Gadis Bercadar Merah

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: sid_safta (Historical Fiction) & setefvi (HTM)

Sudah berjalan hampir dua tahun ini keadaan di sekitar kerajaan Majapahit tidak dapat dikatakan baik-baik saja. Pasalnya setelah terjadinya peperangan yang cukup besar antara kerajaan Majapahit dan kerajaan Samudra Pasai mengakibatkan kerajaan menjadi krisis ekonomi dan krisis kepercayaan.

Bagaimana tidak berselang beberapa Minggu setelah tragedi terjadi, kerajaan kehadiran seorang penyusup yang ingin membunuh sang raja. Penyusup itu mengincar kedudukan seorang raja yang menyebabkan sang raja menjadi terancam.

"Arumi bisa kah aku meminta tolong padamu untuk membelikan ku benang tenun di pasar?" Tanya Rara selaku anak dari raja Kian Santang.

"Sangat bisa nona," jawab Arumi dengan sedikit membungkukan badannya.

****

Kini Arumi telah sampai di pasar, namun Arumi merasa berbeda dengan suasana pasar kali ini. Pasar yang biasanya terlihat ramai akan pengunjung yang datang tetapi kini pengunjung dapat di hitung dengan jari. Arumi tak menghiraukan keadaan itu dan terus melangkahkan kakinya ke tempat pedagang yang ia tuju.

Saat sedang memilih-milih warna benang, Arumi tanpa sengaja bertanya mengenai keadaan pasar yang begitu sepi.

Ia sedikit terkejut ketika mendengarkan penjelasan pedagang itu. Bagaimana bisa terdapat seorang gadis bercadar merah yang sedang meneror penduduk akhir-akhir ini.

Bukan meneror secara fisik namun pecadar itu meneror secara mistis. Ia sering kali menyiram rumah menduduk dengan air kembang dan perilakunya ini sangat meresahkan warga.

Hal itu menyebabkan banyak sekali warga yang takut untuk sekedar keluar rumah. Setiap malam Jumat pecadar itu selalu lalu lalang di lingkungan warga tak lupa dengan semerbak wangi bunga melati yang sedang bermekaran.

Niat Arumi yang hanya ingin berbelanja ke pasar, malah kini menguntit gadis bercadar merah itu. Gelagatnya yang misterius dan wajah yang disembunyikan dibalik cadarnya, membuat rasa penasaran Arumi semakin besar.

Berjarak beberapa meter di belakang gadic cadar merah itu, Arumi berusaha tidak kentara bila sedang menguntit. Sesekali ia menyapa penduduk meski tidak dikenalnya.

Sudah hampir tengah hari, Arumi terus berjalan mengikuti gadis itu, bukannya ada tanda-tanda akan berhenti, gadis cadar merah itu malah terus menanjak ke arah daerah Rimbi.

"Sebenarnya siapa gadis cadar merah itu?" gumam Arumi dengan langkah yang semakin cepat.

Namun, mendadak gadis itu berhenti dan berbalik ke arahnya, membuat jantung Arumi seakan terjatuh. Panik melandanya, hingga dahinya berkeringat. Arumi mundur dua langkah dan ingin segera pergi, tapi gadis itu mengeluarkan suaranya.

"Mau ke mana Arumi?" tanya gadis itu sembari membuka cadarnya.

Bola mata Arumi seakan keluar dari sarangnya saking terkejutnya. Dia pun mengerjapkan matanya cepa sembari bergumam lirih, "Gusti Putri?"

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro