Chapter II - Kick-Off

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Alert: 1 Reminder
Subject: Kick-off Digital Claim Submission meeting
Room: Board Room
9.30 AM
Due in: 15 minutes
[Dismiss]  [Snooze]

Ambar menatap pop-up message yang berasal dari microsoft outlook. Sebuah reminder akan meeting pagi ini. Sebuah proyek besar yang akan dipegangnya sebagai senior business analyst. Sebelum-sebelumnya dia masih junior saat terlibat dalam proyek besar. Tentu saja ini akan sangat mempengaruhi karirnya. Maka degup jantungnya pagi itu rasanya bagai sebuah drum yang ditabuh saat akan memulai perang.

Proyek ini adalah salah satu proyek besar Azure yang akan masuk dalam KPI perusahaan tahun ini. Proyek yang dijanjikan Pak Julius untuk promosi Ambar menjadi manajer di tim Business Analyst. Karena masuk dalam KPI perusahaan, ini artinya kesuksesan proyek ini juga menentukan nilai bonus tahunan tahun depan dan rencana promosi Ambar jadi taruhannya.

It's not gonna easy, ucap Ambar dalam hati.

Ambar kemudian menklik tombol snooze dan melanjutkan pekerjaannya hingga pukul 9.29 tepat. Ia kemudian menutup laptop dan membawanya ke ruang meeting  paling besar di lantai enam. Lantai khusus direksi yang memiliki ruang meeting terluas. Ruang meeting yang khusus diperuntukkan untuk meeting-meeting penting atau meeting bersama direksi, seperti meeting kick-off project kali ini.

Jelas Ambar bukan orang pertama yang ada di sana. Sudah ada Anggun dari department Project Management Office yang duduk di bangku tengah, Pak Sudaryo dan Pak Juanda dari pihak user (yang mana adalah tim dari departemen klaim) yang berada di seberang Anggun. Ambar memilih duduk di sebelah kanan Anggun, yang mana dia sudah kenal sebelumnya, karena Anggun adalah teman satu tim Yoga di PMO. Walaupun Ambar nggak kenal-kenal banget sih karena belum pernah satu proyek dengan dia.

Tiga orang berjalan bersamaan di lorong ruang meeting. Saat ketiganya sampai di ambang pintu ruang meeting, si laki-laki yang nampak paling muda di antara mereka, mempersilakan laki-laki dan perempuan yang nampak lebih tua masuk terlebih dahulu. Jelas aja, soalnya bapak-bapak itu adalah Chief Technology Officer, yang mana juga merupakan bos Ambar dan Pak Julius. Sedangkan si ibu-ibu adalah Chief of Group Insurance. Para direktur yang menjadi penanggung jawab proyek ini. Ambar menebak-nebak, mereka pasti habis quick meeting di ruangan Matthew, CEO atau direktur utama Azure Life, makanya bisa datang berbarengan.

Ambar memerhatikan laki-laki yang nampak seumurannya. Mungkin sedikit lebih tua di atasnya. Dengan wajah terangkat, dada membusung dan bahu agak ditarik ke belakang ia berjalan dengan langkah agak cepat, sigap, dan nampak penuh percaya diri menuju bangku terdepan. Gani, batin Ambar. Dia jadi terbayang kata-kata Yoga soal cowok ini, yang katanya ambisius karena sedang dipersiapkan untuk naik jabatan ke level senior manager. Arogan banget gaya jalannya! Batin Ambar. Lebih seperti terkesima, bukan nyinyir.

Bukan Ambar tidak kenal dengan Gani sama sekali sebelumnya. Gani kan teman Ersa, dan Ambar cukup akrab dengan Ersa karena mereka pernah beberapa kali bekerja sama. Hanya saja pekerjaan Ambar belum pernah bersinggungan dengan Gani sebelumnya. Jadi ya mereka cuma kenal-kenal nama saja dan menyapa lewat senyum aja kalau berapapasan.

Setelah semua orang berkumpul, Gani mulai berdiri dan membahas proyek yang akan mereka mulai. "Selamat pagi, Bapak dan Ibu sekalian," ucapnya dengan suara lantang dan tegas. Sekali lagi, dia terdengar sangat percaya diri. Seperti sudah biasa berhadapan dengan para direktur. Ya, mungkin memang sudah bisa sih karena jabatannya sebagai project manager yang terbiasa memimpin proyek.

"Terima kasih sudah datang ke kick-off meeting proyek Digital Claim Submission untuk Group Insurance. Mungkin beberapa dari bapak-ibu sudah tahu tujuan proyek ini," lelaki itu, Gani, menampilkan slide presentasi ke layar putih di depan. Slide yang sudah dibuatnya perihal initiation project. Ia pun melanjutkan, "Saat ini aplikasi self-claim yang kita punya hanya untuk channel individual insurance, itupun belum terintegrasi dengan aplikasi workflow yang kita punya." Gani lalu mengganti slide dengan skema flow bisnis aplikasi milik channel individual yang sudah berjalan saat ini. Kemudian ia berdiri menuju layar untuk menjelaskan flow tersebut.

Setelah itu, slide berganti dengan rancangan flow untuk aplikasi yang akan dibangun. Dia menjelaskan dari hulu ke hilir. Dari input data sampai data tersebut masuk ke dalam wadah pengolahan data yang sudah dimiliki Azure saat ini. Untuk ukuran orang yang nggak megang teknis, Gani ini cukup menguasai flow dan kelihatan orang yang paham cara kerja teknologi. Maaf maaf nih, biasanya senior-seniornya Gani kalo ngomongin teknologi macam segalanya serba canggih. Padahal kecanggihan itu harus dibuat oleh manusia, yang mereka sendiri suka nggak ngerti gimana supaya membuat sesuatu secanggih itu.

Suara Gani ini lantang, penekanan-penekanan di beberapa kata yang terdengar tegas, dan penuh percaya diri, Gani juga menyampaikan beberapa hal yang ia rangkum dari meeting direksi. Bagaimana ekspektasi direksi, ekspektasi user, untuk nantinya menjadi sebuah solusi bagi tim internal dan nasabah. Karena nasabah group insurance ini kan lebih banyak daripada individual.

Salah satu hal yang Ambar sukai dari bekerja dalam proyek besar seperti ini adalah ketika sebuah solusi bisnis dibangun dari hal-hal kecil disatukan satu-persatu, saling berhubungan, lalu nantinya akan menjadi sesuatu yang besar. Ya, kayak main lego aja. Potongan-potongan kecil yang nggak tau bakal jadi apa, digabungkan satu-persatu bisa membentuk apa aja.

Setelah membicarakan flow, Gani kemudian menampilkan skema timeline dari elaborasi sampai deadline production. Kurang lebih cuma dikasih waktu tiga bulan! Glek! Ambar menelan ludah. Tiga bulan termasuk UAT... gila! Developnya sih mungkin bisa di push habis-habisan, cuma tes integrasinya itu lho! Ini adalah aplikasi yang akan berhubungan dengan beberapa sistem lain, ada juga yang bahasanya pemogramannya beda. Jadi yang di develop bukan cuma dari sisi front-end aja, back-endnya juga.

"Gimana, Ambar, Alex?" tanya Bu Hilda, Chief of Group Insurance yang tadi datang bersama Gani, memecah kesibukan dalam kepala Ambar yang sedang membayangkan menyelesaikan tugas dalam tiga bulan.

Alex senyam-senyum sambil mengangguk-angguk. Kayaknya pikiran Alex sama nih sama gue! Batin Ambar. Alex adalah salah satu lead front-end developer. Dia yang akan bekerja bersama Ambar untuk develop aplikasi tersebut.

"Gani udah kenal belum sama Ambar?" tanya Bu Hilda lagi. Nadanya sedikit menggoda. Maklum, ibu-ibu emang sukanya cengin gadis-gadis muda di kantor yang masih jomblo. Seperti karakter tetua di novel-novel Jane Austen, dari abad ke-18, mulut ibu-ibu tuh nggak berubah sampai abad 21 gini.

Gani menyunggingkan senyum dan menjawab, "Masih banyak waktu kok bu buat kenal Ambar lebih jauh. Proyeknya masih panjang," ujarnya bercanda dan disusul dengan tawa kecil dari semua orang di dalam ruangan.

Ealaaah! Ambar langsung shock! Di balik tampangnya yang serius pas meeting tadi, bisa-bisanya dia bercanda receh begitu!

*****

GLOSSARY

* Kick-off meeting: meeting awal / inisiasi project
* Beda Group Insurance & Individual: Group itu kayak asuransi kamu yang dapet dari kantor, kalo individual kamu beli sendiri untuk 1 orang (misal BPJS)
* Project Management Office: sebuah divisi yang kerjaannya ngatur proyek dan menghubungkan semua orang yang terlibat

Ada lagi yang bingung untuk istilah-istilahnya? Comment aja di sini, nanti kujawabin 😂

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro