My Bad Beauty

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: jhounebam (Teenfict) & ohnurfaa_ (Fantasy)

Menjadi cantik adalah impian semua wanita. Uang dan tenaga mereka habiskan demi garis wajah yang sempurna. Tapi mungkin ada yang berpendapat lain tentang itu, terutama bagi mereka yang memang sudah terlahir cantik alami tanpa harus dipoles dengan apapun.

Sienna yang masih duduk di bangku SMA selalu menjadi daya tarik para lelaki. Ia memang terbilang lebih mencolok dari yang lain karena kecantikan alaminya. Hidupnya menjadi penuh ketegangan karena mereka tak segan untuk melakukan cara apapun agar mendapatkan Sienna.

Sampai pada suatu hari ia pulang lebih sore dari sekolah karena jadwal piket. Setelah keluar dari toilet, ia didatangi tiga murid laki-laki yang tidak ia kenal. Mereka memojokkan Sienna sampai ia mencoba untuk meminta tolong, tapi mulutnya dibekap oleh salah satu dari mereka. Mereka memilih lokasi toilet karena lokasi itu tidak terpasang CCTV. Kondisi sekolah yang sudah sepi makin memperlancar rencana mereka untuk bermain sebentar dengan perempuan yang sudah mereka incar sejak lama. Saat salah satu dari mereka mencoba untuk menyentuh pundak Sienna, ia langsung mengerahkan tenaga untuk menendang anak itu sampai jatuh tersungkur. Kemudian ia berlari sekencang-kencangnya dan segera pulang.

Sejak saat itu ia sangat ketakutan. Wajahnya sering kali pucat dan tidak berani keluar kelas saat jam istirahat.

"Sienna? Sienna??" Bu Reva, guru lesnya, memanggil anak itu sambil mengguncangkan bahunya.

"Eh.. ada apa, Bu?" Sienna menjawab dengan wajah pucat.

"Kamu kenapa? Akhir-akhir ini kamu pucat sekali. Kamu kelelahan?" Bu Reva tampak khawatir.

"Sepertinya.. begitu, Bu."

"Sekarang sudah jam sembilan. Sudah beberapa hari kamu pulang larut terus dari sini. Sebaiknya besok kamu istirahat dulu, Sienna." Bu Reva membantu Sienna membereskan barang-barangnya.

"Tidak apa-apa, Bu. Saya pulang dulu, terima kasih Bu Reva," pamit Sienna sambil menggendong tas nya yang berat. Bu Reva memperhatikan Sienna yang keluar dari pintu.

Sienna berdiri di depan tempat kursusnya. Jempolnya menekan beberapa nomor dan menunggu jawaban dari seberang sana.

"Halo, Kak Henry? Bisa minta tolong jemput—"

"Gak bisa! Aku masih di kampus. Kan kamu bisa pulang sendiri," bentak kakaknya yang membuat Sienna lesu. Henry langsung mematikan teleponnya.

Lihat? Tak semua orang cantik mempunyai segalanya. Sikap Henry yang seperti itu selalu membuat luka di hati Sienna.

Tak punya pilihan lain, ia berjalan menuju rumahnya. Jarak dari tempat les ke rumahnya memang tidak terlalu jauh, hanya sepuluh menit dengan menaiki bus. Sienna berjalan menuju halte bus di gang yang gelap dan sepi.

Saking sepinya, ia bisa mendengar suara napasnya sendiri. Ia berjalan hanya dengan bantuan cahaya dari lampu warung yang sudah tutup dan cahaya bulan. Sienna berjalan pelan hingga ia menyadari bahwa ia tidak hanya mendengar langkah kakinya saja.

Sienna mendengar langkah kaki lain di belakangnya. Ia tak berani menengok ke belakang. Sienna mempercepat langkahnya, tapi langkah kaki di belakangnya juga semakin cepat.

Sedikit lagi ia sampai ke halte bus. Sienna memilih berlari sambil menggendong tas beratnya. Namun langkah itu terdengar semakin dekat.. dan semakin dekat hingga…

"HMMPHH!" Orang di belakang tadi berhasil menangkap Sienna. Ia membekap mulutnya dengan saputangan yang sudah diberi  obat bius hirup.

Sienna langsung jatuh tersungkur lemas tepat di tangan orang itu.

Matanya yang berat terbuka sedikit demi sedikit membiarkan cahaya masuk. Tak sengaja tatapannya menangkap ruangan asing yang tidak pernah ia lihat sebelumnya. Sehingga memaksa matanya terbuka dengan lebar. Seorang laki-laki yang sedang tertidur di sofa merah terbangun karena kegaduhan yang disebabkan oleh Sienna.

"Kau, apa yang kau lakukan?!"

Pemuda dengan seragam yang mirip dengan sekolah tempat Sienna berada menempelkan jari telunjuk ke bibirnya mencoba menenangkan Sienna yang panik. "Kalau kau berteriak, orang itu akan kembali menemukanmu."

Sienna menatap waspada pemuda itu, memperhatikan semua gerak-geriknya. "Bukannya kau yang menculikku?!"

Pemuda itu menggelengkan kepalanya dengan cepat dan menjaga jarak dengan gadis itu agar ketegangan kembali mencair. "Aku akan menolongmu dari orang itu."

Gadis itu mendengus masih tak percaya. "Siapa orang itu?" tanyanya dengan nada yang sedikit melemah karena tenaganya yang masih belum sepenuhnya pulih.

"Dengarkan ceritaku terlebih dahulu. Ada ratu dari suatu dunia tempat aku tinggal yang sudah mengincarmu sejak dulu. Ia pergi ke dunia ini karena ia iri dengan kecantikan yang kau miliki. Orang itu, anggap saja kegelapan yang berwujud manusia. Dan aku juga ada di sini karena ingin menolongmu."

Sienna mendengarkan kalimat itu dengan kepala yang berputar. Tidak tahu harus menanggapi cerita tersebut seperti apa, terlalu dibuat-buat. Ia bahkan tidak mengerti apa yang dimaksud dunia lain, ratu, dan sebagainya.

"Aku tahu kau mungkin tidak mengerti atau bahkan percaya. Tapi, kegelapan itu benar-benar sedang mengejarmu. Kalau kau selalu berada di dekatku, maka aku akan mencoba melawan kegelapan ratu."

Kesungguhan yang keluar dari mulut pemuda itu membuat Sienna berpikir ulang. Sekarang bukan waktunya ia untuk bertindak seperti ini. "Mengapa kau ingin membantu kalau memang kegelapan itu sedang mengejarku. Bahkan kau tidak mengenalku kan."

"Aku memang tidak mengenal kau sepenuhnya. Tapi, apabila kecantikanmu diambil oleh ratu. Maka, akan banyak korban lagi yang berjatuhan dan dunia yang aku tempati akan hancur."

Sienna sedikit mencoba untuk percaya, tidak ada yang tidak mungkin. Lagipula, apapun yang sedang mengejarnya saat ini sangatlah menyeramkan. Jadi tidak ada salahnya kalau memang Pemuda itu mau menolongnya. Ia kemudian mengantarkan Sienna ke rumah dengan selamat setelah kondisi mulai stabil. Namun, satu hal yang membuat gadis itu sedih. Karena kecantikannya, hal buruk hampir terjadi.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro