gelap kini terang. Matahari pagi telah diam-diam menyingsing tanpa sepengetahuanku. Sinarnya menembus tirai tipis yang melapisi jendela kamar, memberiku pencahayaan yang akhirnya cukup untuk mengevaluasi seluruh isinya. Saksi-saksi bisu perbuatanku. Perbuatan kami.

Aku selalu bangun siang sejak tinggal di Jakarta, yang sebenarnya baru beberapa hari lalu. Mulai besok, aku akan memperbaiki kebiasaanku.

Kepalaku menoleh ke sisi lain tempat tidur. Kupijit pelipisku pelan. Bu Mina masih tertidur pulas dengan sisa riasan wajah di sampingku. Semalam dia terlalu lelah untuk beranjak dari tempat tidur. Aku yang membuatnya kelelahan. Tak perlu menunggu pagi, begitu pelepasan keduaku yang begitu memuaskan, kami saling canggung satu sama lain. Bu Mina memintaku melihat ke arah lain saat ia mengendap ke kamar mandi untuk membersihkan diri, tanpa memberesi jejak-jejak gincu yang berantakan akibat ulahku. Kupikir, celaka, Mahmoud. Kamu nggak lari saat masih bisa lari.

Katanya, anak kota sering pulang dalam keadaan mabuk, lalu bercinta sembarangan. Aku bahkan tidak mabuk dan aku bercinta dengan bos yang baru sehari mempekerjakanku. Imbauan Adrian kuabaikan. Kemungkinan besar dia sudah memberondongku dengan ribuan pesan, menanyakan di mana keberadaanku semalam.

Tapi celaka kubilang?

Semalam aku tidak merasa sedang celaka, sebaliknya, aku merasa sangat beruntung sampai rasanya bagaikan terbang di awan-awan. Apa yang harus kukatakan pada Adrian? Menginap di kantor gara-gara lembur? Lembur ngapain? Mengelap piring dan gelas sampai mengilap? Dia pasti akan curiga, tapi... tentunya dia tak akan menyangka aku dan Bu Mina sudah melangkah sejauh ini. Aku, yang hanya dipekerjakannya sebagai pesuruh. Logikanya, dia seharusnya tak mau.

Kepalaku menoleh lagi. Bu Mina berbaring telungkup, alam bawah sadar masih kuat menguasainya. Dia menghadap ke arahku dengan mata tertutup rapat, tangannya tertindih pipinya yang halus. Aku bahkan masih bisa mengingat bagaimana rasanya mengelus pipi itu. Selimut membungkus rapi pinggulnya, punggungnya tetap telanjang. Aku tidak berani banyak bergerak meski saat ini aku seharusnya sudah bangun dan pergi kalau tak ingin terlambat ke kantor, tapi takut mengusiknya. Kusangga kepalaku dengan tangan, melamun membayangkan betapa lembut dan manisnya berbagi cinta dengan perempuan ini. Aduh, Moud... kamu sudah bikin dosa, tapi nggak merasa berdosa. Malah keenakan mengingat-ingatnya. Caranya menyebut namaku, caranya memintaku berhenti memanggilnya 'ibu' saat tubuhnya berada di bawahku... tak bisa kulupakan. Ingatan itu terekam lebih sensual dalam otakku daripada semua prosesi bercinta yang kulalui dengannya.

Aku berhasil menutup kembali pintu kamar tanpa suara, mendesah sedih. Beginilah kalau perjaka tua kelamaan tinggal sama orang tua di kampung lalu dipegang-pegang tanpa izin oleh cewek kota, langsung bawa-bawa perasaan.

Sambil menunggu lift membuka, aku merogoh ponsel dan memeriksa apa saja yang kulewatkan semalam. Ternyata tak ada, ponselku sepi-sepi aja. Tidak ada panggilan Umi pada jam salat subuh, tak ada chat Adrian yang kupikir akan memenuhi memori HP usangku. Cuma ada satu pesan darinya yang dikirim pada lewat tengah malam, "Mu, aku nggak pulang malam ini. Ada pesta buat ngerayain keberhasilanku di agency. Tapi sayang aku nggak dikasih ngundang kamu, Bro. Next time aku ajak kamu makan buat merayakannya juga, ya?"

Napasku terembus lewat mulut. Aku selamat.

Cara mengakses versi panjang di Karya Karsa

1. Buka link website Karyakarsa.com/kincirmainan, atau unduh aplikasinya di IOS dan Android

2. Untuk mendukung, kamu harus membuat akun dulu menggunakan emailmu. Login nantinya dengan email yang sama, ya.

3. Follow aku di sana di akun Kincirmainan

4. Klik Karya

5. Cari kategori Trapping Mr. Mahmoud

5. Klik Trapping Mr. Mahmoud 17. Red Wines (Extended Part)

6. Klik tombol biru

7. Kamu bisa ngasih aku tip juga lho, hehe... tapi ini nggak wajib, ya....

8. Pilih Payment Method/ Metode Pembayaran senyamannya kamu

9. Klik Konfirmasi pembayaran/ confirm payment

10. Halaman akan diarahkan ke aplikasi pembayaran yang kamu pilih

11. Bereskan pembayaranmu, jika sudah terima email bahwa kamu berhasil mendukung, kembali ke halaman yang kamu dukung tadi. Kalau nggak bisa langsung terbuka, coba logout dulu. Kalau tetap nggak bisa, hubungi aku, atau DM Instagram Karyakarsa.id

12. Unduh PDF dan buka file dengan password yang sudah kucantumkan di sana

13. Kalau nggak mau download pdf, kamu juga bisa langsung baca di situ

14. Love dan komen juga di sana kalau mau, ya

15. Terima kasih. Dukunganmu sangat berarti buat kreator-kreator kecil kayak aku

16. Buat kamu yang baru menemukan cerita ini dan berniat mengikuti TMM premium (versi cerita jauh lebih panjang dan detail 😏 dari versi Wattpad) aku ada paket pertama berisi part 17, 21-35 dengan nilai dukungan 75k. Jadi kamu bisa beli sekaligus sampai part 35. Hemat 10k dari beli eceran.


Part selanjutnya udah ada ya

Part 51-60 sudah ada


Part 61-70 sudah ada juga (cuma 30k)

Part 71-80

Buat kamu yang ikutin dari part 17 di KK, jangan lupa selalu kumpulin bukti dukungan karena EBOOK versi premium nggak akan kujual bebas. Hanya buat pendukung semua part satuan atau paket di KK.


Hai ada tambahan info nih soal mendukung di karyakarsa:

Baca, ya...

Buat kamu yang belum tahu, sekarang dukung karya di karyakarsa kalau lewat aplikasi, harus top up saldo koin dulu. Koinnya juga cukup mahal,

SOLUSINYA:

1. Buka akun karyakarsaku lewat web (Browser, kayak google chrome, atau browser yang ada di Hp atau laptopmu.)

2. Lakukan dukungan via web saja. Setelah dukungan kamu lakukan, baru baca di aplikasi (atau langsung di web juga nggak apa-apa)

3. KENAPA?

Sebab, di web kamu masih bisa mendukung per part dengan Rupiah menggunakan e-wallet (Shopeepay, DANA, OVO, transfer bank, dsb) seperti biasa.

Di WEB kamu juga bisa TOP UP saldo koin dengan harga jauh lebih murah dan sesuai konversi 1 koin=100 rupiah

Jadi di aplikasi, kamu kalau beli 200 koin (Senilai 20ribu rupiah) itu seharga 29ribu rupiah. Di web, harganya tetap 20ribu rupiah.

Jadi saranku, supaya kamu tetap bisa akses karyaku dengan mendukung sesuai harga yang kuberikan, dukunglah via web saja.

Terima kasih,

Kin

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro