Not My Business

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Alle gralinesyl (Historical) - Lira Altair Liraaltair (Teenfiction)

* * *

School tot Opleiding van Indische Artsen terlihat sangat ramai. Terutama di asrama di siang hari. Biasanya, para siswa sekolah kedokteran ini harus kembali ke asrama untuk makan siang. Orang-orang yang bisa bersekolah di sini biasanya adalah keturunan bangsawan. Entah itu orang tuanya adalah salah satu abdi dalem dari keraton, atau mungkin tokoh yang dihormati.

Berbeda dengan Jaka, dia hanyalah anak petani miskin yang bisa masuk ke sekolah ini dengan keberuntungan.  Selain pintar, dia juga dekat dengan anak dari Regent tempat asalnya. Ayah Jaka hanyalah seorang tukang kebun yang bertugas di rumah Regent tersebut.

"Ka, kamu masuk ke kelas terlebih dahulu. Saya memiliki sesuatu yang harus dikerjakan terlebih dahulu," ucap Prayitno. Anak lelaki yang menggunakan baju koko berwarna putih. Dengan celana panjang lebar sebagai bawahannya.

"Baiklah. Jangan datang terlambat," ucap Jaka setuju.

Setelah Prayitno pergi menjauh, Jaka berjalan ke arah kelasnya. Namun, saat Jaka melewati kelas kosong, lelaki muda itu merasa ada sesuatu yang janggal. Kelas ini adalah untuk siswa terbaik.

"Sudarmo? Mengapa dia berada di sini? Lalu, apa yang dia bawa? Dan mengapa dia meletakkannya di meja Pramuji?" gumam Jaka.

Jaka kenal Pramuji dan Sudarmo. Sudarmo sendiri adalah anak dari tokoh masyarakat. Sedangkan Pramuji sendiri juga sama. Bedanya, Pramuji lebih berbakat dan sangat ulet dengan sekolahnya. Bisa dikatakan, Pramuji adalah murid kesayangan dari para pengajar. Sudarmo dan Pramuji bisa dibilang adalah saingan ketat. Sekarang, Sudarmo seperti meletakkan sesuatu di sana. Jaka yakin bahwa itu mungkin sesuatu yang buruk.

"Tapi, apa hubungannya denganku?"

Jaka menegakkan kembali tubuhnya. Dia tidak lagi mengintip di lubang yang berada di dinding. Tidak tahu harus berbuat apa. Namun, Jaka berpikir untuk melarikan diri saja. Lagipula itu bukan urusannya, Sudarmo ingin melakukan apa saja juga tidak ada hubungannya dengan dia.

Lagipula itu bukan urusannya, Sudarmo ingin melakukan apa saja juga tidak ada hubungannya dengan dia.

Jaka ingin pergi, tetapi penasaran pula. Dia jadi bimbang, Sudarmo yang terkenal pendiam dan tidak banyak berinteraksi dengan teman itu kenapa bisa-bisanya berada di meja Pramuji. Banyak rumor mengatakan kalau Sudarmo tidak menyukai Pramuji karena rivalnya itu jauh lebih baik dari dia. Namun, itu hanya rumor, kebenarannya Sudarmo saja yang tahu.

"Bukan urusanku, aku tidak peduli!" Jaka menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha menghilangkan pikirannya yang malah memikirkan hal itu.

Tidak ada untungnya bagi Jaka, jadi dia memilih untuk pergi dan menuju kelasnya untuk belajar. Masa depannya lebih penting daripada mengurusi Sudarmo.

"Kunci mendapat masa depan yang baik adalah tidak mengurusi urusan orang lain," kata Jaka sembari berlalu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro