Chapter 45 : Perubahan Rencana

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy Reading!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Henry merasakan kekuatan yang sangat besar menarik dirinya mendekat. Anehnya, Henry tidak merasakan bahaya sedikitpun dari energi yang terpancar dari Ruangan itu.

Tanpa berpikir panjang, ia langsung mendekat ke arah pintu itu bahkan masuk ke dalamnya.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di lantai Utama, tempat Hermes dan Flora menunggu yang lain.

Pangeran Hermes yang sedang menunggu tiba-tiba tersentak dan Putri Flora yang berdiri di sebelahnya menoleh. "Anda baik-baik saja, Pangeran White?" tanyanya bingung dengan apa yang terjadi pada Pangeran Hermes.

"Ya. Aku baik-baik saja," dia memberikan senyuman kecil pada Putri Kerajaan Health yang merupakan rekannya itu.

"Tampaknya sebagian dari mereka telah menemukan senjata mereka dan sebagian lagi belum menemukannya," karena Hermes dapat merasakan gejolak dua kekuatan yang sama di beberapa Ruangan. Tapi firasatnya mengatakan sebagian dari mereka belum mendapatkan senjata yang mereka cari.

Flora menatap Hermes yang sedang berpikir. "Apa maksud anda, Pangeran?"

Hermes menoleh pada putri Kerajaan Health yang tampak kebingungan itu. "Raja White memberi perintah untuk mempercepat prosesnya," ia segera pergi berteleportasi meninggalkan Flora dengan kibaran jubah putihnya. Putri Flora hanya terdiam setelah ditinggal Pangeran Hermes.

"Berarti saya harus menunggu anda di sini, Pangeran? Padahal saya ingin melihat proses penggabungan dua senjata para kesatria vampire!" Putri Flora sangat kesal saat itu, ia menahan geram karena perubahan rencana yang sangat mendadak. Dia bisa saja ikut berteleportasi mengikuti Pangeran Hermes, tapi tugas utamanya adalah menjaga di tempat utama yaitu tempat masuk Istana.

Ia menghela nafas dan memasang wajah cemberut.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di satu Ruangan yang penuh dengan sejarah Kerajaan Health, Pangeran Edelweiss senang menatap benda yang ada di tangannya itu.

"Akhirnya aku menemukan benda ini!" ucapnya sambil berbalik.

Namun ketika berbalik, ia terkejut karena Pangeran Hermes sudah berdiri di belakangnya dengan wajah datarnya.

"Astaga, Pangeran Hermes! Anda membuat saya terkejut," ucapnya sambil melototi Vampire yang merupakan kakak tertua dari Putri Hera dan Putri Hermione. Tapi sedetik kemudian, Pangeran Edelweiss menempatkan jarinya pada dagunya dengan pose bertanya-tanya.

"Sedang apa anda di sini?"

Dengan wajah datarnya Pangeran Hermes menjawab. "Perubahan Rencana. Saya diperintahkan untuk mempercepat proses penggabungan senjata..." Pangeran Hermes menjelaskannya sambil berjalan menuju Pangeran Edelweiss.

Perubahan rencana? Mempercepat proses? Pangeran Edelweiss ingat saat rencana awal mereka. Mereka akan mencari senjata yang cocok dengan kekuatan mereka. Setelah itu, mereka akan kembali berkumpul di Ruangan utama. Tapi sekarang rencananya berubah?

Pangeran Edelweise menatap senjata yang saat ini ia pegang. Lalu ia menoleh pada Pangeran Hermes yang sudah berdiri di dekatnya.

"Apa saya yang pertama kali anda datangi setelah menerima tugas perubahan rencana?" Pangeran Hermes menatap penuh pada Pangeran Kerajaan Health itu setelah mendengar ucapannya.

"Benar?"

"Ini adalah suatu kehormatan bagi saya, bukan?" wajah datar Pangeran Hermes mengangguk sekali.

"Saya bisa menjadikan kehormatan ini sebagai alasan untuk mengajak Putri Hermione mengobrol!" ungkapnya dengan hati yang senang. Tanpa dia sadar bahwa laki-laki yang berdiri di dekatnya itu adalah kakak tertua dari Putri Hermione. Sedangkan Pangeran Hermes yang mendengar nama Adik bungsunya keluar dari bibir Pangeran Edelweiss itu langsung melototi Kakak tertua Putri Flora tersebut.

Pangeran Edelweiss merasakan aura aneh di sekitarnya, ia menoleh pada Pangeran Hermes yang tampaknya baru ia sadari keberadaannya. Wajah Pangeran Hermes tampak tidak ramah dan terus mempelototi dirinya.

Pangeran Edeweiss cengegesan setelah melihat Pangeran Hermes mempelototinya. Ini salah dirinya sendiri karena membawa nama Putri Hermione di depan kakak tertuanya langsung.

'Mati aku!' batin Pangeran Edelweiss.

"Mengapa nama adik saya disebut-sebut?" dalam kiasan Pangeran Hermes, arti sebenarnya itu adalah Untuk apa anda membawa-bawa nama adik saya, Hermione?

Entah Pangeran Edeweiss mengerti atau tidak tapi yang pasti ia merasa tidak nyaman dengan tatapan Pangeran Hermes, sementara Pangeran Hermes menyadari bahwa Kakak Putri Flora ini terlihat menganggumi Adik bungsunya itu.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di tempat lain, Putri Beverly sedang menyusuri lorong lantai atas. Ia sejak tadi sudah masuk ke beberapa Ruangan milik Kerajaan Borneo, tapi tetap saja ia tidak menemukan senjata yang cocok.

'Apa yang harus aku lakukan!' jeritnya dalam hati.

Tidak ada satupun senjata yang cocok dengannya.

Putri Beverly resah, lebih lagi ia sedang sendirian dan tidak bisa meminta tolong pada siapapun.

Sebelum pergi, Putri Hermione pernah mengatakan bahwa cara untuk bisa mendapatkan senjata kuno yang sesuai dengan kekuatan kita adalah untuk merasakan kekuatan yang dipancarkan dari senjata itu, di mana kekuatan itu sangat mirip dengan kekuatan kita. Namun, sampai sekarang ia belum menemukan satu pun senjata yang memiliki kekuatan yang sama dengannya.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di sisi lain, Pangeran Azriel terkejut dengan kedatangan Sepupu tertuanya yang secara tiba-tiba muncul di depannya.

"Pangeran Hermes?"

"Anda sudah menemukan senjatamu?" Pangeran Hermes melirik ke senjata yang berada di genggaman Pangeran Azriel. Sebuah saputangan berwarna putih di mana terdapat corak berwarna perak cantik di pinggir saputangan itu.

"Iya, saya berhasil menemukan benda ini dengan bantuan Putri Hermione." jawab jujur Pangeran Azriel.

"Lalu...di mana Hermione? Seharusnya kalian turun bersama, bukan?"

"Ah, itu..." Azriel tidak nyaman mengatakannya. "Beliau belum mendapatkan senjatanya, seharusnya saya mencegah beliau membantu saya atau saya harus keras kepala ikut bersamanya mencari senjata milik beliau. Maafkan tindakan pengecut saya ini," Azriel menundukkan kepalanya karena telah menyusahkan Putri Hermione.

"Naikkan kepala Anda, Pangeran Azriel. Anda itu seorang Pangeran dan calon Raja masa depan Feltson. Tindakan ini sangat tidak pantas!" respon Pangeran Hermes cukup mengejutkan Pangeran Azriel, ia pikir Pangeran Mahkota White itu akan marah karena menyusahkan Adik Bungsunya.

"Sekarang saya akan menggabungkan kedua senjata anda,"

"Apa?"

"Bukankah anda harus menggabungkan senjata di Ruangan Utama sambil menunggu kami mendapatkan senjata kami?" padahal Azriel berniat turun ke bawah untuk berkumpul bersama yang lain.

Pangeran Hermes berjalan ke depan Pangeran Azriel sambil menjelaskan. "Perubahan rencana! Saya akan menggabungkan senjata kalian dimulai dari vampire yang sudah menemukan senjatanya. Apabila kita menggunakan rencana pertama maka itu akan memakan waktu yang lama karena menunggu vampire lain mendapatkan senjata mereka.

Azriel yang mengerti dengan penjelasan Pangeran Hermes hanya mengangguk.

"Pegang kedua senjatamu dengan kedua tanganmu," tanpa diperintahkan dua kali, Azriel segera memanggil kedua senjatanya.

Dengan kekuatannya yang berwarna biru keperakan mengangkat kedua senjata itu ke udara, cahaya itu menyinari kedua senjata yang berputar berdekatan dan semakin lama cahaya itu semakin menyilaukan menyelimuti Ruangan dan mata kedua pemuda vampire yang berada di Ruangan tersebut.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro