Orang-Orang Masa Depan

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Spoiler sedikit, bakalan ada adengan dewasanya nanti walau hanya sedikit. Jadi bagi yang tidak suka bisa langsung di skip! Ilmu yg di dpet dri ilmu ane baca doujin yaoi dan crita2 di watty jd kalau ada sdkit gmn2 gtu, mohon dimaafkan! Terima kasih!

Reader's POV

Sudah 2 bulan sejak kejadian penyerangan terhadap sang raja. Dan sudah 2 bulan juga Gilgamesh selalu mengawasiku kemanapun aku pergi. Dia menjadi overprotective dan selalu melarangku melakukan ini dan itu.

Di satu sisi, aku merasa kesal karena dia selalu memarahiku dan melarangku melakukan sesuatu hal tapi di sisi lain aku merasa senang karena dia perhatian kepadaku.

Enkidu juga bersikap aneh ketika Sora-kun mendatangiku atau berbicara denganku. Dia menatap tajam Sora-kun sambil mengepal tangannya. Aku berulang kali menanyakan ada apa dengannya tapi dia hanya menjawab 'tidak apa-apa. Tidak perlu khawatir' sambil tersenyum.

Aku tahu ada sesuatu yang Enkidu sembunyikan, begitu juga dengam Sora-kun. Dia juga bersikap aneh. Dia selalu meminta maaf padahal dia tidak melakukan satu kesalahanpun.

Aku berjalan kearah ruang kerja Gilgamesh, diikuti oleh Enkidu dan Sora-kun. Gilgamesh pasti sedang bekerja dengan keras sekarang. Sudah 2 bulan dia terus menerus menyuruhku untuk istirahat padahal dirinya sendiri juga perlu istirahat!

Kedua prajurit yang menjaga ruang kerja Gilgamesh memberikan hormat kepadaku lalu membuka pintu emas itu. Terlihat Gilgamesh yang terkejut di kursi kerjanya ketika dia melihatku yang mendatanginya.

"Astaga, apa yang kau lakukan disini (Y/n)?! Kau harus istirahat! Keadaanmu masih belum pulih benar!" Gilgamesh bangkit berdiri dari kursinya lalu menghampiriku.

Aku berjalan masuk ke ruangan ini, pintu juga sudah tertutup. Aku menghembuskan napas dengan pasrah lalu menunjukkan mata memelas kepadanya.

"Ayolah Gil! Aku sudah sembuh! Biarkan aku membantumu!"

"Tidak! Tidak! Kau tidak boleh-- apa yang kau lakukan disini kesatria tidak berguna?!" Gilgamesh menatap tajam Sora-kun.

"Menjaga (Y/n)," jawab Sora-kun enteng.

"Menjaga? Jik--"

"Hentikan Gilgamesh! Aku yang meminta Sora-kun untuk menemaniku! Biarkan aku membantumu, ya?"

Aku memegang tangan Gilgamesh sambil tetap menunjukkan mata memelasku. Aku tidak pernah menunjukkan sisi ini kepada siapapun. Entah mengapa melakukan ini membuatku merasa malu tapi aku harus melakukan ini demi membantu Gilgamesh!

"... Baiklah tapi jangan bekerja terlalu keras, mengerti?"

"Got it! Apa yang harus ku kerjakan?"

"Seperti biasa, kau..."

Pada akhirnya, aku membantu Gilgamesh bekerja! Enkidu dan Sora-kun juga membantuku! Nasib dari pencuri itu berakhir tragis. Dia dipenggal di depan umum dan tubuhnya menjadi makanan dari singa-singa yang dipelihara oleh Gilgamesh. Sedangkan kepalanya dibakar.

Sungguh, hingga saat ini aku tidak tahu kalau Gilgamesh memelihara singa. Awalnya ku kira singa-singa Gilgamesh sudah lama mati eh ternyata masih hidup.

Aku pernah menanyakan ini kepada Gilgamesh dan jawaban yang diberikan olehnya adalah 'aku terlalu sibuk untuk bermain dengan mereka'. Seketika aku merasa kasihan kepada singa-singa itu karena majikannya tidak mempunyai waktu untuk bermain dengan mereka.

----

Hari sudah malam dan pekerjaan Gilgamesh juga sudah selesai. Aku dan Gilgamesh melangkahkan kaki kami menuju ruang makan. Sora-kun diajak oleh Tetua Hweil untuk makan malam bersama. Entah bagaimana dan sejak kapan, Tetua Hweil dan Sora-kun menjadi dekat.

"Bagaimana dengan punggungmu, kekasihku? Apa masih sakit?" Gilgamesh merangkulku dengan erat.

"Sudah tidak sakit, Gil. Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan!" Gilgamesh hanya menatapku sendu, tanpa menjawabku setelahnya.

Dan aku juga sudah tidak menyebutnya dengan sebutan 'anda' tapi 'kamu'. Hubungan kami semakin hari juga semakin dekat. Suatu hal juga terpikirkan olehku, apakah aku dan Gilgamesh akan menikah?

Para pelayan menghidangkan makan malam di meja makan. Makanan ini juga sudah beragam karena aku mengajari mereka untuk memasak ini dan itu. Tentu hal ini juga akan mengubah sejarah tapi tak apa kan?

"(Y/n)," panggil Gilgamesh sambil mengunyah makanannya.

"Ya?"

"Bisa kau ceritakan tentang apa yang kau tahu tentang diriku? Tidak salah 2 bulan yang lalu kau bilang ada sebuah kisah yang memceritakan tentangku. Bisa kau ceritakan?" tanyanya sambil tersenyum.

"Aku juga penasaran! Ceritakanlah, (Y/n)!"

"Baiklah, tapi aku akan menceritakannya setelah kamu menghabiskan makan malammu, okay?"

"Baiklah baiklah, aku akan menghabiskan makan malamku!"

Aku tertawa sekilas, begitu juga dengan Enkidu. Terkadang, jika Gilgamesh sudah seru dengan suatu hal, dia akan melupakan makan malamnya. Untunglah maagnya kuat.

Setelah makan malam, aku dan Gilgamesh berjalan kearah kamarku. Aku lupa kalau aku ingin menunjukkan video tentang makamnya yang sudah ditemukan. Untunglah Gil juga tertarik dengan video itu.

"Baiklah, dimana aku meletakkan tasku ... ah ini dia!" aku mengeluarkan tasku dari tempat penyimpanan barang lalu berjalan kearah ranjang.

Gilgamesh dan Enkidu sudah duduk manis disana. Aku mulai mengeluarkan barang-barang dari tas itu. Gilgamesh dan Enkidu terkejut lalu memerhatikan barang-barangku dengan seksama.

"Apa ini ...?" Gil mengambil sebuah buku pelajaranku lalu membukanya.

"Itu namanya buku. Buku itu kumpulan dari kertas-kertas yang nantinya bisa digunakan untuk menulis dan membaca," jelasku.

"Menulis dan membaca? Kalian tidak menggunakan tablet?" tanya Gil penasaran.

"Tidak, kami tidak menggunakan tablet. Bahkan banyak dari manusia masa depan yang tidak tahu apa itu tablet. Lalu untuk menulis, kami menggunakan pulpen dan pensil. Untuk menghapus kami menggunakan penghapus pensil atau stipo," aku menunjukkan satu per satu barang yang digunakan oleh orang zaman modern.

Baik Gilgamesh maupun Enkidu terkagum-kagum ketika aku menjelaskan barang-barang ini. Aku juga menunjukkan penggaris, kotak pensil, handphone, dan barang-barang yang kubawa ke dunia ini.

"Hebat sekali! Orang-orang masa depan memang sangat mengerikan!"

"T-tidak juga, hehe~"

Kemudian aku mengambil handphoneku lalu mendekati Gilgamesh dan Enkidu. Aku mengaktifkan handphoneku dan ketika handphoneku mengeluarkan suara dan cahaya, Gil dan Enkidu terkagum-kagum dengan handphoneku.

"B-benda kecil ini mengeluarkan sinar dan cahaya! Sangat tidak bisa dipercaya!" ucap Gilgamesh.

"H-hebat! Orang-orang masa depan sangat hebat dan pintar!!"  sambung Enkidu.

Aku tersenyum kepada mereka. Aku membuka locksreen handphoneku lalu membuka galeri videoku. Disana terdapat beberapa video dan untunglah baterai handphoneku masih 97%!

Aku membuka video yang berjudul 'Penemuan Makam Gilgamesh' lalu membukanya. Di video itu terlihat sebuah mumi yang ditemukan dalam keadaan yang masih bagus. Wajah dari mumi tersebut juga mirip dengan wajah Gilgamesh tetapi hanya terlihat sedikit tua.

"Itu ... aku ..."

Aku melihat Gilgamesh. Dia melihat video ini dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Rasa bersalah muncul di hatiku. Seharusnya aku tidak menunjukkan video ini.

"Maafkan aku Gil. Seharusnya--"

"Tidak masalah, (Y/n). Hanya ... aneh bagiku untuk melihat diriku sendiri yang sudah mati di benda kecil ini. Dan apa yang dilakukan orang-orang itu astaga!"

"Mereka menggali pemakamanmu."

"APA?! BERANI-BERANINYA MEREKA!!"

"Malangnya dirimu, Gil! Ahahahahaha!!!!!!" Enkidu tertawa terbahak-bahak.

Kemudian aku mengingat sesuatu. Aku juga menyimpan video dimana makan ditemukan. Eh tunggu, mumi yang terbuat dari emas itu benar-benar Enkidu? 

Aku mulai mencari video tersebut dan tak lama aku menemukannya. Aku membuka video tersebut dan terlihatlah mumi emas Enkidu. Patung yang terbuat dari emas dan perhiasan-perhiasan juga terlihat disana. Menurut para peneliti, Enkidu kembali menjadi tanah dan demi menghormatinya Gilgamesh dan orang-orang Uruk membuat patung Enkidu yang terbuat dari emas.

"Enkidu?! MEREKA JUGA MENGGALI MAKAM ENKIDU?!"

"Hm!"

"TTTIIIIIIDDDDAAAAAKKKKK!!!!!!!!!!"

"Ahahahahaha!!! Malang sekali nasibmu, Enkidu! Ahahahahaha!!"

".... HEI! ITU KATA-KATAKU!!!"

'Jadi ini yang namanya karma?' ucapku dalam hati.

Aku menunjukkan beberapa video kepada Gilgamesh dan Enkidu. Seperti video adik-adikku dan Mama, video Souji-kun dan Sora-kun, video penampilan dramaku, dan sebagainya.

Aku juga memperlihatkan foto-foto yang ada di galeriku. Kemudian sebuah ide muncul di benakku. Aku akan memfoto Gilgamesh!

Aku membuka kamera lalu mengarahkan handphoneku di depan Gilgamesh. Gilgamesh terkejut tentu saja, apalagi ketika terdengar suara dari handphoneku.

Aku tertawa ketika melihat hasilnya, lalu kutunjunkkan hasil foto itu kepada Gilgamesh. Dia terkejut bukan main sedangkan Enkidu kembali tertawa terbahak-bahak karena ekspresi yang ditunjukkan Gilgamesh sangat lucu.

"Kau memang gadis aneh yang sangat lancang!" ucap Gilgamesh dengan seringai di wajahnya.

"Ahahaha! Maafkan aku Gil! Bagaimana kalau kita bertig-- berdua foto bersama?"

"Hm? Boleh," ucap Gil.

Enkidu juga terlihat antusias. Kemudian aku mendekati Gil lalu mengatur kameranya. Enkidu juga sudah berdiri di belakang kami.

"Tersenyum," ucapku.

Cekrek!

Aku membuka galeri dan melihat hasilnya. Gil terlihat sangat tampan dan aku dapat menyimpan fotonya. Bukan hanya itu, aku dapat berfoto dengan Gilgamesh! Untunglah Enkidu juga kelihatan di foto tersebut, tapi aku yakin hanya aku yang bisa melihatnya.

"Hasilnya bagus. Besok mau foto lagi?" tanyaku.

"Tentu!" jawab Gil.

Aku, Gil, dan Enkidu tertawa bersama. Aku merasa kalau kami terlihat seperti keluarga dan aku sangat menyukai hal ini. Gil sebagai ayah, Enkidu sebagai ibu, dan aku sebagai anak.

...

Tunggu, apa yang ku pikirkan?

"Gil, kamu ingin aku menceritakan tentangmu?" tanyaku.

Wajah Gil dan Enkidu seketika berubah menjadi serius. Gil kemudian menatapku dan mengangguk kepalanya.

"Benar, bisa kau ceritakan?"

"Tidak banyak yang bisa ku ceritakan Gil karena aku takut akan mengubah sejarah. Tapi ada sesuatu yang bisa kuberitahu, kamu mempunyai seorang putra yang bernama Ur-Nungal. Sebenarnya aku tidak tahu berapa banyak anak, istri, dan juga selirmu tapi nama yang tercatat hanya nama salah satu dari putramu yaitu Ur-Nungal.

Dialah yang akan menjadi raja keenam Uruk, melanjutkan pekerjaanmu sebagai raja," jelasku.

Gilgamesh mengangguk kepalanya, tanda dia mengerti. Kemudian Gilgamesh mendekatkan tubuhnya ke tubuhku. Ah, gawat. Jantungku berdetak dengan kencang.

"Aku akan mengunjungi Shamhat. Kalian bersenang-senanglah~! Aku pergi dulu~!" Enkidu seketika menghilang.

Enkidu, selalu saja pada saat seperti ini dia akan langsung meninggalkanku dan Gilgamesh. Bagaimana jika Gilgamesh berbuat yang tidak-tidak?

Gilgamesh mendekatkan wajahnya ke wajahku lalu mencium bibirku. Aku terkejut pada awalnya tapi kemudian aku membalas ciumannya. Aku melingkarkan tanganku ke lehernya, lalu Gilpun memperdalam ciumannya.

Gil semakin memperdalam ciumannya dan udara disini juga terasa semakin panas. Desahan kecil juga berhasil keluar dariku, begitu juga dengan Gil.

Jantungku semakin berdetak dengan kencang. Kemudian Gil melepaskan ciumannya. Aku menatap matanya sambil terengah-engah. Lalu Gil mencium pipiku, keningku, dan kemudian mencium leherku.

Aku memeluk kepalanya. Aku harap, Gil tidak akan mendetar suara dari detak jantungku karena jika dia mendengarnya, aku akan merasa sangat malu!

"Ah ... (Y/n), kau terasa sangat manis," bisik Gil.

"G-Gil, jangan mengatakan hal-hal yang memalukan!"

"Itu bukanlah sebuah hal yang memalukan! Itu adalah sebuah pujian dariku. (Y/n), bolehkah aku ... menyentuh tubuhmu dan menjadikanmu milikku?"

"G-Gil ... kita belum ... menikah."

Aku mendorong Gilgamesh, lalu menjauh darinya. Hal yang kutakutkan yaitu, bagaimana jika setelah Gilgamesh mengambil keperawananku, dia akan segera meninggalkan aku.

Aku masih ingat dengan perkayaan Ayah dan Ibu. Setelah Gil meniduri selirnya, dia akan langsung membuang selirnya. Aku takut dengan hal tersebut. Aku takut kalau Gil ...

"Kalau begitu, bagaimana jika kita menikah?" ucapan Gil berhasil membuatku terkejut.

Menikah? Dengan Gil? Aku melihatnya tak percaya. Gilgamesh memperlihatkan senyumannya, senyumannya yang sangat sangat manis dan menawan.

"Kamu ... ingin menikah denganku?"

"Tentu saja! Aku ingin kau melahirkan anakku, melahirkan Ur-Nungal."

Gilgamesh merangkulku. Wajah kami sangat dekat, hanya berjarak beberapa senti saja. Jantungku juga masih berdetak dengan kencang.

Aku memegang dada bidang Gilgamesh. Gil kembali mendekatkan wajahnya dan kembali melumat bibirku. Lidah kami beradu dan kali ini, ciuman kami terasa lebih panas.

"G-Gil ...," desahku ketika Gilgamesh melepaskan ciumannya.

"Aku mencintaimu, (Y/n)!"

-----

Kami ... melakukan hal 'itu'. Keperawananku sudah diambil olehnya. Tapi, aku tidak mempermasalahkan hal itu. Gilgamesh memelukku dengan erat.

Dia membenamkan wajahnya di punggungku. Benar, aku membelakanginya. Aku tidak bisa melihat wajahnya karena jika aku melihat wajahnya, jantungku rasanya benar-benar ingin meledak.

Bagian bawahku juga masih terasa perih, bibirku terasa kebas. Kemudian aku teringat ketika pada saat Gil memintaku menemuinya di kamarnya malam itu.

Apa jangan-jangan, di malam itu Gil sudah mengambil ciuman pertamaku? Aku harus menanyainya besok. Toh, malam ini dia sudah berhasil mengambil keperawananku.

"Apa kau marah?" tanya Gil tiba-tiba.

"Eh? T-tidak kok. Aku tidak marah. Hanya saja ... aku masih ... malu ..."

"Tidak perlu merasa malu. Sebentar lagi kita akan menikah (Y/n). Aku akan segera menjadi suamimu dan kau juga akan segera menjadi istriku dan ibu dari anak-anakku. Ah, aku sudah tidak sabar dengan hal itu!"

Gilgamesh melepaskan pelukannya lalu dia menyentuh bahuku, memintaku untuk menatapnya. Senyuman lebar mengambang baik diwajahnya maupun diwajahku. Aku menatap matanya yang indah itu lalu menyentuh wajahnya yang tampan ini.

"Aku sangat mencintaimu, (Y/n)," ucapnya lembut.

"Begitu juga denganku, Gil. Aku sangat mencintaimu!"

Gilgamesh mendekatkan wajahnya lalu dia kembali menciumku. Sebuah ciuman singkat kali ini. Tapi hal yang tak terduga terjadi, Gilgamesh menggelitik tubuhku.

Tak kuasa menahan geli, aku tertawa terbahak-bahak. Apalagi aku sedang berada dalam keadaan telanjang, maka rasa geli itu tak bisa ku tahan.

"HENTIKAN!! AHAHAHAHAHAHAHA!!!!!"

"Tidak~~ perdengarkan suara tawamu itu kepadaku~"

"Tidak!! Hentikan! Geli tau!!"

"Kalau begitu berikan aku ciuman?"

Tentu aku terkejut tapi yasudahlah daripada aku mati karena tertawa. Aku menutup mataku, menunggu Gil memberikan ciumannya. Rasa hangat seketika terasa di bibirku.

Suara manis dari ciuman itu mulai terdengar dan pada saat itu terdengar juga suara yang lainnya. Suara yang ingin membuatku tertawa ketika mendengarnya.

"Aku kembali~ Sepertinya tadi aku mendengar-- oh tidak! Tidak! AKU PERGI! MAAF MENGGANGGU!!!!!!!!!!!!"

'E-Enkidu ...'

-----

Aku kesulitan berjalan. Ketika aku mencoba berjalan, tubuh bagian bawahku langsung terasa perih dan sakit.

Gilgamesh akhirnya membantuku untuk mandi, memakai pakaianku, dan menyisir rambutku. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Dia juga sudah merapikan tempat tidur.

Untunglah tidak ada bercak darah disana. Kata Gil, dia sudah membereskan bercak darahnya, entah bagaimana caranya sampai bisa tidak kelihatan seperti itu.

"Apa bisa berjalan? Apa mau ku gendong?"

"T-tidak usah! Aku bisa sendiri!"

Aku mencoba untuk bangkit berdiri dan berjalan. Susah memang karena terasa sangat sakit. Tapi pelan-pelan, aku sudah bisa berjalan.

Kemudian pada akhirnya, Gilgamesh memutuskan untuk menggendongku. Ketika ku tanyakan kenapa, dia menjawab kalau dia tidak tega melihatku.

Orang-orang yang berada di lorong-lorong istana melihat kami ketika kami menuju ruang makan. Sora-kun juga terkejut ketika melihat Gil yang menggendongku. Sedangkan Enkidu hanya tersenyum bahagia dan bersenandung sedaritadi.

Astaga, aku merasa sangat malu!

End of Reader's POV
.
.
.
.
.
Author's Note:

Yo dan kembali lagi dengan ane!

Maaf kalau chpter ini ada adengan gmn2ny desu! Dan maaf kalau ada typo, membosankan, kesalahan, dsb desu! Tp ane harap kalian akan tetap menyukai chapter ini!

Jngan lupa untuk memberikan vote dan komen lalu memfollow akun ini jika berkenan! Sa, wktuny bagi ane untuk makan dlu 😂😂 lalu tak lanjutin chapternya.

Dan ane rasa sudah ada yg bsa tebak kalau ff Gilgamesh atau crita ane kali ini chapterny bakalan sedikit. Hal itu memang benar desu! Thor sengaja membuat crita ini dngan chapter pendek agar gak terbelit-belit!

Dan nanti akan thor usahakan untuk update lagi desu! Sampai jumpa di chapter selanjutnya~ btw kok ga bsa pake banner ye.. apa krna internet ane lgi lemot..?



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro