Mission to Venice

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Acar Step AcarStep (Action) - Fiona Aime tequilaiueo (Historical)

* * *

Disinilah aku berada sekarang. Di kota Venesia, tahun 1616. Aku mendapatkan misi dari atasanku, lebih tepatnya terpaksa karena agen lain tidak ada yang berani mengambil risiko melakukan perjalanan waktu.

Muncul di gang sempit membuat keberadaanku tak begitu dicurigai. Aku harus berterima kasih kepada rekan kerjaku yang mempersiapkan segala sesuatu dengan matang, termasuk pakaian ala-ala penduduk sekitar.

Dengan langkah yang agak gugup, aku berjalan keluar gang dan membaurkan diriku dengan masyarakat sekitar yang juga tengah berjalan.

Ada yang menjinjing koper tipis, ada pula wanita yang sedang mengajak anjing peliharaannya jalan-jalan. Aku terlalu memperhatikan sekitar, hingga tak sadar aku menabrak seseorang yang tengah berlari. Barang-barang yang ia bawa seketika terjatuh dan menimbulkan bunyi yang sangat keras.

Dia meringis keras. Tanpa berlama-lama, aku segera membantunya berdiri dengan mengulurkan tanganku.

Dengan cepat ia menepis uluran tanganku dan segera memeriksa barang bawaannya yang terjatuh tadi. Aku bisa melihat sebuah alat musik yang... aneh? Bentuknya seperti biola namun gagangnya panjang seperti gitar.

“AH! BASSO CONTINUO INI RUSAK! BAGAIMANA AKU BISA MEMAINKAN BENDA INI DI OPERA KERAJAAN SEKARANG?” teriaknya frustasi.

Aku merasa bersalah seketika. Biola bergagang panjang itu patah menjadi dua. Aku berjalan mendekatinya dan menepuk pundaknya pelan.

“Maafkan aku. Aku terlalu ceroboh,” ucapku.

Ia hanya menoleh sembari menghembuskan nafasnya kasar.

“Tidak apa-apa. Memang takdirku yang mungkin sedang sial. Ngomong-ngomong, kau penduduk dari daerah mana? Aku tidak pernah melihatmu sebelumnya. Apa kau baru saja bermigrasi ke sini?”

Aku terdiam mendengarnya bertanya. Aku lupa membawa kartu identitasku.

“Aku...”

“Lupakan saja. Aku Martinego, Claudio Martinego. Dan kau?”

Aku kembali terdiam. Tidak ada satupun nama yang terlintas di pikiranku.

“Kau sepertinya orang yang pemalu. Akan kupanggil kau ‘turis’ saja. Oh ya, aku harus pergi ke kerajaan sekarang. Mereka akan marah kalau aku terlambat. Sampai jumpa!”

Martinego pun berlari secepat mungkin sembari menggotong _basso continuo_ miliknya yang sudah terbelah menjadi dua.

Tunggu... misi yang aku terima kan menguntit kerajaan.

Tanpa berlama-lama aku segera mengikuti orang yang bernama Mortenigo itu, tentunya secara diam-diam agar tak menimbulkan hal-hal yang tak diinginkan.

Lima belas menit mengikuti Martenigo, dan sampailah aku di kerajaan yang begitu megah. Aku melihat para bangsawan yang berkumpul. Beberapa dari mereka ada yang menyapa Martinego, mungkin ia cukup terkenal mengingat salah satu pemain opera kerajaan.

Aku membaur di antara para bangsawan. Beberapa orang menatapku karena mungkin merasa asing, tetapi memilihnya tidak peduli dan melanjutkan obrolan. Belum sempat aku mengikuti Martenigo yang pergi ke lorong kerajaan, dua orang pengawal menghadang dengan pedang yang mengarah padaku.

"Siapa kau?"

Bingung harus menjawab apa, aku mengangkat kedua tanganku. "Aku dari keluarga Marquiz, Sanchez Marquiz."

Kedua pengawal saling bertatapan, kemudian menurunkan pedangnya. "Maafkan saya, Tuan Sanchez."

"Tidak apa-apa. Sebentar lagi opera akan dimulai, saya permisi."

Tubuhku berbalik dengan napas lega. Setidaknya aku sudah mencari tahu sejarah di tahun ini sebelum memutuskan mengambil misi berisiko ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro