34

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

happy reading!

love,

sirhayani

catatan sebelum baca bagian ini:

aku ada cerita baru di akun wattpadku yang lain: northaonie (judulnya Dia Dean)  🫶🏻

🫧

34

Rombongan SMA Kastara telah siap menuju lapangan terbuka di mana rombongan SMA Garsan telah menunggu di sana. Dwi berhasil menghentikan mereka lewat pesan teks kemarin yang ingin menyerbu SMA Kastara hari ini, dengan dalih bahwa penyerbuan SMA Kastara oleh SMA Garsan hanya akan merusak fasilitas yang membuat SMA Garsan akan kalah secara moral dan dicap pengecut.

Kenanga yang tak pintar mengendarai motor tentu saja berada di jok penumpang belakang Nathan. Motor sport putih Nathan yang memimpin motor-motor lainnya. Nathan telah memberi perintah mewakili Sadewa—setelah Kenanga pura-pura berbisik di telinga Nathan atas suruhan cowok itu—bahwa sekalipun mereka terlalu mencolok karena mengendarai motor seperti sebuah geng motor yang memenuhi jalan, tetapi mereka harus taat aturan lalu lintas. Tak ada yang boleh menarik-narik gas yang akan menciptakan suara mengganggu. Mereka harus tiba di tujuan tanpa ada masalah sedikit pun.

Mereka telah dekat dengan tujuan, tetapi berhenti di tempat-tempat tertentu untuk parkir. Ada yang parkir di minimarket. Ada yang parkir di ruko. Semuanya menyebar dengan baik. Lalu bertemu di lapangan, di sisi berlawanan dengan kumpulan SMA Garsan yang sudah menunggu.

Nathan dan Kenanga berada paling depan. Di belakang mereka ada hampir seratus siswa SMA Kastara terpilih yang berasal dari kelas X sampai XII.

Nathan sudah meyakinkan Kenanga bahwa semua akan baik-baik saja selama Kenanga menghindar dari pemimpin SMA Garsan bernama Kensho. Cowok bernama Kensho itu katanya selain bermusuhan karena sekolah mereka merupakan musuh bebuyutan, juga karena Kensho memilki dendam pribadi pada Sadewa akibat selalu kalah setiap kali berkelahi dengan Sadewa.

"Kalau gue bisikin serbu, lo tinggal teriak serbu seperti yang udah gue praktekin tadi," bisik Nathan, yang berada dekat dengan Kenanga.

Jika situasi normal, maka Kenanga akan merona. Situasi ini tidak memungkinkan untuk bersikap malu-malu! Kenanga hampir kencing di celana karena melihat cowok-cowok SMA Garsan yang galak-galak. Wajah siswa-siswa SMA Kastara jauh lebih jahat, tetapi wajah mereka tertutupi oleh sikap bodoh dan konyol.

Seorang cowok maju paling depan. Wajah yang datar dengan mata yang menyelisik Sadewa dari bawah sampai atas, membuat Kenanga seperti dikuliti hidup-hidup. Bahkan cowok bermama Kensho itu tak berekspresi, tetapi aura menyeramkan cowok itu menyebar di segala sisi tubuhnya.

Kenanga meneguk ludah sembari meremas ujung kemeja putihnya yang dia keluarkan dari dalam celana agar terlihat seperti Sadewa asli. Dia bahkan membuka semua kancing kemeja sekolah yang dia kenakan sehingga memperlihatkan baju dalam putih yang menutupi sebagian tubuh kekar Sadewa.

"Baru munculin diri ya setelah kami ngancem bakalan nyerbu di sekolah kalian?" Kensho melangkah satu kali, menatap Kenanga dengan tatapan intimidasi. "Habis kecelakaan motor nggak ngebuat lo lupa caranya berantem, kan?"

"WOI!" teriak Vasco sembari maju selangkah dan mengangkat jari tengahnya mengarah pada Kensho. "Lo ngajak tawuran atau ngajak adu mulut?"

"Diem, Vas," kata Nathan pelan.

"ANAK-ANAK GARSAN BAJINGAN!" teriak Dwi, tak sabaran dan ikut maju. Dia menoleh pada Kenanga di sampingnya. "Cepetan, Bos! Aba-aba! Gue udah nggak sabar hancurin mereka."

Tawuran ini tak seperti yang ada di bayangan Kenanga. Tak ada yang memegang balok kayu apalagi tongkat base ball seperti di film atau drama. Semuanya tangan kosong. Namun, tetap saja pemukulan dengan tangan kosong bisa menyebabkan kematian.

Kenanga takut.... Bagaimana jika dia membuat tubuh Sadewa mati?

"Tenang aja, Nga," bisik Nathan, menoleh pelan padanya. "Ada gue."

Kensho mengangkat kedua tangannya. "Gue akan selalu nunggu pihak lawan yang ngasih aba-aba duluan."

Kenanga memainkan kukunya. "Eum...." Dia bergerak gelisah.

Apakah kata-kata mutiara bisa menghentikan cowok-cowok ini? Dia ingin sekali berorasi untuk menghentikan tawuran karena hal ini hanya akan merugikan mereka, tetapi memangnya akan berhasil? Saat ini saja dia sulit berteriak. Lututnya saja sudah gemetaran padahal ada Nathan di sampingnya dan juga teman-teman Sadewa yang akan melindungi Sadewa. Mereka semua tahu bahwa Sadewa pasti masih sulit untuk berkelahi. Jadi, mereka akan menjaga Sadewa dan mengerahkan sekuat tenaga untuk mengalahkan SMA Garsan. Kemunculan Sadewa di sini sudah membantu untuk tidak membuat SMA Kastara malu di hadapan sang lawan.

Katanya, Sadewa bisa mengalahkan belasan orang disaat teman Sadewa hanya mampu satu lawan satu. Nathan saja katanya paling banyak hanya bisa melawan lima sekaligus. Pantas saja SMA Kastara tak pernah kalah. Sadewa benar-benar wajah dari SMA Kastara.

"Kenanga." Bisikan Nathan membuat jantung Kenanga semakin berdegup kencang. "Serbu."

"SEEERBUUUU!" teriak Kenanga dengan nada suara yang mendayu dan sempat membuat siswa-siswa SMA Garsan teralihkan, yang membuat mereka mendapatkan bogeman lebih dulu dari siswa-siswa SMA Kastara yang maju.

"Sialan! Bajingan itu punya rencana nggak terduga!" Caraka, si tangan kanan Kensho, membalas pukulan dari Ardi. "SIAPA YANG NYANGKA BOS LO BAKALAN TERIAK KAYAK CEWEK!"

"LO NGATAIN BOS GUE, HAH?" Ardi membalas pukulan dari Caraka lagi.

"BUKANNYA ITU BAGIAN DARI RENCANA KALIAN BUAT NGALIHIN BERHATIAN KAMI?"

"BODO, AH!" seru Ardi kesal.

BUK

Kenanga ketakutan. Semuanya berkelahi. Meski Nathan melindunginya dari siswa SMA Garsan yang datang untuk melukai Kenanga, tetapi ini benar-benar menyeramkan. Nathan pasti kewalahan melindungi dirinya sendiri sekaligus melindungi Kenanga, tetapi tak ada yang bisa Kenanga lakukan selain berdiri gemetar.

Cowok bernama Kensho terlihat memukul siswa SMA Kastara dengan mudah, kemudian cowok itu menuju Kenanga. Dia langsung memukul setiap siswa SMA Kastara yang menghalangi. Kenanga ketakutan, menoleh dan mencari Nathan, tetapi entah bagaimana dirinya dan cowok itu sudah saling menjauh secara tidak sadar karena gerakan perkelahian yang membuat semuanya berubah posisi setiap saat.

"Ugh!" Kenanga menatap Kensho yang tak berkedip menatap Kenanga seolah jika Kensho berkedip, Kenanga akan hilang detik itu juga. Satu-satunya yang bisa Kenanga lakukan adalah kabur dari Kensho sejauh mungkin. Namun, perkelahian begitu padat. Lari Kenanga sulit. Ini seperti mimpi buruk!

Seorang siswa SMA Garsan menghadang Kenanga dan melayangkan pukulan di pipi Kenanga. Entah kenapa Kenanga tak jatuh, tetapi pipinya sedikit sakit. Trauma dipukuli membuatnya gemetar dan hanya bisa berdiri di tempat. Namun, dengan cepat dia sadar ketika Kensho menatapnya dengan tatapan membunuh.

Sehingga yang Kenanga lakukan selanjutnya adalah kabur. Bahkan trauma dipukuli tak berlangsung lama karena Kensho seperti binatang buas yang sedang menngejar mangsa. Menakutkan! Demi bisa kabur dari Kensho, Kenanga mendorong dengan sekuat tenaga siswa-siswa SMA Garsan yang menghalangi. Saat seorang siswa SMA Garsan menyerbu dari samping, Kenanga refleks mengarahkan lengannya ke samping hingga lengan bawahnya itu tak sengaja mengenai leher siswa tersebut. Siswa itu jatuh terkapar.

Tangan Kenanga harusnya sangat sakit karena dorongan lengannya bisa membuat lawannya sampai terkapar dan terlihat tak bangun-bangun, tetapi Kenanga hanya merasakan kebas kecil sebagaimana biasanya dia tak sengaja bersenggolan dengan seseorang.

Siswa SMA Garsan lainnya datang dari depan. Refleks Kenanga menamparnya. Siswa itu langsung terjatuh dan merangkak sampai membuat Kenanga membelalak. Harusnya dia merasakan perih di telapak tangannya, tetapi apa-apaain ini? Seolah tubuh Sadewa adalah besi....

"Lo kenapa dari tadi? Gelagat lo mencurigakan? Mau kabur, ya?" Kensho tiba-tiba muncul di depan Kenanga, membuat cewek itu merinding seluruh badan.

Akan tetapi, mengetahui bahwa Sadewa memiliki tubuh yang kuat, rasa takut Kenanga sedikit menghilang. Dia berada di tubuh Sadewa! Cewek itu mengambil kuda-kuda seperti yang dilihatnya di film-film. "Lo yang maju duluan!"

Kensho tertawa yang entah kenapa terlihat menyeramkan. Caranya tertawa membuatnya terlihat seperti seorang psikopat. "Gue benar-benar terhibur dengan aksi kejar-kejaran barusan. Lo lucu banget! Kayaknya lo beneran hilang ingatan, ya? Gue bisa tutup mata sambil ngelawan lo, nih?"

Kenanga mengumpulkan keberaniannya untuk maju lebih dulu. "HUWAAA!" Entahlah, dia tak bisa tidak berteriak saat melayangkan pukulan bertubi-tubi kepada Kensho.

Kensho berlari untuk menghindari dari gerakan Kenanga yang sembarangan, tetapi Kenanga tak membiarkan cowok itu kabur. Kensho terlihat kewalahan setiap kali Kenanga menggerakkan tangannya sembarangan.

"ANJING! LO BERANTEM ATAU NGAMUK, SIH!" seru Kensho, terlihat kemarahan besar di wajahnya.

Kenanga tetap mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melawan. Tak tahu benar atau tidak caranya berkelahi, tetapi apa yang dia lihat adalah dari sepuluh serangannya, 5 di antaranya berhasil mengenai Kensho.

"SIALAN!" Kensho menggeram kesal dan berhasil memegang tangan kanan Kenanga.

"KYAAA!" Kenanga memekik saat cowok itu berusaha untuk mematahkan pergelangan tangannya, dengan cepat Kenanga menaikkan kakinya dan menendang perut cowok itu. Kensho berhasil menjauh, tetapi tidak tumbang. Saat Kensho mendekat dengan aura membunuhnya, Kenanga dengan cepat menjambak rambut Kensho sekuat tenaga, menggoyangkan kepala cowok itu ke kiri, kanan, atas, bawah, sampai Kenanga tak sadar Kensho terkapar di lantai sambil memegang kepala sementara Kenanga berdiri heran memandang rambut Kensho yang ada digenggamannya.

Itu adalah kemenangan SMA Kastara untuk yang ke sekian kalinya saat melawan SMA Garsan.

***



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro