Enigma

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Fiona tequilaiueo (Historical) - Tin Lovatin tin_lovatin (Fantasi)

* * *

Gadis pirang itu pergi dari kelas persona tanpa menyadari kehadiran Eme yang bersembunyi dibalik tembok. Eme terus menatap curiga hingga potretnya hilang dari pandangan, benaknya bertanya apa yang ditaruh gadis pirang itu barusan.

Semula Eme hanya ingin mengambil buku catatannya yang tertinggal. Namun, dirinya tidak sengaja melihat gadis pirang itu memasukkan sesuatu ke laci meja yang ditempati oleh anak ambis di kelasnya. Dia tersenyum misterius ketika Eme memperhatikan dari balik jendela luar.

"Kita lihat apa yang dia lakukan," gumam Eme.

Tangan Eme membuka laci meja tersebut. Tidak ada yang menarik, selain lukisan seseorang yang bernyanyi di atas panggung. Eme yakin ada pesan tersembunyi dibaliknya.

Panggung?

Eme tersenyum simpul. Sudah pasti di sana mereka akan bertemu! Seorang anak ambis dengan gadis berambut pirang. Agnes dan Abdul, saudara tiri Eme! Benar-benar berita yang paling panas, lebih panas dari acara di televisi "Hotis Selebritis", jika berita ini sampai menyebar ke penjuru sekolah.

* * *

Konser Elang, seorang penyanyi muda yang sedang naik daun, akan dimulai pada jam delapan malam di stadion kota. Lukisan "Elang sedang manggung" itu begitu trik jitu untuk mengecoh siapa pun agar tak mencurigai atau mengendus hubungan mereka. Apakah sebegitu malunya Agnes memiliki hubungan dengan si anak ambis itu? Ataukah ... ada sesuatu yang lain?

Eme mengendarai motor melaju ke stadion. Ia sedikit menggunakan kekuatannya sebagai siswa level satu di sekolah yang baru beberapa hari yang lalu Eme dapatkan. Banyaknya pengunjung yang tumpah ruah, membuat Eme kesulitan menemukan dua orang remaja itu. Di mana mereka? Apakah mengambil barisan paling depan? Paling belakang? Di tengah-tengah? Aduh, tambah sulit saja bagi Eme menemukan sosok kedua orang itu jika benar berada di tengah stadion.

Eme pun berkeliling, melirik ke sana-sini. Sungguh. Eme kesulitan. Hingga akhirnya, ia duduk di sebuah bangku taman stadion dan memesan minuman dingin. Malam yang dingin, tetapi Eme kepanasan. Baru saja menyeruput minuman yang dipesan, Eme berhenti. Matanya fokus ke satu arah. Agnes dan Abdul!

Buru-buru Eme membayar minumannya, meminum seteguk-dua teguk lalu meninggalkan minumannya itu. Eme bergerak perlahan ke tempat kedua orang itu,  sesekali bersembunyi dibalik pengunjung yang lain.

Pada akhirnya, ia punya kesempatan mendengar percakapan mereka dari jarak yang cukup dekat dengan bersembunyi dibalik sebatang pohon. Lebih beruntungnya, suara musik dari panggung stadion sedang berhenti.

"Aku mohon, Dul. Jangan lakukan itu. Kamu sudah terlalu baik buat Eme. Biarkan anak nakal itu sadar diri!"

Eme terkejut! Itu suara Agnes! Eme mengepalkan tangan mendengar perkataan Agnes itu!

Abdul menunduk. "Aku menyayangi Eme," katanya lirih.

"Kamu lebih menyayangi Eme daripada aku, begitu maksudmu?"

Benar! Dugaanku memang benar! Kedua orang itu memiliki hubungan spesial selama ini. Menyembunyikan hubungan mereka dari siapa pun. Yah, Eme rasa alasannya satu. Agnes malu!

Abdul mengangkat wajahnya dan menatap Agnes lekat. "Maaf. Aku lebih menyayangi Eme."

Agnes kecewa, sedangkan Eme semakin memperdalam kerutan di keningnya.

"Aku harus memberikan kekuatanku untuk Eme karena ... usiaku tak 'kan lama lagi, Agnes. Eme pasti sangat membutuhkan kekuatan yang kumiliki."

Eme terkejut! Tak menyangka. Keringat dingin memenuhi wajahnya. Apakah ... itu artinya ... dirinya yang akan melawan si "kegelapan"? Suara musik yang kembali terdengar dari stadion serta suara si artis Elang membuat rasa terkejut yang dirasakan Eme bertambah seribu kali lipat. Enigma ini sudah terjawab.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro