Katak Mr. Gowl

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: hwarien (Teenfict) & _Shalsafira_ (Fantasy)

There kembali mengenakan jubahnya saat pelajaran herbology ditutup dengan segudang pekerjaan rumah yang tak main-main. Sepertinya ia nanti harus bermalam di perpustakaan lagi, daripada mendengar celotehan Miss Syawn yang memekakkan telinga. Ia belum pernah berbuat salah—dan jangan sampai iya—hanya saja beberapa teman usilnya kerap berbuat ulah dan seluruh kelas mendapat akibatnya. Ia sangat membenci hal itu.

“Hai, There. Mau ke mana?”

Pero menghadang kaki There yang hendak keluar kelas. Lelaki itu menunjukkan setumpuk buku tebal yang memikat mata There. Sayang, ia sedang tidak dalam keadaan mau meladeni siapa pun. Untuk sekarang, bisa datang tepat waktu di kantin dan memakan sup tulang dari Miss Kler saja sudah cukup.

“Jangan menggangguku, Pero. Aku sedang lapar.”

“Maaf, aku tidak berniat mengganggumu. Tadi sebelum masuk kelas Mr. Gowl menitipkan surat ini untukmu.” Lelaki itu menyerahkannya dengan susah payah karena bawang bawaan yang terlalu banyak. “Tenang, aku sama sekali tidak membacanya.”

“Baiklah, terima kasih, ya. Kamu boleh keluar sekarang.”

“Eh, kamu mau ke kantin, kan? Ayo!”

There menggeleng. “Kamu duluan saja. Aku menemui Mr. Gowl dulu. Sekali lagi terima kasih.”

There tidak peduli meski Pero masih memanggil namanya, yang penting sekarang ia kabur lebih dulu. Lagi pula, ia cukup penasaran mengapa guru anatomi itu repot-repot membuat surat untuknya, dititipkan ke siswa lain pula.

Sambil berjalan, gadis yang mengurai rambutnya itu mencoba membaca tulisan tangan yang tintanya cukup berantakan. Lumayan susah, tetapi tidak sulit. Ia hanya perlu pergi ke laboratorium di gedung belakang. Sepertinya, pergulatan dengan katak-katak pria tambun itu akan dimulai kembali.

“Kenapa harus aku yang membantunya?!”

Sebenarnya tidak masalah, toh Mr. Growl bisa memberikannya nilai tambahan untuk mata pelajaran anatomi, tetapi mengapa harus There? Dia bukan siswi terbaik di mata pelajaran anatomi. There menggeleng, mengusir lamunanya dalam awang-awang. Dia menghembuskan napas pelan. Mengatur moodnya yang buruk hari ini. Gadis itu membuka pintu laboratorium pelan, kepalanya masuk lebih dulu, pandangannya berputar menjelajah isi laboratorium. Mencari penghuni ruang penelitian itu.

"Tidak ada orang disana!" Suara serak bariton mendadak terdengar dari arah belakang There. Dia terlonjak kaget hampir sulit bernapas. Bukan. Itu bukan hantu penghuni laboratorium, seperti rumor yang beredar di kalangan anak-anak pencinta cerita horror akademi. Memangnya There percaya hantu?

"Terkejut Mrs. There?" Guru anatomi nya itu menyeringai, memamerkan 2 gigi seri yang hilang.

There menggeleng canggung. Pandangan gadis berambut panjang itu tertuju pada 2 kotak transparan berisi 3 ekor katak di dalamnya. Tanpa bertanya memastikan, There melangkah lebih dulu diikuti oleh Mr. Grown dengan cara berjalan nun khas, sampai-sampai anak biang onar di akademi menirunya sebagai candaan sehari-hari. There tak habis pikir dengan mereka.

Mr Growl menaruh kotak berisi katak tersebut di salah satu meja penelitian kemudian mengambil beberapa peralatan yang akan dibutuhkan dari rak kaca. There sudah siap dengan jas putih dan alat keselamatan diri dalam penelitian. Di sela-sela membedah satu ekor katak There memberanikan diri bertanya. Pertayaan gila dari diri tak kuasa ia bendung sendiri. Tak ada salahnya There bertanya sebelum tersesat jauh di benaknya. "Mr Growl bolehkah aku bertanya?" There buka suara setelah hening menguasai ruangan.

Mr. Growl mengangkat salah satu alisnya, tanda bila There boleh bertanya. "Sir kenapa anda tidak memanggil murid terbaik untuk membantu penelitian ini? Kenapa harus saya? Bukankah mereka lebih hebat?

Hening sejenak. "Memangnya seseorang harus hebat dan terbaik dulu untuk melakukan penelitian? Mr. Growl balik bertanya alih-alih menjawab. There berpikir tapi ia enggan banyak berpikir dan memilih fokus pada katak nang tengah di bedah.

"Seseorang tidak harus hebat, terbaik, dan berbakat untuk melakukan sesuatu. Asalkan ada kemauan kuat, itu saja."

There terdiam mencerna kalimat Mr. Growl. Apa yang dikatakan guru tua itu benar, meski tidak menjawab pertanyaan There sebenarnya. There mengangguk singkat sebagai jawaban. Tiba-tiba There menemukan gulungan kertas perkamen di dalam sebuah kantung. Itu ganjal, seingatnya tidak ada kantung kosong seperti ini di anatomi katak. There merobek kantung dan mengeluarkan gulungan kertas prekamen. Dia mengernyitkan dahi, heran. "Ini apa Sir?" Begitu gulungan prekamen kecil dibuka, raut wajah There berubah 180 derajat. Kertas contekan? Mr. Growl tak perlu menjawab, dia sudah tahu sendiri.

"Ya kau tidak menduga anak terbaik di kelasku mencontek menggunakan cara jenius tapi jangan anggap aku memuji tindakan bodohnya! Ini sama saja seperti membohongi Dewa, menipu yang lebih tahu dari segalanya! Dia mengeluarkan dan menambahkan kantung kosong di dalam tubuh katak dengan ramuan khusus yang diracik sendiri," jelas Mr. Growl panjang lebar.

There mangut-mangut paham sekaligus jengkel.

"Sekarang kau mengerti? Seseorang yang mungkin terlihat pintar bisa saja jadi sebaliknya! Tidak harus menjadi pintar dan berbakat untuk melakukan sesuatu. Semua tergantung pada tekad dan usaha." Mr. Growl memberi kesimpulan. Sebuah pelajaran hidup yang There terapkan dalam hidup hingga kini, di masa depan ia berhasil menjadi salah satu peneliti anatomi terbaik di dunia.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro