Kebun Binatang Akademi

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: leavethequiet (Fantasy) & ichaaurahmaa (Romance)

Akademi Lays adalah akademi sihir terbesar dan terpopuler di Benua Mada. Ada banyak gedung besar dan megah bergaya klasik yang akan membuat orang baru kesulitan menghafal jalannya.

Meski ada denah di depan gerbang, semua itu sebenarnya tidak berguna karena letak bangunan Akademi Lays selalu berubah setiap bulannya. Tidak tahu dari siapa ide penuh keunikan itu berasal.

Yang pasti, keunikannya memang selalu membuat siapa saja tersesat.

Akademi Lays selalu memiliki jumlah pendaftar terbanyak setiap semester baru. Pendaftarnya bisa berasal dari dalam maupun luar negeri, yang kebanyakan merupakan anak-anak dengan bakat luar biasa. Mereka tidak memiliki kekurangan seperti murid seumuran yang lainnya.

Anak-anak yang berkualitas membuat Akademi Lays makin disegani.

Siang ini, saat makan siang, Fana temanku memaksaku untuk ikut dengannya ke kantin akademi. Katanya dia memiliki penemuan baru yang ingin dibagikan denganku.

Kalau bukan karena traktiran, aku sebenarnya tidak suka datang ke tempat ramai.

"Kemarin adalah akhir bulan dan aku sengaja tetap di sekolah sampai tengah malam," katanya dengan menggebu-gebu. "Kau tahu, aku melihat dinding-dinding bergeser dan melayang, semuanya sangat indah dan menakjubkan."

"Lalu?"

"Lalu setelah semuanya berhenti bergerak, aku berniat untuk kembali ke asrama. Jalannya berubah jadi sudah pasti aku tersesat. Tapi kau tahu? Ternyata sekolah ini memiliki kebun binatang rahasia. Ada banyak kandang besar dan terlihat kokoh, dilapisi sihir. Sayang sekali semua pintunya terbuka dan tidak ada binatang satu pun yang terlihat."

Oh, haruskah aku mengatakan kalau aku yang membukanya? Aku meremas jemari di balik jubah hitamku. Tunggu! Tidak ada binatang yang terlihat? Oh tidak!

"Fana, maaf. Aku harus menemui Felix," kataku buru-buru.

Tanpa menunggu jawaban Fana, aku segera berlari untuk mencari kekasihku. Aku harus meminta bantuan padanya. Bagaimana pun juga, mantra yang dipelajari oleh Felix sudah lebih banyak karena dia berada dua tingkat di atasku. Siapa tahu dia bisa membantuku menemukan binatang-binatang itu.

Namun, sialnya, jalan mulai berubah. Denah yang tidak lagi sama, membuatku frustrasi. Ke mana aku harus melangkah sekarang? Di tengah kebingungan itu, ada bayangan besar yang mendekatiku. Diikuti suara geraman yang amat keras.

Tubuhku bergetar, perlahan aku memutar tubuh, ingin mengetahui makhluk apa yang berada di belakangku. Saat melihatnya, tubuhku mematung. Itu adalah gorila yang berada di kebun binatang rahasia. Apakah sekarang, binatang itu akan membunuhku karena aku mengusik tempat tinggal mereka kemarin?

Gorila itu mendekat, wajahnya terlihat menyeramkan. Aku memejamkan mata dengan tubuh menggigil. Tamatlah riwayatku sekarang!

“Paralizzato!”

Entah, mantra apa yang ku dengar, tetapi setelah aku membuka mata, gorila itu telah lumpuh. Aku menoleh, sesaat kemudian mataku berkaca-kaca. Felix berdiri di sana, mengayunkan tongkat sihirnya dan memberi mantra pada gorila itu. Felix telah menyelamatkanku!

“Anna!” seru Felix seraya berlari menghampiriku. Laki-laki itu menubruk tubuhku dan memelukku erat.

“Ku pikir, aku akan mati,” lirihku seraya meremas jubah hitamnya.

“Kau tak apa?” tanyanya kemudian saat merengkuh wajahku dengan kedua tangannya. Ibu jarinya mengusap air mataku yang meleleh, wajahnya terlihat khawatir.

“Aku tak apa. Jika kau tidak datang, mungkin aku sudah mati.”

“Syukurlah aku datang tepat waktu.”

Aku merasa lega. Felix telah menyelamatkanku. Namun, semua ini terjadi karena salahku. Mengapa aku harus membuka kandang binatang-binatang itu? Akhirnya, aku menceritakan semuanya pada Felix. Dan, benar. Sesuai dengan dugaanku. Felix bisa membantuku memanggil binatang-binatang menuju kebun binatang rahasia dan melunpuhkan mereka dengan mantra.

“Jangan kau ulangi lagi,” pesan Felix saat binatang-binatang itu sudah berada di dalam kandang.

Aku tersenyum. “Tidak akan.”

Felix tersenyum. Tangan kirinya terangkat untuk mengusap kepalaku. Tentu saja perlakuan sederhana darinya membuat wajahku memanas.

“Aku tidak bisa membayangkan jika kau menjadi santapan mereka. Siapa yang akan menikah denganku nanti jika kau mati gara-gara ulahmu sendiri yang membebaskan mereka?

Sontak aku memeluknya. Felix memang orang yang tepat untukku. Mau mengerti dan menerima semua yang ada dalam diriku, termasuk sifat usil yang membebaskan binatang dari kandangnya. Ah, aku ingin seperti ini, bersama Felix, selamanya.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro