Viking

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi by: A_Ogies (Romance) & Niiflaaa (Teenfict)

"Bjorn, pakailah pakaian tebal. Kau akan sakit kalau keluar seperti itu," ucap Sylva sembari memasukkan kayu bakar ke tungku api. Wajahnya terlihat bingung melihat sang suami agak tergesa-gesa setelah berbicara dengan Gerg beberapa menit lalu.

Tanpa peduli dengan ucapan istrinya, Bjorn  mendekat dan mengelus perut Sylva. "Sylva, apa pun yang terjadi, tetaplah di rumah dan jangan bukakan pintu untuk siapa pun, terkecuali itu aku."

"Sebenarnya ada apa?" Gurat khawatir Sylva terpampang jelas saat ini.

"Tidak ada apa-apa, aku akan segera kembali."

Sekitar satu jam sudah sang suami pergi. Sebagai kepala desa, Bjorn sering bepergian dari satu rumah ke rumah lainnya untuk menyelesaikan masalah yang ada. Namun, kali ini tampaknya ada masalah serius, hingga Bjorn tidak menceritakan apa pun padanya.

"Sylva! Sylva! Gawat! Tuan Bjorn!"

Untuk sejenak Sylva teringat pesan sang suami, tetapi perasaannya sangat tak menentu saat ini. Sylva bergerak membuka pintu dan mendapati tetangganya dengan wajah panik.

"Tuan Bjorn menjadi tawanan para viking!"

"APA?!"

Mengambil selimut tebal menutupi tubuhnya, Sylva yang tengah hamil besar berjalan tertatih-tatih di atas salju menuju pantai.

"Bjorn!" pekik Sylva setelah melihat sebuah pedang menembus bahu sang suami. Tubuhnya seketika lemas.

"Jangan sakiti dia ...," lirih Bjorn yang tengah berlutut kehabisan tenaga.

Sang komandan viking tertawa lantang. "Seorang jenderal terkuat yang ditakuti dari kerajaan manapun, ternyata memalsukan kematiannya di pertempuran Hjörungavagr. Hanya karena kau orang yang kuat, pengkhianatanmu diampuni begitu saja, dengan syarat kembali memihak kerajaan untuk melakukan invansi ke wilayah lain. Dan sekarang, kau menolak untuk ikut karena seorang wanita?"

Komandan viking bayaran kerajaan itu tertawa, begitu juga dengan para prajuritnya. Di saat invansi tengah bergejolak di berbagai daerah, wilayah yang hampir seluruh tahun diselimuti salju tanpa sumber kekayaan apa pun ini menjadi tempat persembunyian Bjorn. Mereka akan mendapatkan bayaran yang mahal untuk ini.

"Suamiku seorang jenderal? Ti-tidak mungkin." Sylva menggeleng dengan tatapan nanar di atas hamparan putih nan dingin itu.

"Ya! Dia harus ikut kami. Jika tidak, kampung kalian akan kami bakar. Dan untukmu Bjorn," Komandan itu tersenyum licik. "Ikut atau istrimu akan menjadi budak kami."

"Beraninya kau!"

Aku bersembunyi saat mendengar percakapan orang dewasa di depan sana.

"Sylva apa pun yang terjadi, tetaplah di rumah dan jangan bukakan pintu untuk siapa pun, terkecuali itu aku."

Ya, aku tinggal bersama paman Bjorn dan Bibi Sylva. Mereka sangat menyayangiku. Terkadang aku kasihan melihat Bibi yang sedang hamil tetapi sering ditinggal oleh suaminya, maka itulah yang menjadi alasan aku bisa tinggal bersama mereka.

"Tenang, Bi. Paman pasti baik-baik saja," ucapku saat sang suami sudah keluar hampir satu jam. Namun, Bibi Sylva masih terlihat gelisah.

Beberapa menit selanjutnya pintu diketuk, terdengar suara seseorang memanggil nama Bibi dengan nada ketakutan.

Tentu, Bibi langsung membukanya sedangkan aku bersembunyi di balik kayu pembatas. Bukannya tidak sopan untuk menguping pembicaraan orang lain hanya saja aku penasaran apa yang sebenarnya terjadi.

"Tuan Bjorn menjadi tawanan para viking."

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro