Teruko

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: Zia_Faradina (Historical Fiction) & Dhikayo (Science Fiction)

"Tepat 6 Agustus 1945, Awan jamur membumbung tinggi ke udara. Pesawat B-29 Enola Gay AS menjatuhkan bom uranium Little Boy seberat 4,4 ton di Hiroshima. Selang tiga hari Nagasaki dibom menggunakan bom atom plutonium Fat Man. Ratusan ribu jiwa melayang dengan kulit yang terkelupas dari tubuh mereka." Teruko berkaca-kaca saat menceritakan peristiwa tragis yang menimpa tanah kelahirannya.

Arumi memeluk erat tubuh perempuan paruh baya yang berambut pendek. Dia tak kuasa menahan haru bertemu Teruko–salah satu korban yang selamat–saat mengikuti program pertukaran mahasiswa di Jepang.

Teruko menceritakan setelah pengeboman dahsyat terjadi. Korban yang selamat terkena radiasi mengalami kerontokan rambut, gusi berdarah, kelelahan yang terus-menerus. Hingga menyebabkan harus berbaring terus-menerus di ranjang.

Peristiwa pengeboman Nagasaki dan Hiroshima menjadi perang yang mengerikan. Kedua kota dipilih menjadi target utama Amerika Serikat untuk melemahkan Jepang. Hiroshima sebagai kota pelabuhan besar di Jepang. Sementara Nagasaki pangkalan militer angkatan laut dan selam Jepang yang cukup kuat.

"Ini untukmu."

Arumi terenyak saat membuka gulungan kertas yang diberikan Teruko padanya. Sebuah kata-kata yang membuatnya merinding dan beruraian air mata.

“Arumi sayang, aku tahu suatu hari Teruko-san akan menyampaikan surat ini padamu. Kalau demikian, artinya aku telah gagal menjalankan tugasku. Saat surat ini tiba padamu, aku dapat memastikan kamu telah menemukan kunci ‘penghakiman’. Kau tahu, Arumi. Jika aku berhasil mengubah sejarah, dunia akan menjadi lebih baik. Jepang akan jaya dan kita akan hidup makmur. Tidak ada sejarah kelam, tidak ada penyesalan. Kita akan menghancurkan Amerika.”

“Tanaka-san,” ucapnya lirih.

Arumu menyesalkan sikap suaminya itu. Ia benci sikap idealis dan nasionalisnya yang terlalu besar. Dari pada memikirkan kebaikan keluarganya, pria yang merupakan suaminya itu justru terobsesi untuk mengubah sejarah. Mengurung diri sendiri dalam penelitian yang panjang. Menciptakan mesin waktu hanya untuk membunuh dirinya sendiri, kemudian membuat Arumi menderita.

Bahkan tanpa surat yang dibawa oleh Teruko pun, Arumi tahu apa yang terjadi. Suaminya tak akan kembali. Itu adalah fakta. Akurat, sudah pasti.

Arumi mengambil kunci dari atas meja, membuka lab yang selama ini selalu disembunyikan oleh Tanaka. Arumi menekan sebuah tombol. Dari bawah tanah, rangkaian monitor beserta sebuah tabung berisi material gas gelap. Arumi menekan monitor itu, memasukkan kode berupa tanggal pernikahan mereka, lalu pergi mendekati ruang bersekat kaca.

Tak lama setelahnya, Arumi sudah terlempar ke masa lalu.

Ia melihat seorang pria dewasa yang tak lain adalah suaminya sendiri tengah melakukan hal tak senonoh bersama seorang gadis muda berwajah cantik. Tepat saat itu pula hatinya hancur bak vas kaca yang dibanding ke lantai. Arumu berlari, mendobrak kedua orang itu. Dorongan itu rupanya tanpa sengaja membuat Tanaka menabrak seorang tentara. Saat itulah, ia ditembak di tempat karena dianggap sebagai mata-mata barat.

Arumi tak kuasa menahan tangis. Ia melihat pada gadis muda yang tadi bercumbu dengan suaminya. Di dada wanita itu terukir nama dalam huruf kanji. Yamamoto Teruko.

Arumi mendesah penuh amarah. Namun, tidak satu pun suara teriakan keluar dari tenggorokannya. Ka akhirnya hanya terduduk, Di tangannya terdapat sebuah tabung kecil. Arumi mengotak-atiknya sebelum ia terlempar melewati waktu lagi.

Arumi menemui dirinya sendiri di kala remaja. Ia menghampiri gadis lugu itu, tanpa berbasa-basi langsung berkata, “kau akan menikah dengan seseorang bernama Tanaka. Ia terobsesi untuk mengubah sejarah. Ia ingin menghentikan pemboman Hiroshima dan Nagasaki. Kuharap kau tidak menikahinya.”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro