Ambisi Ra Kuti

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: setefvi (HTM) & sid_safta (Historical Fiction)

Jayanegara benar-benar tidak menyangka bahwa Ra Kuti bisa berbuat nekat. Hanha seorang Rakryan lalu bermimpi menduduki dampar kencana layaknya kisah Ken Angrok yang melegenda hingga berhasil mendirikan kerajaaan Singhasari? Bodoh! Tentu saja Ra Kuti terlalu bodoh!

Namun, kini kata bodoh pantas disematkan untuk dirinya yang justru dalam keadaan terhimpit. Ra Kuti yang memamg dipercayainya malah mampu menusuknya dari belakang, memecah para pemimpin pasukan hingga membelot dan berhasil menyerang kotaraja.

Suara bende yang ditabuh, bukan laho bagai penyemangat melainkan peringatan bahwa kerajaan dalam bahaya. Rakyat hanya bisa menutup pintu-pintu rumah mereka dengan perasaan takut dan waswas bila para prajurit pimpinan Ra Kuti akan menyerang rumah mereka, meski pasukan itu sendiri teru bergerak ke arah istana.

Ra Kuti memimpin pasukan bekerja sama dengan Pemimpin pasukan timur dan selatan yang berhasil dipengaruhinya. Di atas kuda berwarna cokelat gelap yang ditungganginya, Ra Kuti tersenyum puas kala melihat kobaran api membakar sebagian halaman istana dan merusak tanaman hingga merembet ke mandapa. Pandangannya menyisir, lalu dengan cepat ia menarik tali kekang dan segera meneroboso kobaran api.

"Dampar kencana harus jadi milkku! Hanya Ra Kuti yang akan bisa merubuhkan Jayanegara yang hanya kacung dan boneka Halayudha!"

***

Kini Ra Kuti sedang menunggangi kudanya mengelilingi sekitaran kerajaan. Ia mencari dimana keberadaan Jayanegara sekarang untuk melancarkan misinya.

Saat ini Ra Kuti tengah meneriaki nama Jayanegara dan tak lupa mengeluarkan kata-kata mutiara yang seharusnya tidak ia ucapkan. Tanpa disadari sekarang Ra Kuti sudah berada di depan pintu kamar Jayanegara.

Jayanegara tertawa terbahak-bahak ketika mendengar seruan Ra Kuti yang menurutnya konyol itu. Bagaimana bisa seorang rakyat biasa menginginkan dampar kencana? Bukankah dapat dikatakan konyol bukan?

Ra Kuti yang mendengar tawaan Jayanegara yang terlihat meremehkannya pun ikut tersulut emosi.

"Beraninya kau menertawakan diriku!" Sarkas Ra Kuti yang begitu keras.

Tanpa menunggu aba-aba Ra Kuti menerjang Jayanegara menggunakan pedang nya.

Jayanegara yang belum siap pun merasa kewalahan ketika Ra Kuti menggerakkan pedangnya dengan sangat lihai. Walaupun Ra Kuti adalah seorang gadis namun keahliannya menggunakan pedang tidak bisa dianggap remeh.

Saat ini mereka berada di halaman belakang istana yang begitu luas dan dipenuhi pepohonan di pinggirannya. Ketika mendengar suara yang berasal dari pedang mereka, pasukan yang telah disiapkan Ra Kuti berbondong-bondong memasuki halaman dan disusul dengan pasukan Jayanegara.

Jayanegara menggoreskan pedangnya pada sang musuh yang disusul dengan suara rintihan kesakitan dari Ra Kuti. Ra Kuti reflek memegangi lengan kanannya yang terus mengeluarkan darah segar. Saat Ra Kuti lengah Jayanegara segera melayangkan pukulan dan tendangan yang mengakibatkan Ra Kuti jatuh di tanah.

Peperangan itu berlangsung dengan sengit. Sudah banyak pasukan Ra Kuti yang sudah tumbang saat bertarung dengan pasukan berseragam biru milik Jayanegara. Dan peperangan kali ini dimenangkan oleh Jayanegara yang notebase nya adalah Raja dari Kerajaan Majapahit.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro