Cara untuk Pulang

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Gilgamesh's POV

Baik baik aku tahu kalian bersahabat tapi BISAKAH KALIAN TIDAK TERLALU MESRA? LALU MENGAPA KALIAN BERBICARA DENGAN BAHASA KALIAN?!

Tidak masalah jika kalian memakai bahasa itu tapi aku penasaran dengan apa yang mereka bicarakan! Terlebih, tadi bahkan mereka serempak mengatakan "tidak" dan itu membuat hatiku semakin panas!

Ugh, aku mulai meragukan cinta (Y/n) terhadapku. Apakah dia bermain-main dengan perasaanku? Dan anjing kampung itu, berani-beraninya dia bersikap acuh tak acuh dihadapanku!

Dia bahkan berkali-kali mengatakan kalau aku sudah mati! Aku tahu kalau mereka berasal dari masa depan dan aku hidup ribuan tahun sebelum mereka lahir tapi bisakah kau menghargai hubunganku dan (Y/n)?

Anak itu, apakah dia tertarik pada gadisku? Apakah dia mencintai gadisku? Jika iya, tidak akan kubiarkan itu terjadi! Aku akan menjadikan (Y/n) milikku, untuk selamanya!

Aku berjalan menuju kamarku, membuka pintunya lalu membanting pintu kamarku. Hatiku terasa sangat panas! Mengingat kemesraan mereka sungguh membuatku tidak tenang!

Aku membuka semua pakaian dan perhiasanku. Lebih baik aku membersihkan tubuhku. Setidaknya berendam sebentar bisa menjernihkan pikiranku.

Aku mengambil handukku dan melingkarkannya di pinggangku. Aku menyiapkan pakaian tidurku lalu meletakkannya di ranjangku.

Aku membuka pintu kamar mandi lalu langsung membersihkan tubuhku. Setelah semua selesai, aku menyiapkan air dingin untuk berendam. Udara hari ini sedikit panas dan mungkin air dingin bisa menghilangkan rasa panas baik dihatiku maupun ditubuhku.

Tapi hari juga sudah larut malam, apakah tidak apa-apa? Mungkin tidak masalah karena toh aku tidak terlalu sering berendam air dingin di malam hari.

Oh ya, sial sekali. Aku lupa mengambil anggur. Ya sudahlah. Setelah berendam nanti aku akan meminum anggurku.

----

Aku mengeringkan tubuhku setelah itu mengeringkan rambutku sambil berjalan kearah pintu. Betapa terkejutnya aku ketika aku membuka pintu dan mendapati (Y/n) yang tertidur di ranjangku.

Dengan cepat aku menghampiri (Y/n) lalu memerhatikan wajahnya. Seperti biasa wajahnya terlihat sangat menawan. Bulu matanya lentik, bibir merahnya terlihat sangat menggoda, pipinya juga sangat menggemaskan.

Sabar sabar! Jika kau ingin memilikinya sepenuhnya, kau harus menikah dulu dengannya! Tapi tidak mungkin aku langsung menikahinya, pasti (Y/n) akan marah kepadaku.

"Hm ... Gil? Kamu sudah selesai?" terdengar suara manis yang keluar dari bibir gadisku ini.

"Kamu tertidur? Apakah sudah lama menungguku?" tanyaku lembut sambil mengusap kepalanya.

"Sedikit lama, hehe tapi tidak masalah ... kok ..."

Hm? Ada apa? Mengapa wajahnya jadi merah? Tunggu, mengapa wajahnya menjadi tambah merah?

"(Y/n)? EH (Y/N)!!!! ADA APA DENGANMU?!"

(Y/n) jatuh pingsan. DIA PINGSAN?! ADA APA DENGANNYA?!

Kemudian aku sadar, AKU BELUM MEMAKAI PAKAIANKU! PANTAS SAJA WAJAHNYA MENJADI MERAH?!?!

Dengan cepat aku segera memakai pakaianku lalu menepuk-nepuk wajahnya. Ayolah jangan lakukan ini kepadaku! Aku tidak mau kehilanganmu!

"(Y/n)? Ayolah gadisku buka matamu! Aku sudah memakai pakaianku! (Y/n)?"

Dia tak kunjung sadarkan diri. Dan entah mengapa dari tadi aku merasakan ada sesuatu yang memukul kepala dan punggungku. Apakah itu hanya perasaanku saja?

Tapi kepala dan punggungku benar-benar terasa sakit. Aku memegang kepalaku yang sakit ini lalu menggosoknya.

"Um, memang perasaanku saja atau ... memang ada yang memukulku?"

Aku memutuskan untuk mengatur posisi tidur (Y/n) kemudian berbaring disampingnya. Aku menidurkan kepala (Y/n) di tanganku agar aku bisa mendekapnya dengan erat.

Aku mendekatkan wajah (Y/n) ke dadaku lalu mencium kepalanya. (Y/n) tertidur. Baguslah kalau begitu, aku bisa tidur seranjang lagi dengannya malam ini.

"Selamat malam, gadisku!" ucapku lalu akupun menutup mataku, bersiap untuk tidur.

End of Gilgamesh's POV
.
.
.
.
.

Reader's POV

Aku merasakan kehangatan disekujur tubuhku. Selain itu, aku mencium aroma yang wangi. Aroma yang wangi tapi juga aroma yang ku kenal.

Aroma ini ... adalah aroma Gilgamesh? Aku mencoba menggeser kepalaku tapi terasa susah, seperti ada yang menyentuh kepalaku ... juga tubuhku.

Aku membuka mataku dan terkejut dengan pemandangan yang ditampilkan dihadapanku. Apa ini? Sesuatu seperti ...

Tunggu tunggu! Bukankah aku pernah melihat benda ini? Tapi dimana? Aku mengangkat tanganku lalu memegang benda ini.

"Hm ..."

Huh? Suara Gilgamesh? Tunggu, kain --bukan! Sebuah pakaian! Aku menyentuh benda ini dan berusaha membuka pakaia-- AAAAARRRRRRGGGGGGHHHHHHH!!!!!!!!!

AKU TAHU! AKU TAHU! AKU TAHU APA BENDA INI SETELAH AKU MELIHAT 'SESUATU' TAPI MENGAPA BENDA INI BISA BERADA DI HADAPANKU?

"Kau jelas menikmati apa yang kau lihat, (Y/n)."

Benar dugaanku! PEMILIK BENDA INI ADALAH GILGAMESH! ASTAGA MAU TARUH DIMANA WAJAHKU?! AKU TADI MENYENTUH TUBUHNYA! BERUSAHA MELEPASKAN PAKAIANNYA WALAU HANYA SEDIKIT!

Dan juga ... tadi aku melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh ku lihat sebelum aku menikah dengannya. Lalu setelahnya aku jatuh pingsan. Aaaaa ...

"(Y/n)?"

Ugh, dia memanggilku. Aku memberanikan diriku untuk menatap wajahnya, untuk menatap matanya. Pipiku terasa panas dan jantungku berdebar.

Terlihat Gilgamesh yang sedang tersenyum kepadaku tapi pipinya terlihat merah. Bukan merah karena tamparanku tapi dia merona! Pipinya merona!!

"G-Gilgamesh, m-maafkan a-a-aku! A-aku ..."

"Tidak masalah, (Y/n). Aku menikmatinya. Sentuhan tanganmu terasa sangat nyaman dan hangat. Mengapa tidak dilanjutkan?"

"Kita belum menikah, Gilgamesh! Dan dan ... anda adalah seorang raja!"

"Lalu?"

"L-lalu ..."

"Sesaat kupikir kau ingin memekorsaku (Y/n)."

Deg!

"Gilgamesh bodoh!"

Wajahku memerah yang ku yakin lebih merah dari wajah Gilgamesh. Aaa bodohnya aku! Berniat ingin menenangkan Gilgamesh malah terjadi hal yang seperti ini!

"Bagaimana menurutmu dengan adik kecilku?"

"Adik? Maksud ... JANGAN BAHAS ITU GILGAMESH!"

"Huh? Padahal aku sudah berbaik hati memperlihatkan seluruh tubuhku kepadamu. Atau ... kau ingin menyentuhnya juga?"

"TIDAK PERLU!"

"Kau mendahuluiku, (Y/n). Ah~ entah mengapa aku merasa sangat kotor~"

Ugh, laki-laki tua ini! Dasar mesum! Dasar raja mesum! Berani-beraninya dia!!!!!! Justru yang seharusnya merasa kotor itu aku! Aku yang menjadi korban disini!

Aku tidak menjawab Gilgamesh, hanya membuang pandanganku darinya. Gilgamesh tertawa pelan lalu mengusap kepalaku dengan lembut.

"Jangan marah, aku hanya bercanda!"

"Hmp!"

"Maafkan aku, ya?"

Gilgamesh meminta maaf dengan nada suara yang lembut. Hal ini tentu membuat jantungku semakin berdebar dengan kencang. Aku kembali memerhatikan wajahnya, masih terdapat rona merah dipipinya.

Ugh, tolong jangan perlihatkan wajah itu kepadaku. Aku akan terlihat seperti orang mesum disini! Ugh, kepolosanku juga hancur seketika. HANCUR SEKETIKA!

"Aku ... memaafkanmu tapi tolong jangan perlihatkan ekspresi wajahmu yang aneh itu!"

"Aneh atau membuatmu tergoda untuk mencicipi tubuhku?"

"Berhenti Gilgamesh atau aku akan pergi dari sini!"

"Baik baik, aku akan berhenti!"

Gilgamesh medekatkan wajahku kembali ke dadanya. Aku kembali dapat mencium aromanya yang harum. Aku menyukai aroma tubuhnya, terasa sangat nyaman.

Aku membenamkan wajahku ke dada bidang Gilgamesh, menikmati kehangatan yang diberikannya kepadaku. Entah mengapa aku merasa kita seperti suami dan istri.

D-dari mana pikiran itu? M-mengapa aku bisa memikirkan hal yang seperti itu? Aku tahu ini baru kali pertama aku pacaran tapi ... pacaran dengan seorang pria yang bersikap romantis dan manis kepadamu ...

Ini sungguh membuatku bahagia ...

-----

Aku bangun lebih pagi dari Gilgamesh. Aku langsung pergi menuju kamarku lalu membersihkan tubuhku. Setelah itu aku langsung pergi ke dapur, menyiapkan sarapan untuk Gilgamesh dan Sora-kun.

Aku membuatkan bubur gandum manis untuk Gilgamesh, sesuai dengan permintaanya lalu roti pipih isi untuk Sora-kun.

Aku meminta para koki untuk tidak memasak sarapan untuk sang raja karena aku sudah membuatkan bubur ini untuknya. Aku hanya meminta mereka menyiapkan makan siang untuk sang raja.

Setelah semua selesai, aku membantu para pelayan mencuci peralatan masak, membersihkan dapur, kompor, dan yang lainnya.

"Putri (Y/n), biar kami saja yang bersihkan!" ucap salah seorang pelayan perempuan yang sudah tua.

"Sudah sudah! Tidak apa-apa kok! Dan oh, aku memasak bubur gandumnya sedikit banyak. Jika kalian mau, kalian bisa memakannya. Aku dan Gilgamesh akan memakan bubur ini untuk sarapan lalu untuk Sora-kun, aku sudah membuat roti isi untuknya. Kalian istirahatlah dan sarapanlah dulu baru bekerja!"

"Terima kasih banyak, Yang Mulia! Sungguh sebuah berkah bagi kami untuk bisa mendapatkan seorang permaisuri yang baik hati sepertimu!"

"Per ... maisuri? Aku ... belum menikah dengan sang raja."

"Tapi anda akan menikah dengannya! Hamba sudah tidak sabar menunggu pesta pernikahan kalian!"

Pipiku merona. Aku tersenyum lembut kepada pelayan ini lalu mengucapkan terima kasih kepadanya.

Pertama, aku mengantarkan makanan dan susu serta air untuk Sora-kun. Untunglah dia sudah bangun dan aku akan menemuinya lagi nanti setelah aku sarapan dengan Gilgamesh.

Gilgamesh pasti sudah bangun dan aku yakin dia berada di ruang makan, menunggu sarapannya. Ketika aku memasuki ruang makan sambil membawa mapan makanan, dia terkejut sebentar kemudian tersenyum lembut kepadaku.

"Aku membuatkan makanan yang anda minta, Yang Mulia!" ujarku.

"Hm~ aku sudah tidak sabar untuk memakan masakanmu, gadisku! Terima kasih!"

Aku meletakkan mangkuk ini di hadapan Gilgamesh lalu menuangkan susu yang ku bawa bersama dengan bubur ini tadi. Kamipun makan bersama dalam diam.

Enkidu juga berada disini, tapi dia sedang melihat keluar jendela. Ngomong-ngomong soal Enkidu, bagaimana caranya untuk mendapatkan makanan? Apakah hantu tidak perlu makan?

"(Y/n), aku berencana ingin mengunjungi sahabatmu nanti. Aku ingin menanyainya tentang bagaimana caranya untuk bisa sampai berada disini," ujar Gilgamesh tiba-tiba yang membuatku terkejut.

"Baik! Terima kasih, Gilgamesh!"

Kami tidak membicarakan apa-apa lagi setelahnya dan menikmati makanan kami. Aku melirik Gilgamesh lalu terkejut ketika dia memasang ekspresi sedih. Ada apa?

"Gil, apa ada masalah?"

"Huh? Ah, tidak. Aku hanya berpikir jika ... kita sudah mendapatkan cara agar kau dan sahabatmu bisa pulang kembali ke asalmu, apakah kau benar-benar akan meninggalkanku?"

Deg!

Aku membeku, tidak bisa menjawab pertanyaannya. Enkidu melihatku dengan tatapan sedihnya. Kemudian Enkidu menghampiriku lalu memelukku. Aku mendengar suara isakannya. Entah mendengar isakan dari Enkidu membuat hatiku sangat sedih.

"Aku ... belum memikirkannya. Aku tidak ingin meninggalkanmu, meninggalkan kalian. Tapi disisi lain aku juga ingin kembali ke duniaku, bertemu dengan keluargaku."

"(Y/n) ... *hiks* kau benar-benar akan meninggalkan *hiks* kita?"

Aku melihat Gilgamesh mengepal tangannya. Sebuah kenyataan yang sulit bagiku, juga bagi Gilgamesh. Kami berasal dari abad yang berbeda. Dia adalah seorang tokoh pahlawan, sedangkan aku hanya orang biasa, manusia biasa.

Kalau dipikir-pikir, aku tidak pantas untuknya. Dia terlalu sempurna, memiliki semua yang dia inginkan. Aku hanya seorang gadis biasa yang harus menjadi tulang punggung keluargaku.

Apa yang harus aku lakukan?

-------

Kami menyelusuri lorong-lorong istana. Para pelayan dan prajurit memberikan hormat ketika kami berpapasan dengan mereka. Gil menggenggam tanganku dengan erat, begitu juga denganku.

Dan seperti biasa, Enkidu juga mengikuti kami dalam diam. Ekspresi sedih masih diperlihatkannya. Aku merasa sedikit tidak enak dengannya, mungkin aku akan menghiburnya nanti.

Kami sudah sampai diambang pintu ruangan Sora-kun. Gilgamesh membuka pintu tersebut dan di dalamnya terlihat Sora-kun yang sudah memakai pakaian khas orang Mesopotamia.

Entah mengapa sebuah ide muncul di kepalaku. Aku ingin menjadikannya pelayan pribadiku. Aku akan meminta izin kepada Gilgamesh nanti.

Dengan Sora-kun yang menjadi pelayan pribadi, dia bisa menghabiskan waktunya denganku. Hm! Ide bagus! Tidak baik juga jika Sora-kun terus menerus berada di kamar ini!

"Sora-kun, konnichiwa!"

"Ah, konnichiwa. Masih bersamanya?"

"Sora-kun, yamette kudasai!"

Gilgamesh menaikkan sebelah alisnya, lalu dia menutup pintu kamar. Kemudian dia menarik salah satu kursi yang ada di kamar ini lalu duduk di kursi tersebut. Sepertinya dia cemburu lagi ...

"Baiklah anak muda, kau tidak ingin mengucapkan sesuatu kepadaku?" tanya Gilgamesh.

"................................................................................................................................. Tidak."

"... Kau benar-benar! Apakah membutuhkan waktu sebanyak itu untuk menjawab kata 'tidak'? (Y/n), apakah kau tidak risih dengan teman seperti itu?!" tanya Gilgamesh dengan nada sedikit marah.

"Aku sudah terbiasa, hehe~"

"... Sudahlah, aku sedang tidak ingin berdebat! Anak muda, aku ingin tanya bagaimana caramu untuk bisa sampai di tempat ini, di abad ini? Apakah ada kejadian aneh yang menimpamu?"

Sora-kun membeku seketika. Kemudian dia meronggoh tas yang berada disampingnya. Dia mengeluarkan handphonenya, lalu tak berapa lama dia berjalan kearah Gilgamesh sambil menunjukkan sebuah foto kepadanya, foto Bulan Merah.

"Ini ..."

"Sebelum aku bisa berada di tempat ini, malamnya terjadi sebuah kejadian aneh. Tiba-tiba bulan berubah warna menjadi merah semerah darah dan keesokan harinya, aku melihat sebuah kaca dan kaca itu mena--"

"Menarikmu ke dalamnya dan membawamu ke dunia ini," lanjut Gilgamesh, "kejadian yang sama yang di alami oleh (Y/n)."

Sora-kun melihatku, begitu juga denganku. Aku berjalan kearah Sora-kun lalu melihat foto yang diambilnya itu. Tidak salah malam sebelum aku bisa berada disini juga terjadi bulan merah.

"Malam sebelum aku bisa berada disini juga ... bulan berubah warna menjadi merah. Pada saat itu Mama langsung demam tinggi selama semalaman."

"Benar! Sebelum Ayahmu menemukanmu di jalan dengan keadaan tak sadarkan diri, malam sebelumnya terjadi Red Moon," balas Sora-kun.

"Berarti, salah satu kunci bagaimana cara memulangkanmu yaitu--"

"Kita harus menunggu bulan merah muncul kembali," Gilgamesh memotong penjelasan Enkidu.

"Tapi, bagaimana dengan kacanya? Kita tidak tahu kapan kacanya akan muncul kembali!" sahut Sora-kun.

"Jangan tunggu kacanya! Kita buat sebuah portal! Benar, sebuah portal di Sungai Eufrat!" Enkidu menjawab dengan semangat.

"Bagaimana jika kita membuat sebuah portal?" ujarku, mengulang perkataan Enkidu.

Gilgamesh terkejut dengan pernyataanku, kemudian dia tersenyum dengan pahit. Ada apa?

"(Y/n), aku sendiri tidak cukup kuat untuk membuat sebuah portal. Jika Enkidu ada, maka aku dan Enkidu serta seorang lagi bisa membuat sebuah portal. Tapi sekarang Enkidu sudah tiada, keadaanku setelah aku kembali dari perjalananku juga sedikit memburuk dan aku tidak tahu siapa orang yang cukup kuat untuk membuat sebuah portal kecuali ... para dewa."

"Para dewa bisa membuat sebuah portal! Aku benci mengucap namanya tapi Ishtar dapat membuat sebuah portal! Lalu aku yakin Enki pasti mau membantu kita! Dan aku bisa meminta bantuan Ereshkigal! Hubunganku dan Ereshkigal lumayan dekat dan aku akan memohon padanya untuk membantu kita!" usul Enkidu.

Aku mengangguk kepada Enkidu lalu mengutarakan apa yang dikatakan olehnya.

"Bagaimana jika kita meminta bantuan kepada para dewa? Kita meminta bantuan Dewi Ishtar, Dewi Ereshkigal, dan Dewa Enki."

Pernyataanku membuat Gilgamesh tertawa sekilas yang terdengar pahit. Apa ada yang salah dengan perkataanku?

"Aku tidak masalah dengan Enki, hubunganku dan Ereshkigal juga lumayan baik tapi Ishtar? Kau bercanda? Ishtar tidak akan mau membantu kita! Hubunganku dengannya sangat sangat sangat buruk!"

"Dewi Ishtar? Dewi Ishtar adalah Dewi Cinta kan? Dan juga dia adalah Dewi Hubungan Seksual. Mungkin ... aku bisa mengurusnya," ucap Sora-kun.

"Hah?" ucapku, Enkidu, dan Gilgamesh bersamaan.

Kemudian Enkidu dan Gilgamesh menatap Sora-kun lekat-lekat. Gilgamesh memegang dagunya, melihat wajahnya dengan seksama. Lalu kedua sahabat itu menunjukkan senyuman mereka yang terlihat sangat mengerikan.

"Sepertinya aku harus merayakan sesuatu," ujar Gilgamesh.

"H-Huh?" Sora-kun menatap Gilgamesh bingung.

"Anjing kampung, ternyata wajahmu ini berguna juga, huh? Baiklah, mari kita buat sebuah upacara pengangkatan untukmu," balas Gilgamesh dengan seringai diwajahnya.

.......? Apa yang akan dilakukannya?

End of Reader's POV
.
.
.
.
.
Author's Note:

Yo dan kembali lagi dengan ane!

Maaf kalau chapterny membosankan, bnyak typo dsb desu! Tp ane harap klian akan menyukainya.

Ane harap ane bisa cepet2 namatin crita ini desu! Kebetulan kykny chapter di crita ini ga sebanyak chapter di kedua crita ane yg lain. Tp lbih baik drpd bertele-tele 😂😂😂

Baiklah, jngn lupa untuk memberikan vote dan komen! Lalu memfollow akun ini jika berkenan! Sampai jumpa di chapter selanjutnya~!

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro