Ramuan Cinta

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: @HlriudiumSeagull (Romance) & sid_safta (Historical Fiction)

Gelembung merah hasil ciptaanku sangat menakjubkan!

Setelah mencampurinya dengan berbagai tanaman sihir di perkebunan akademi yang kucolong, akhirnya ramuan cintaku tercipta!

Eit, belum. Masih ada satu kekurangan sebelum ini kusebut sempurna.

Yaitu, mantra-mantra cinta.

Aku kembali membuka buku kuno jelek yang kutemukan dibawah gundukan kuburan yang penuh rerumputan kuning.

Kuburan itu adalah kuburan dari salah satu mantan penyihir yang sepertinya tidak terlalu terkenal.

Melihat makamnya yang jelek, dan nama yang tertulis di nisan tidak tercatat di buku penyihir kompeten, kurasa tidak masalah membawa buku itu kabur.

Ah, sebelum kalian menduga aku gila karena mencuri dari makam, tidak! No! Aku bukan penyihir gila yang hobi berkeliaran dimakam, ya!

Aku cuma hobi nyolong dan sedikit membuat onar, haha.

Jika saja aku tidak bermain saat kelas ramuan sihir, lalu menumpahkan cairan bermantra itu ditengah-tengah dikelas dan hampir membuat ledakan, mungkin aku tidak berakir dengan mendapat hukuman membersihkan makam tersebut, dan menemukan buku kumpulan ramuan sihir kece ini!

Aku mengambil segelas cairan itu dan meletakkannya didalam sebuah botol dengan hati-hati.

Setelah aku menutup botol kuletakkan dia didepan kakiku, sesuai petunjuk buku, aku memutarkannya searah jarum jam sebanyak 3x menggunakan kakiku. Percayalah ini sangat susah, Men!

Setelah itu, aku mengambilnya dan mengucapkan mantra yang ada dibuku.

_AEREGIS HAS VOILG QUIS HAUGRAES._

kalo di terjemahkan kita-kira seperti ini; ,_kuputar jantungnya untuk memujaku hingga bertekuk lutut._

Oke. Sempurna! Sekarang aku hanya perlu membuat Carla, penyihir cantik pujaan hatiku meminumnya.

~~~~

"Carla!"

"Hai, Julios."

Carla membalas sapaanku. Seragamnya tampak kusam dan kusut. Didahinya saja tampak beberapa bulir keringat, tanda  sehabis dari kelas sihir pertahanan.

"Kau sepertinya lelah ya. Apa kau baik-baik saja?" Tanyaku basa basi.

"Ah, ya seperti yang kau tahu, penyihir agung yang mengajar di kelas pertahan diri sangat keras dalam pelajarannya, hahaha."

Ouch, tawa renyah pujaan hatiku ini, begitu lembut dan menyejukkan sanubariku.

Aku ingin mengajaknya ngobrol lebih lama, tetapi para penganggu mulai bertebaran disekitar Carla.

Contohnya si Dennic, saingan cintaku, yang berani memanggil Carla tepat di depan hidungku!

"Eh, Jul aku pergi dulu ya. Dennic membutuhkanku." Sahut Carla. Selalu seperti itu.

"Tunggu." Hentiku. Tatapan terdesaknya membuatku gelagapan.
"Besok, dipesta peringatan pendirian akademi... mau ya jadi partnerku?"

"Astaga.. maaf Julio, kurasa aku akan pergi dengan Dennic. Aku yakin dia akan mengajakku nanti. Maaf." Ucapnya.

Diriku jadi lesu. Carla sering kali menolakku gara-gara bocah itu. Aah! Menyebalkan.

Entah karena ia merasa tak enak atau apalah, Carla mengucapkan sesuatu yang membuatku semangat lagi.

"Ah, bagaimana kalau nanti kita berdansa satu lagu? Tentu saja bukan dansa pembukaan, karena aku akan berdansa dengan partnerku."

Dan tentu saja aku mengiyakannya dong!
"Oke janji ya." Balasku yang disertai anggukakannya. "Oya, ini minuman buat kamu. Biar lelahnya ilang hehe."

Carla menerimanya dan melambai pergi.

Yeah, ayo minum Carlaku. Kan kusambut dirimu yang mencintaiku hari esok. Aku tidak sabar melihat reaksi Dennic ketika Carla mengejar-ngejar cintaku dan mencampakkannya.

Hahahah.

Aku sudah sangat tidak sabar menantikan acara peringatan pendirian akademi. Semua siswa sihir saling beradu gaya dari busana yang dipakai. Dan, tentu saja aku termasuk di dalamnya. Jas hitam beludru yang merupakan warisan keluarga ayahku, adalah yang kupilih untuk membungkus tubuh atletis dan tegapku.

Saat mematut di cermin, aku tersenyum pada diriku sendiri penuh keyakinan.  Mantra yang sudah aku berikan di botol minuman Carla, pasti akan membuatnya membatalkan memilih menjadi partner Denric dan memilihku.

Hanya memilihku!

***

Suasana di depan pintu aula ruangan pesta, banyak murid laki-laki yang menantikan pasangan mereka. Aku yang memang menunggu Carla menatap sengit pada Denric yang juga tampaknya sedang menunggu kedatangan gadis itu.

Hingga tiga puluh menit kemudian dan acara akan dimulai, Carla tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Aku mulai cemas, takut terjadi sesuatu padanya. Namun, saat aku hendak akan  pergi memastikan keadaan Carla, mataku melotot lebar. Kutelan ledah dengan susah payah, melihat penampilan Carla yang ... mengerikan dan kacau.

Dia masuk dengan gaun hitam dan riasan spoke eye lengkap dengan lipstik berwarna gelap di bagian atas dan merah di bagian bawah. Rambutnya yang bergelombang dibiarkan berantakan. Dia berjalan dan menjadi pusat perhatian tak hanya karena penampilannya tapi juga tatapan matanya yang tajam dan seringai dari bibirnya yang terlihat menakutkan.

"Pesta ini membosankan!"  teriak Carla dan semakin membuatku panik, sedang para guru masih diam--seperti menanti apa yang tengah dilakukan gadis itu.

Aku berusaha melangkahkan kaki pelan ke arah Carla. Namun, suaranya kembali menggelegar setelah bibirnya sempat komat-kamit untuk beberapa detik.

"Wahai para penghuni kegelapan, datanglah! Tunjukkan pesta cinta yang sesungguhnya pada pemuda-pemudi di sini!"

Gawat! Ini kacau dan tidak seperti yang aku harapkan. Carla bukannya menjadi dewi cinta bagiku dan tergila-gila padaku tapi malah jadi dewi patah hati.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro