Kenanga

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: A_Ogies (Romance) & AlmayNadia15 (Teenfict)

"Jagad Dewa! Tidak kusangka kau bisa menghapalnya secepat itu dan baitnya dibacakan dengan sempurna. Kenanga, kau sangatlah pandai."

Kenanga tersipu malu mendengarnya. "Saya tidak sebagus itu, Bu."

"Kau terlalu merendah diri. Seharusnya dari kemarin aku memilihmu untuk membacakan naskah ramayana ini. Setelah kupikir-pikir, kau sangat cocok menjadi Shinta. Kau tinggal mencocokkan busana, kemudian berlatih sekali lagi dengan Rama. Ah, maksudku Jaya. Baru seminggu, tapi kau sudah menjadi primadona lelaki di sini."

Kenanga mengangguk, sekian detik ia lupa tujuannya ada di sana. Kenanga menjadi pelakon di tempat hiburan itu untuk menemui Dedes, temannya. Malam itu ia mendengar kabar bahwa Ken Dedes telah diculik oleh Tunggul Ametung untuk dijadikan Paramesywari secara paksa dan resmi menjadi ibu dari calon pewaris Pakuwon Tumapel.

Begitulah Kenanga melanjutkan lakonnya. Ia menemui nyonya di tempat hiburan untuk mematai-matai kerajaan, karena di sanalah desas-desus di dalam istana tersebar dari mulut prajurit kerajaan yang mencari hiburan. Kali ini ia beruntung, karena mendengar kabar suami temannya akan bertandang ke tempat hiburan ini.

Semua orang terpukau melihat penampilannya. Penonton wanita memandangnya dengan iri, mungkin karena kecantikannya. Sedangkan para lelaki memandangnya buas, dan Kenanga tidak heran akan hal itu. Sembari berperan sebagai Shinta, Kenanga melirik mencari sosok yang sekiranya adalah Tunggul Ametung. Ia berhasil, lelaki bertopeng tampak mencolok. Pastilah ia diam-diam datang ke sini, ditambah ada beberapa orang yang seperti menjaganya di samping kanan kirinya. Namun, tidak disangka prajurit di samping kiri adalah seseorang yang ia kenal.

"Mas Andu?"

Kenanga terperanjat saat melihat cinta pertamanya ada di sana setelah sekian tahun tidak bersua.

Tak ingin menimbulkan curiga, Kenanga kembali memfokuskan diri pada lakonnya seraya tetap memantau objek yang berada tak jauh dari tempatnya.

Sampai di akhir acara, Kenanga segera turun dan mengganti busana. Dengan selendang hitam yang menutupi sebagian wajah, Kenanga berhasil menyamar sebagai warga biasa dan turut serta dalam gerombolan orang di sana.

Derap langkahnya dipercepat agar bisa lebih dekat dengan sosok yang ia yakini sebagai Tunggul Ametung.

"Apa aku harus menjadi pelayan agar bisa masuk rombongan kerajaan?" pikirnya keras. Tanpa menunggu lama, gadis itu segera mengganti busana lagi namun tetap memakai selendang agar wajahnya tak dikenali.

Kenanga berucap syukur ketika berhasil masuk rombongan tanpa dicurigai siapapun sampai tiba di istana. Merasa kelelahan, gadis itu berlari ke belakang untuk sekedar menghirup udara. Ia membuka selendangnya agar bisa bernapas dengan lega.

"Sedang apa kau di sini?" tegur seseorang berhasil membuatnya terkejut. Kenanga berbalik tanpa sadar jika selendangnya tidak dipakai.

"Kenanga?" tebak prajurit yang ia lihat di tempat hiburan tadi.

Mendengar namanya disebut, Kenanga menjadi heran. "Bagaimana kau bisa tau--" Belum sempat mengakhirkan kalimat, gadis itu baru sadar kalau wajahnya sudah terlihat.

"Apa yang kau lakukan disini? Apa kau jadi mata-mata?"

Kenanga terdiam sebentar, kedua matanya tidak lepas dari sosok yang sudah lama dirindukan. "Aku ingin menyelamatkan temanku, Dedes."

Prajurit yang bernama Andu lantas menarik tangannya agar berpindah dari tempat itu. Kenanga yang sudah paham hanya menurut.

Keduanya berhenti di pintu belakang kerajaan. Andu menjelaskan bahwa Dedes akan baik-baik saja. Andu menceritakan sebuah ramalan kalau Tunggul Ametung akan terbunuh oleh Ken Arok. Andu tahu pasal itu dari buyutnya yang masih hidup.

"Benarkah itu?"

"Iya. Aku tidak berbohong. Jadi, lebih baik kau pergi dari sini sebelum ketahuan."

Sebenarnya, Kenanga masih ingin di sini bersama Andu. Dia tidak ingin kehilangan sosok itu untuk kedua kalinya.

"Tunggulah beberapa tahun lagi, Kenanga. Aku akan menepati janjiku yang dulu." Andu berusaha meyakinkan.

Akhirnya, Kenanga mengikuti perintah dari Andu. Ia memasang selendangnya dan berjalan melewati pintu rahasia yang diberi tahu oleh Andu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro