Red Orchid

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: _Shalsafira_ (Fantasy) & Niiflaaa (Teenfict)

"Payah!" Helios merutuk kesal. Kertas ujian empunya perlahan berubah menjadi abu kemudian bertransformasi secara ajaib menjadi pin kecil hitam berbentuk petir. Pin tersebut melayang lantas tersemat di jubahnya, melengkapi koleksi Helios yang kesepuluh. Gadis disebelahnya tergelak puas, dia mengusap air mata di pelipis. "Bukankah pin Thunder sudah menjadi hal lumrah? Kenapa kau kesal?" ujarnya dengan nada meledek. Helios mengepalkan tangan jengkel, tidak terima mendapatkan ejekan dari anak perempuan di sebelahnya. "Kau pikir
kalau aku bodoh, aku pasrah begitu saja? Tidak! Justru sebisa mungkin aku berusaha menghindari Demigods Quarantine! Helios mendelik. Mendengar kalimat terakhir Helios ia jadi bergidik ngeri. Tidak ada yang mau diseret kedalam penjara tengah semester itu. Para Demigods yang gagal dalam ujian semester akan melewati berbagai rintangan mengerikan. Diberikan misi sebagai nilai remedial mereka. Gadis itu mengangkat bahu tidak peduli dan meninggalkan Helios sendirian. Kala usai jam makan siang, Helios dipanggil ke aula. Disana sudah banyak murid Demigod lain yang berkumpul menunggu intruksi dari guru.

Misi mereka adalah menyelamatkan Red Orcid dari tanah para naga. Namun jangan sampai mereka mengambil tanaman yang salah karena itu akan membuat naga terbangun dan menghancurkan segala sesuatu dan biang keladi yang melakukannya. Pembagian tim di mulai. Helios menatap sinis pemuda Demigod pirang mengenakan kaca mata, tepat berdiri disebelahnya.

"Hai kita bertemu lagi rupanya," sapanya menyeringai angkuh

Helios mendesah frustrasi. Kelopak matanya membulat malas.

"Kenapa kamu selalu mengikutiku?" katanya asal.

Pemuda itu menjawab tak kalah kesal. "Nggak salah? Mari kita buktikan siapa yang sebenarnya kalah dalam pertandingan ini."

Gadis yang sebelumnya bersama Helios tiba-tiba saja berdiri di belakang dan memasuki di antara kedua manusia yang sedang bersiteru. "Hei, bukankah kalian satu tim? Mengapa saling bersaing?"

"Astaga, Anya. Mengapa kau mengagetkanku?" Helios dengan tampang terkejutnya. "Dan bagaimana bisa kau masuk ke tempat ini? Bukankah kau tidak--"

"Ssstttt. Setop. Aku di sini ingin membantumu."

"Apa? Perempuan payah seperti kau ingin membantu kami?"

Mendengar hal itu tentu Helios tidak terima.

"Apa maksudmu?"

"Kurang jelas? Dia perempuan payah yang selalu meresahkan."

Mendengar temannya diejak dengan cekatan Helios langsung memasang gerakan kuda-kuda, membacakan suatu mantra hingga membuat pemuda yang ada di hadapannya terpental jauh hingga terjatuh ke tembok yang berada di ujung sana hingga kacamata yang dikenakan pecah akibat hantaman yang terlalu keras.

Sontak hal tersebut langsung membuat keributan di sekitar.

Tentu saja dengan bertubi-tubi Helios membacakan mantra-mantra itu hingga membuat sang lawan tak sempat melawan. Bahkan para Demigods yang lain menepi, takut jika serangan itu mengenai mereka.

Lampu besar yang terdapat di atas aula langsung terjatuh ke lantai, gambar yang menghiasi dinding juga pecah menjadi beberapa kepingan.

Namun, hal itu malah tak membuat Helios menghentikan kegiatannya. Ia tetap membacakan mantra-mantra itu seolah ada dendam yang tertahan.

"Helios, hentikan! Kau bisa mengacaukan acara pada hari ini dan masalah baru akan bertambah," ucap Anya berusaha mengingatkan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro