Makrame

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: William_Most (HTM) & _Shalsafira_ (Fantasy)

Di taman kompleks pukul sepuluh tepat, akhirnya dia datang juga, lelaki buaya yang sudah merebut pujaan hatiku, aku benar-benar membencinya, meski demikan aku terpaksa pasang raut ramah dan berbasa-basi, yang membuat si berengsek itu geli karena dia tahu aku dendam kepadanya, dan, ya, walau dia lelaki berengsek, tetap saja organ yang dimiliki sama, jadi aku memelesat, menebas lehernya dengan parang, dia tergeletak tak berdaya memegangi kulit yang mengucurkan darah, kemudian aku menginjak perutnya, kutikam sampai dalam, berulang kali tanpa ampun, lalu mengoyaknya lebar-lebar, mengeluarkan jeroan berlumur cairan merah dan menikmati teriakannya, merasakan perlawanan sia-sia dan pinta tolongnya, bahwa dia merintih berkata pujaan hatiku bakal tidak menyukai cara ini, walau demikian aku tak peduli, kutarik kuat-kuat usus kecil mirip tali dan usus besar yang berjendul, sambil tertawa riang kuputus ujungnya, kemudian kubawa ke sebuah halaman, tangan dan bajuku sampai bersimbah darah, tanah pun basah jadi lumpur merah, lalu pada keesokan harinya pujaan hatiku melihat sebuah mahakarya di depan rumah, sebuah lamaran percintaan, berupa pola hati raksasa yang dibuat dari usus-usus bercampur ceceran daging serta cairan dadih, sementara itu setelah kusembunyikan mayat mantan kekasihnya, aku menuju TKP, dan, uih, kulihat dia tersenyum berseri-seri, maka aku pun senang sekali, pasti dia sudah setuju dengan pinanganku.

Namun aku salah. Sosok
gadis polos yang selama ini terbangun dalam benakku seketika runtuh. Itu bukan senyum berseri-seri, itu bukan senyum jika ia menerima pinanganku. Aku salah besar. Celakalah aku. Senyum yang terpatri elok di wajahnya perlahan berubah mengerikan. Pipinya robek, memperlihatkan deretan gigi nun menghitam. Senyumnya terukir hingga pelipis seperti hantu mulut sobek. Darah mengalir dari wajahnya tapi ia nampak tak terlihat kesakitan. Wanita bersurai hitam legam tersebut berjalan mendekatiku, menampakan wujud aslinya selama ini.

"Astaga penyihir!" Batinku.
Bulu kudukku serempak berdiri--merinding.

"Ya aku bersedia menerima lamaranmu," bisiknya diakhiri tawa cekikikan.

Aku menggeleng sembari bergerak mundur menjauhi gadis bermata cokelat hazel nun semakin memgikis jarak.

Dia menaikan satu alis. "Kenapa? Takut?" desisnya cekikan.

Aku menggeleng lagi. "Tidak! Pergilah dasar wanita penipu!" Sergah ku garang.

Wanita tersebut murka dan menusuk dalam sepasang bola mataku dengan kuku panjang nun runcing empunya, lantas mencabut bola mataku secara paksa sampai lepas. Aku mengerang kesakitan. Kesadaranku sudah  berada di ambang batas. Darah mengucur deras dari mata. Tak puas sampai disitu, dia meraih sebilah belati dari dalam tas kecilnya. Menikamku berkali-kali di perut hingga aku tumbang tak sadarkam diri. Gadis tersebut lekas membawaku ke kediamannya dengan memasukan tubuhku kedalam tas koper nang telah dipersiapkan oleh nya. Setelag di rumahnya aku sudah tidak bernyawa. Dia bergegas melancarkan aksinya, mengeluarkan organ-organ ku kemudian membersihkannya hingga bersih. Langkah kedua dia menjahit bagian perutku yang robek kemudian dada, kepala bagian atas, dan menggantikan sepasang bola mataku nan indah dengan kancing baju. Terakhir wanita sialan tersebut menjahit mulutku, membuatnya seperti sedang tersenyum. Dia tertawa puas sambil memeluk jasadku yang telah dimodifikasi menjadi boneka mayat menyeramkan.

"Kamu jadi lebih tampan," ujarnya. Perempuan sinting itu memakaikanku setelan jas lengkap, menghias ruangannya dengan bunga-bunga dan tulisan "Happy Death Day" yang dipasang pada dinding dibelakang sofa. Ia mengenakan gaun putih seperti pengantin lalu duduk disampingku.

"Will you marry me babe?" desisnya, kemudian memakaikan cincin pernikahan di jari manis milik ku.

"Yes," desisnya lagi.

Ia menaruh organ-organ ku di atas altar persembahan untuk Lucifer. Sesuai perjanjiannya dengan raja iblis dia akan mencari tubuh seseorang untuk menikah dengannya dan menghadiahkan bagian tubuh tumbal tersebut kepada Lucifer.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro