Permainan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Kolaborasi: Galatumn Wilis Galatumn (Action) - Meyrum Rum97_ (HTM)

* * *

Sudah beberapa menit Genta berjalan cepat di lorong menuju deretan kelas berada. Ia melakukan itu setelah melihat sekelebat bayangan yang meloncat-loncat di atas sekolahnya.

Awalnya sekelebat itu tidak dihiraukan perempuan berambut pendek tersebut karena berukuran kecil dan hanya diam di sudut sekolah—menyatu dengan energi sekolah yang memang sudah tua ini, namun lama kelamaan sekelebat itu malah membesar membentuk sosok tinggi yang mulai melompat-lompat ke sana kemari.

Rasa kantuk yang Genta rasakan langsung menghilang karena melihat itu. Dari kemampuan yang ia miliki, ia langsung tahu bahwa bayangan itu bukanlah bayangan biasa.

Setelah beberapa lama mengikuti, Genta menyengit heran melihat bayangan itu menukik tajam dari atas atap ke dalam kelasnya.

“Mau ngapain dia?” bisik Genta curiga.

Dengan mengendap-ngendap, Genta berhasil mendekati jendela kelasnya untuk mengintip apa yang sedang dilakukan oleh bayangan itu.

Kondisi kelasnya saat ini masih dalam keadaan gelap, menandakan bahwa Genta seharusnya menjadi orang pertama yang masuk ke dalam kelasnya, jika saya bayangan itu tidak masuk duluan.

Seperti dugaannya, sosok bayangan itu memanglah manusia. Dilihat dari ukuran serta siluet dari pakaian yang ia kenakan, sosok itu merupakan seorang murid laki-laki. Sialnya, Genta sama sekali tidak bisa melihat siapa itu dari posisi ia berada.

Sosok itu tidak berlama-lama dikelasnya. Namun yang pasti, sebelum ia pergi meluncur melalui langit-langit kelasnya tadi, Genta melihat ia memasukkan sesuatu ke dalam laci Renata—si Jenius berambisi dari kelasnya.

Setelah memastikan di sekitarnya tidak ada orang yang melintas—tentu saja, waktu masih menunjukkan jam lima pagi buta lebih dikit—Genta membuka tas ranselnya dan mengambil sebuah boneka burung hantu berukuran sebesar telapak tangan orang dewasa.

Awake,” bisiknya tepat di depan hidung boneka mungil itu. Seketika, benda itu bergerak dan mulai mengepak sayap bulunya untuk terbang. “Owley, tolong pastikan kelasku dilindungi oleh tabir kaca milik kita, agar bayangan itu tersesat jika kembali ke sini.” Pintanya yang langsung membuat boneka hidupnya terbang dan membuat sebuah tabir bundar yang menutup keseluruhan kelasnya dari atas kelasnya.

Sedangkan Genta segera saja masuk ke dalam kelasnya dan bergegas mendekati meja milik Renata. Ketika ia menarik keluar benda itu, ia terkejut bukan main karena disambut letupan api bewarna biru.

Genta segera menarik tangannya kembali, dia tidak khawatir hal itu menyakitinya. Namun, hal yang membuatnya takut adalah apa yang ada di dalam laci sehingga memerlukan api biru yang cukup kuat untuk melindunginya.

Genta berpikir sejenak. Bayangan yang dilihatnya nampak misterius terlihat sedikit familiar.

"Siapa dia dan apa yang disimpannya dalam laci meja Renata," ucap Genta pelan

Seketika tubuh Genta menegang. Dia tiba-tiba teringat beberapa hal yang terjadi belakangan ini. Ada beberapa anak yang sedikit ambisius tiba-tiba mengalami serangan diam.

Tingkat serangan itu berbeda tergantung seberapa cerdas dan ambisius orang tersebut. Terakhir, seorang siswa laki-laki tiba-tiba menjadi kehilangan kendali dan menyakiti teman sekelasnya dengan kekuatannya. Dan yang paling aneh hal itu terjadi tidak lama setelah dia membuka kotak yang ditemukan di laci mejanya.

"Tidak. Aku tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi lagi." Genta mengeluarkan ponselnya menelpon Renata temannya.

"Kenapa, Gen, Ini masih sangat pagi." Suara Renata yang mengantuk terdengar di ujung sana.

"Seseorang menyimpan kotak misterius di laci mejamu, Re." Genta langsung bicara tanpa basa basi lagi.

"Maksudnya?" tanya Renata

"Kau mengerti maksudku, Re, jangan bermain bodoh kali ini."

"Baiklah baiklah aku tahu. Tunggu, dalam waktu kurang dari sepuluh menit aku akan sampai di sana," ucap Renata mengakhiri percakapan mereka.

Genta duduk dengan tenang, dia tidak mengkhawatirkan tentang orang tersebut karena Owley telah menyegel seluruh area sekolah dengan tabir kacanya.

Yang dia khawatirkan adalah apa tujuan dari pihak lain? Hampir semua teman sekolah yang memilih julukan jenius dan sedikit ambisius dalam bidang masing-masing satu persatu menjadi korban.

Ada yang menjadi gila, ada yang kehilangan sebagian ingatan dan kekuatannya.

* * *

Genta dan Renata duduk berhadapan. Di atas meja di depan mereka ada sebuah kota  yang terbuat dari besi dengan motif berwarna biru. Saat ini kedua telah berpindah ke lantai atas gedung sekolah mereka.

"Menurutmu apa tujuan pihak lain Gen?" tanya Renata yang matanya tidak beralih dari kotak itu.

"Aku tidak tahu, Re, tapi jika pihak lain ingin bermain mengapa kita berdua tidak melayaninya?" Genta menatap Renata sambil tersenyum.

Senyum yang tidak mencapai matanya sama sekali. Melihat tampilan Genta seperti itu, Renata merasa tidak berdaya untuk orang misterius yang menyimpan kotak tersebut. Bagaimana tidak. Dia sedang mencari masalah dengan iblis yang baru saja terganggu tidurnya. Nasib buruknya karena mencoba memprovokasi kelas Renata dan Genta berada. Selain ambisius dan jenius penghuni kelas itu terkenal dengan kegilaan mereka.

"Kalau begitu ayo kita mulai permainannya. Kau sudah membiarkan Owley menguap seluruh sekolah bukan?" Renata menatap Genta dengan serius.

Kali ini keduanya sama-sama tersenyum yang menakutkan. Hanya Tuhan yang tahu bahwa orang lain akan mengapa nasib buruk hari ini.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro