Sang Dewi Pujaan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Reader's POV

Entah rencana apa yang direncanakan oleh Gilgamesh tapi tiba-tiba dia membuat sebuah upacara pengangkatan untuk Sora-kun.

Katanya dia ingin mengangkat Sora-kun untuk menjadi prajurit dan pelayan pribadiku. Pesta yang lumayan meriah menurutku. Katanya, sebuah pesta meriah dan seorang pria tampan akan menarik perhatian Dewi Ishtar.

Mendengar hal tersebut tentu membuatku terkejut. Dia sangat tahu bagaimana cara menarik perhatian seorang dewi, huh? Pantas saja dulu Dewi Ishtar bisa tertarik kepadanya.

Sudah dari kemarin persiapan dipersiapkan oleh Gilgamesh dan yang lainnya. Enkidu merasa sedikit kesal karena dia akan bertemu dengan orang yang dibencinya kembali. Dia terlihat sangat lucu!

"Baiklah, sekarang sudah selesai~!" ucapku kepada Sora-kun.

Pelayan-pelayan wanita yang berada disini terlihat sangat terpesona dengan Sora-kun. Wajah mereka memerah seketika ketika mereka melihat Sora-kun.

Kuakui Sora-kun terlihat mempesona hari ini. Gilgamesh memberikan sebuah pakaian untuknya, katanya pakaian ini akan cocok untuknya dan berguna untuk menarik perhatian sang dewi.

Sora-kun memakai tunik putih yang bagian dadanya terbuka, perhiasan yang dipinjamkan oleh Gilgamesh, sebuah jubah berwarna hijau dengan corak-corak yang tak ku ketahui, ikat pinggang, dan yang lainnya.

Sebuah pakaian yang terlihat seperti yukata seorang samurai, apalagi nanti aku akan meminjamkan katanaku kepadanya. Samar-samar terlihat sedikit rona merah di pipi Sora-kun, mungkin dia malu karena harus mengekspose dadanya.

"Nee Sora-kun, apa rencanamu untuk sang dewi jika dia datang nanti?"

"Yah, nanti lihat sajalah. Mungkin aku harus mengikuti sikap kakakku yang nakal itu."

"Jangan membuat sang dewi jatuh cinta padamu, Sora-kun! Ingat kejadian yang menimpa Gilgamesh dan Enkidu!"

Enkidu menaikkan sebelah alisnya, tidak mengerti dengan apa yang ku bicarakan. Aku dan Sora-kun menggunakan bahasa Jepang, takut kalau aku akan menyinggung perasaan Enkidu jika aku membahas masa lalunya.

"Aku mengerti. Aku akan menghindari hal tersebut."

-----

Perayaan akan segera dimulai. Aku sudah berdiri di samping Gilgamesh. Dia memakai pakaian yang hampir sama dengan pakaian Sora-kun, bedanya hanya terletak di jubah Gilgamesh saja. Dia memakai jubah berwarna merah.

Pintu singgasana terbuka dan terlihat Sora-kun yang berjalan dengan pelan sambil memasuki ruangan ini. Kemudian dia berlutut, memberikan hormat kepada Gilgamesh dan aku.

"Hormat hamba kepada Yang Mulia Raja! Hormat hamba kepada Yang Mulia Putri! Semoga para dewa selalu melindungi kalian!"

"Angkat kepalamu ..."

"Sora," bisikku kepada Gilgamesh.

"Sora. Aku dan kekasihku menerima hormatmu," ucap Gilgamesh dengan tegas.

Sora-kun mendirikan dirinya, lalu menatap kami lekat-lekat. Seketika matanya terlihat menatap kami --atau lebih tepatnya tangan kami dengan tajam. Benar, Gilgamesh memegang tanganku.

Ah, kumohon jangan bertengkar sekarang! Jika kalian bertengkar atau berkelahi, maka rencana kita akan gagal!

"Hari ini, aku ingin mengangkat dirimu untuk menjadi kesatria pribadi gadis yang berada di sebelahku ini. Putri Uruk sekaligus gadis yang menjadi kekasihku, calon ratu di negeri ini.

Aku ingin kau, Sora, menjadi pelindungnya. Bersedia memberikan jantungmu hanya untuk melindunginya. Apakah kau bersedia dan siap melakukan itu?"

"Hamba bersedia dan siap, Yang Mulia! Hamba akan bersumpah untuk melindungi Putri (Y/n) hingga titik darah penghabisan!" balas Sora-kun tegas.

"Bagus, aku menerima sumpahmu dan para dewa menjadi saksi atas sumpahmu itu," Gilgamesh mengeratkan pegangannya di tanganku, "mulai hari ini, Sora, kau secara resmi sudah menjadi kesatria pribadi dari Putri Uruk. Semoga para dewa memberkatimu!"

"SEMOGA PARA DEWA MEMBERKATIMU!" ucap yang berada di ruangan ini serentak.

"Hm~ sepertinya aku ketinggalan sesuatu~?"

Terdengar suara perempuan yang menggema. Kemudian tiba-tiba sinar yang entah darimana muncul dihadapanku juga Gilgamesh.

Gilgamesh dengan cepat merangkulku, tatapannya menjadi sangat tajam. Enkidu juga sudah mengepalkan tangannya. Apakah suara ini ...

Setelah sinar meredup, terlihat seorang perempuan cantik yang minim pakaian sedang menatap kami dengan seringainya.

Dia membawa sesuatu yang entah apa itu namanya. Benda setengah lingkaran itu berwarna biru. Tapi juga bisa terlihat seperti busur.

"Selamat datang, Ishtar. Lama tak jumpa," ucap Gilgamesh.

Dia Ishtar? Dia Dewi Ishtar yang ada di kisah Epik Gilgamesh? Dia terlihat sangat menawan! Rambut panjang bergelombang yang berwarna hitam, manik berwarna merah yang sama seperti warna mata Gilgamesh, tubuhnya juga terlihat ramping.

Dewi Ishtar kemudian melihatku. Dia seketika memperlihatkan senyumannya dan mendekatiku. Gilgamesh semakin mengeratkan rangkulannya.

"Wah, aku tidak tahu kalau ada seorang Putri yang sangat cantik disini! Gilgamesh, kau memang sangat tidak sopan! Mengapa kau tidak mempersembahkannya untukku?"

"Hmp! Aku tidak akan mempersembahkannya! Dia adalah kekasihku dan dia milikku seorang!"

"Dia masih menjadi kekasih, bukan istri!"

"Dia akan menjadi istriku, segera!"

"Kau belum menidurinya, Gilgamesh! Dia akan menjadi milikku!"

Muncul aura yang berbahaya dari Gilgamesh dan Dewi Ishtar. Astaga, bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan? Apakah mereka akan bertarung? Kumohon jangan bertarung!

"Sungguh seorang dewi yang menawan!" terdengar suara Sora-kun.

Ah bagus Sora-kun! Mulailah beraksi!!! Baik Gilgamesh maupun Dewi Ishtar terkejut dengan suara itu. Kemudian Dewi Ishtar melihat ke belakangnya lalu terkejut dengan keberadaan Sora-kun.

"Wah wah bukan hanya seorang gadis cantik tapi juga seorang pria yang tampan! Baiklah, siapa namamu tampan?" tanya Dewi Ishtar tertarik dengan Sora-kun.

"Nama hamba adalah Sora, Okita Sora. Sangat senang bisa bertemu langsung dan berbicara denganmu, Dewi Ishtar!" Sora-kun membungkukkan tubuhnya dalam-dalam, memberikan hormat kepada Dewi Ishtar.

"Oh astaga! Lihatlah betapa sopannya dia! Astaga! Astaga! Astaga! Walau kau kalah tampan dari Gilgamesh tapi kau sangat menarik perhatianku!" ucap Dewi Ishtar sambil mendekati Sora-kun.

Sora-kun memperlihatkan senyuman manisnya kepada Dewi Ishtar. Wajah Dewi Ishtar menjadi merah seketika, kemudian dia melompat-lompat kegirangan.

"Dewi gila," ucap Gilgamesh.

"AKU DENGAR ITU GILGAMESH!" Dewi Ishtar membuat istana ini bergetar karena teriakannya.

"Tapi itu adalah sebuah fakta! Kau gila!"

"Kau juga adalah seorang raja gila, Gilgamesh! Kau adalah raja tua bangka yang sangat sangat gila dan tidak sopan!"

"Tua bangka ... Ugh, DASAR DEWI SIALAN!"

Gilgamesh melepaskan rangkulannya dariku dan dari belakangnya muncul sesuatu yang berbentuk lingkaran berwarna emas. Dari lingkaran itu muncul sesuatu yang mengeluarkan sinar laser.

Sinar itu menuju kearah Dewi Ishtar tapi tentu Dewi Ishtar berhasil menghindarinya. Sinar tersebut menghasilkan suara ledakan dan asap segera muncul di ruangan ini.

"G-Gil?"

"Astaga, dia benar-benar Gilgamesh?" Sora-kun mendatangiku dan melindungiku segera.

"SANG RAJA MENGAMUK!!!"

"DEWI ISHTAR KEMBALI MENYERANG! SELAMATKAN DIRI KALIAN!!'

"TOLONG JANGAN HANCURKAN ISTANA INI!!! NANTI KAMI TINGGAL DIMANA!?"

Orang-orang yang berada di ruangan ini juga sudah berhamburan keluar sambil berteriak. Sora-kun berusaha menarikku keluar tapi aku tidak mau. Aku harus melerai mereka berdua atau istana ini akan hancur karena pertarungan mereka berdua.

Dewi Ishtar juga menembak sinar yang muncul dari benda setengah lingkaran yang dibuatnya. Mereka bertarung dengan sengit sambil mengejek satu sama lain.

Aku tidak melihat keberadaan Enkidu. Mungkin dia bersembunyi? Tapi tidak mungkin dia bersembunyi kan?

"Raja jelek! Raja sialan! Raja tua bangka yang sudah bau tanah!" ejek Dewi Ishtar.

"Dewi brengsek! Pelacur para dewa sialan! Dewi jelek! Dada datar!" balas Gilgamesh.

"A-- APA KAU BILANG?! DADA DATAR?! UGH, DASAR TUA BANGKA! AKAN KU HAJAR KAU!"

"KEMARILAH DEWI TIDAK BERGUNA! DASAR ANAK MANJA DEWA ANU! KAU ADALAH DEWI YANG PALING TIDAK BERGUNA SEPANJANG MASA!!"

"HENTIKAN KALIAN BERDUA!" aku berteriak dan untungnya teriakanku dapat menghentikan mereka berdua.

Aku segera menyelip diantara mereka berdua. Sekarang aku menghadap Dewi Ishtar. Sora-kun, Gilgamesh, dan Dewi Ishtar terlihat terkejut.

"Apa yang kau lakukan, (Y/n)? Kami sedang bertarung disini!" ucap Gilgamesh.

Aku membalikkan tubuhku lalu menatap Gilgamesh dengan dingin dan tajam. Dia terlihat terkejut tentu dan aku tidak peduli. Aku kembali menghadap Dewi Ishtar yang sekarang sudah menaikkan sebelah alisnya sambil melipat tangannya di depan dadanya.

Aku berlutut di depan Dewi Ishtar, lalu bersembah sujud kepadanya. Gilgamesh, Dewi Ishtar, dan Sora-kun kembali terkejut.

"(Y/n) ...? Apa yang kau lakukan?" tanya Gilgamesh.

"Dewi Ishtar, aku mohon, tolong maafkanlah kekasihku yang payah dan bodoh ini! Maafkan dia karena dia sudah bersikap tidak sopan bahkan mengejekmu! Dia memang adalah raja yang tidak tahu diuntung! Dia adalah seorang raja yang sangat sangat bodoh! Aku mohon, tolong ampuni dia!" ucapku.

"Astaga (Y/n), angkat kepalamu! Kau tidak perlu melakukan itu!"

"Diam Gilgamesh! Kamu adalah orang yang tidak tahu balas budi! Tanpa Dewi Ishtar, Uruk tidak mungkin ada dan kamu bahkan tidak akan bisa menjadi raja! Ingat itu, Gilgamesh!" ucapku tegas yang membuat Gilgamesh terdiam.

"(Y/n), omae wa tottemo yukan da wa," puji Sora-kun. ((Y/n), kau sangat berani.)

"Dewi Ishtar, seandainya jika Gilgamesh tidak meniduriku dan mengambil keperawananku kemarin aku bersedia melayanimu sampai akhir hayatku," bohongku.

"APA? KAU ... KAU SUDAH TIDUR DENGAN SANG RAJA?!" teriak Sora-kun panik.

Gilgamesh, kumohon, jangan mengatakan apa-apa. Kumohon!

"Astaga, kau tega sekali Gilgamesh! Raja macam apa kau?! Apa sebegitunyakah kau ingin menjauhkannya dariku hingga kau cepat-cepat menidurinya?" ucap Dewi Ishtar. Berhasil!

"Huh? B-benar! Aku tidak ingin kau menyentuh kekasihku dengan tanganmu itu!" balas Gilgamesh.

Sepertinya Gilgamesh menyadari apa yang sedang ku pikirkan. Aku akan membuat Dewi Ishtar menjadi dekat denganku lalu setelahnya aku bisa meminta bantuannya!

"Tega sekali kau Gilgamesh! Angkatlah kepalamu, Putri Uruk! Aku menerima hormatmu dan aku akan memaafkan Gilgamesh demi dirimu!" ucap Dewi Ishtar sambil membantuku untuk berdiri.

"Terima kasih banyak atas kemurahan hatimu, Dewi Ishtar! Anda adalah satu-satunya dewi yang berparas menawan dan kecantikanmu tidak tertandingi di dunia ini! Hanya anda Dewi Ishtar! Hamba merasa sangat terberkati karena dapat berbicara langsung denganmu! Sungguh berkah yang indah dari para dewa!"

"Ohoho! Aku semakin menyukai perempuan ini! Siapa namamu, Putri Uruk?"

"Nama hamba adalah (Y/n), Yang Mulia Dewi!"

"Ohoho! Namanya yang indah ... tapi aneh. Baiklah (Y/n), aku, Ishtar memberkatimu dengan kecantikan yang akan menarik banyak pria maupun wanita, mereka akan selalu mengagumi kecantikan dan kebaikkan hatimu. Aku juga memberkatimu semoga kau melahirkan banyak anak untuk menjadi raja penerus Uruk nanti! Namamu juga akan dikenang sampai akhir dunia! Semoga para dewa memberkatimu!" ucap Dewi Ishtar yang membuatku terkejut.

"Terima kasih banyak, Yang Mulia Dewi!"

"Oh satu lagi! Aku memberkati sebuah kecantikan yang tidak akan pernah membuat manusia maupun dewa bosan melihatnya. Aku tidak ingin Gilgamesh meninggalkanmu dan dia bermain dengan gadis-gadis lain. Hubungan kalian akan abadi dan tidak akan ada yang bisa memisahkan kalian bahkan kematian sekalipun!" lanjut Dewi Ishtar.

Wajahku memerah seketika dan aku langsung membungkukkan tubuhku dalam-dalam, berterima kasih kepada sang dewi. Gilgamesh mendekati kami, dia juga mengucapkan terima kasih kepada Dewi Ishtar.

"Bahkan kematian sekalipun katamu? Kau yakin, Ishtar?"

Terdengar kembali suara perempuan yang menggema. Pintu ruangan ini terbuka, disana berdiri seorang perempuan yang mirip dengan Dewi Ishtar tetap hanya berbeda warna rambutnya saja. Perempuan yang disana memiliki rambut berwarna pirang, sama dengan rambut Gilgamesh.

Enkidu berdiri di belakang perempuan itu. Dia melambaikan tangannya kepadaku lalu dia terbang mendatangiku.

"Maaf karena menghilang tiba-tiba, (Y/n)! Aku harus pergi karena jika aku berlama-lama, Ishtar akan menyadari kehadiranku. Dan tadi pada saat aku berada di koridor, aku bertemu dengan Ereshkigal. Lalu dia menbantu menghilangkan aura keberadaanku!" jelas Enkidu.

"Ereshkigal, apa yang kau lakukan disini?" tanya Dewi Ishtar.

Jadi dia Ereshkigal? Sang Penguasa Dunia Bawah? Pantas wajahnya mirip dengan Dewi Ishtar, mereka kan bersaudara.

"Lama tak jumpa Ereshkigal. Bagaimana kabarmu?" tanya Gilgamesh.

"Aku baik, terima kasih. Dan untuk Ishtar, aku datang kemari karena aku melihat ada pesta disini, apalagi ada keberadaanmu jadi kupikir pesta ini akan menarik!"

"Maaf, bukan bermaksud tidak ingin mengundangmu tapi pesta ini hanya pesta kecil-kecilan jadi aku tidak mengundangmu," jawab Gilgamesh.

"Ugh, Eresh bodoh!" ucap Dewi Ishtar geram.

"Tidak masalah Gil! Dan oh, Enkidu menitip salam kepadamu! Katanya dia sangat merindukanmu."

"Terima kasih, Ereshkigal!" ucap Enkidu dan Ereshkigal mengangguk kepalanya.

"Aku juga merindukan dia, sangat merindukan dia. Sampaikan salamku juga kepadanya."

"Sudah tersampaikan," balas Ereshkigal, "baiklah sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin membahas tentang kedatangan Sora dan (Y/n). Boleh kita bahas sekarang?"

"Huh?" kami semua yang berada di ruangan ini melihat Ereshkigal dengan terkejut dan bingung.

"Aku ingin membahas tentang Bulan Merah, kaca, dan sebagainya. Kalian berdua harus segera pulang ke dunia kalian atau kalian akan mati," jelas Ereshkigak yang membuatku membulatkan mataku.

End of Reader's POV
.
.
.
.
Author's Note:

Yo dan kembali lagi dengan ane!

Sblumnya maaf krna di chapter ini lbih pendek dri biasanya 😂😂 dan maaf jga klo ada kesalahan dan membosankan!

Maaf jga krna uda ga update selama 2 hari desu! Uda mulai sbuk sma sekolah soalnya.

Jngan lupa untuk memberikan vote dan komen, lalu memfollow akun ini jika berkenan! Sampa jumpa di chapter selanjutnya~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro