Mysterious Broom

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Fantasia Austeen_kaulia (HTM) - Febi rmgans (Teenfiction)

* * *

Yezekiel itu pemberani, tidak pernah takut pada apa pun dan tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Kulitnya pucat, nyaris seperti mayat, dengan sepasang mata heterochromia. Selain itu, sifatnya unik. Tidak baik, tetapi tidak bisa dibilang jahat juga. Beberapa orang mengatakan, Yezekiel itu seperti malaikat berwajah iblis---atau begitulah menurut pandangan orang lain.

Karena semua kekurangannya, Yezekiel memilih untuk tinggal jauh dari keramaian. Bukan karena kurang percaya diri, pemuda itu hanya takut dirinya tidak bisa menahan diri untuk mencekik orang-orang yang membicarakannya di belakang.

Matanya itu istimewa, walau terkadang terlihat menyeramkan. Yang kanan berwarna biru, lalu yang sebelah kiri berwarna kuning. Kalau tidak salah, karena mata itu, Yezekiel pun bisa melihat dua dunia. Dunia manusia dan dunia bukan manusia.

Pagi ini, Yezekiel benar-benar terganggu dengan suara yang berasal dari halamannya. Bunyinya sangat menganggu dan pemuda itu tidak akan tinggal diam. Dengan langkah terburu-buru, dia melompati tangga dan membuka pintu dengan sangat keras. Bersiap akan memarahi siapa saja yang berani mengganggunya sepagi ini. Namun pemandangan di hadapannya, benar-benar di luar nalar.

"Hah?"

Di depan sana, bukan sejenis manusia yang Yezekiel temui. Melainkan sebuah sapu yang sedang bergerak-gerak di halaman rumahnya. Tanpa pikir panjang, pemuda itu pun mendekat dan berusaha menggapai sapu itu. Namun, gagal.

"Jangan bilang aku masih di alam mimpi?"

Seolah ingin membantu Yezekiel membuktikan kebenaran, sapu itu mendekat. Yezekiel mengernyit, menatap benda rumah tangga itu dengan bingung.

"Aduh, kepalaku!"

Pekikan Yezekiel nyaring terdengar, sesaat setelah ujung sapu itu mengetuk kepalanya. Sementara itu, sang sapu tampak tak berhenti bergerak---agaknya terlihat sedang menertawakan kebodohan Yezekiel.

"Sialan."

Yezekiel berang. Dia lantas berusaha untuk menggapai sapu itu, berniat untuk mematahkannya. Seolah tahu niat buruk Yezekiel, sapu itu pun bergerak menjauh.

"Kemari kau, sapu bodoh! Akan aku patahkan tubuhmu menjadi dua!"

Pemuda berkulit pucat itu bergerak cepat mengejar sapu yang terbuat dari ilalang tadi, mengulurkan tangannya guna menggapai sapu yang masih saja bisa menghindar dari dirinya.

Terus berulang seperti itu, hingga Yezekiel meloncat dari atas meja dan berakhirnya menduduki sapu yang ia umpati 'bodoh' itu.

"Dapat!" Pekiknya senang dengan nafas yang terengah-engah karena lelah. Di pegangannya gagang sapu itu, berniat untuk mencegah si sapu berulah kembali. Namun belum sempat ia berdiri dari duduknya, tubuh pemuda itu tiba-tiba terangkat tinggi. Melayang-layang di udara yang menampakkan pepohonan di musim gugur dan beberapa burung yang terbang melewatinya.

Sial! Yezekiel terpana dibuatnya.

Semilir angin menghempaskan helaian rambut pemuda itu, menghantar tubuhnya yang terasa ringan karena sapu yang saat ini entah membawanya kemana.

Dibawah kakinya yang tergantung di udara, terlihat jelas sosok-sosok hitam yang menyerupai manusia berbadan raksasa tengah terduduk di antara pepohonan tua. Ada juga mahluk bertubuh hijau kecil dengan telinga panjang berjalan mengelilingi batu besar sembari membawa tombak kayu. Entah untuk apa, Yezekiel tidak tau sekaligus tidak mau ambil pusing.

Tapi yang pasti sekarang, mereka --Yezekiel dan si sapu bodoh itu-- sedang mengarah ketengah hutan.

"Hey sapu bodoh, kemana kau akan membawaku?"

Entah si sapu yang bisu atau Yezekiel yang kelewat polos karena bertanya pada peralatan rumah tangga ajaib yang tengah ia duduki itu.

Makin kedalam makin gelap dan menyeramkan pula suasana di dalam hutan ini. Tangan pemuda itu mengerat karena hempasan hawa dingin yang menusuk kulit hingga tulangnya.

Sahutan demi sahutan mahluk tak kasat mata terdengar masuk ke telinganya kala sepasang mata heterochromia itu melihat gua yang diatasnya ditumbuhi pohon kalpataru raksasa dengan cahaya redup yang berasal dari dalam mulut gua.

Semakin masuk kedalam, semakin dingin pula hawa yang menyeruak, menyelimuti tubuh pemuda itu. Yang tanpa sadar, kakinya hampir menginjak tanah basah di bawah jika saja sapu itu tak kembali berulah dengan mempercepat lajunya hingga membuat Yezekiel mendarat di tanah dengan posisi kepala di bawah dan bokongnya berada di posisi atas.

"Akh! Sapu sialan!" Maki pemuda itu, merasakan sakit di kepalanya.

"Fowl? Kau kah itu?"

Yezekiel beranjak dari posisi yang tidak mengenakan tadi. Bersiap melancarkan serangan jika dirasa dalam keadaan terancam, kala mendengar suara lembut yang di susul oleh suara langkah kaki seseorang.

Namun tangannya seketika turun, matanya mengerjap pelan kala sosok gadis dengan cahaya indigo muncul dari balik bilik gua.

"Oh, kurasa sapu nakal ini kembali membawa tamu," sosok lain di belakang tubuh Yezekiel menyahut. Ia berbalik, kembali ngengerjap. Menatap kedua gadis itu bergantian,"

"Tunggu. Dimana aku?" Tanyanya bingung, yang hanya dijawab senyuman oleh kedua gadis bercahaya itu.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro