Chapter 46 : Pertemuan Lagi Draco Vladkrie Dan Hermione White

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Story by ©

Δ SitiaraPelmansyah Δ

.
.
.
.
.

Happy ending!

.
.
.
.
.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

-------------------🆙🆙-------------------

Setelah membantu Azriel, Hermione pergi untuk mencari senjata kuno miliknya. Pada awalnya Azriel ingin membantu sebagai balas budi, karena Hermione membantunya mendapatkan senjatanya. Tapi Putri White itu bersikeras akan mencari senjata sendiri dan memerintahkan Azriel untuk Turun ke lantai bawah di mana Pangeran Hermes, Putri Flora dan mungkin saja beberapa Rekan mereka menunggu.

Dan disinilah Hermione berada, berjalan di tengah koridor sepi yang hanya diterangi oleh lilin-lilin yang telah menyala karena kekuatan Pangeran Hermes. Hermione terlihat tidak takut sedikit pun karena berjalan seorang diri.

Putri bungsu Raja Helios itu membuka pintu Ruangan yang dekat dengannya. Dengan berani ia masuk ke dalam Ruangan tersebut. Gadis vampire itu meneliti setiap barang yang berada di Ruangan itu. Dia melihat ada beberapa senjata yang tersimpan dengan rapi di Ruangan itu. Tapi tidak ada satupun yang memiliki energi yang sama dengannya.

Dengan lesu, Putri Hermione keluar dari Ruangan itu. Ia sedikit kesal karena sampai sekarang dia belum mendapatkan senjatanya.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di tempat lain, Pangeran Draco berjalan dengan wajah datar. Sampai sekarang Pangeran Mahkota Kerajaan Vladkrie itu belum mendapatkan senjata yang cocok dengannya.

Sudah banyak senjata yang ia coba, tapi tidak satupun dari senjata itu yang cocok dengan dirinya.

Draco POV

Ini benar-benar mengesalkan! Bagaimana bisa tidak ada satupun senjata yang cocok dengan energiku?! Sudah berapa lama aku berkeliling di koridor Istana ini!!

Ku yakin beberapa rekan vampire ku yang lain sudah mendapatkan senjata mereka, karena aku bisa merasakan dua energi yang sama bergabung di tempat lain.

Dan aku juga mendengar banyak suara yang mengeluh karena belum mendapatkan senjata mereka. Itu berarti bukan hanya aku saja yang belum mendapatkan senjata?

Aku terus berjalan menyusuri koridor sepi ini, hanya beberapa lilin yang menerangi langkahku. Beberapa Ruangan dengan pintu tertutup ku lewati karena tidak ada energi yang sama denganku. Jadi, percuma jika aku membuka pintu itu dan masuk ke dalam. Tak akan ada senjata yang cocok denganku.

Aku berhenti berjalan. Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Dengan segera aku mengeluarkan pedangku.

Jika memang ada senjata yang memiliki energi yang cocok denganku dan pedangku, maka sepertinya hanya pedangku yang bisa mencarinya.

Aku menutup mata dan merasakan energi yang sama dengan kekuatanku.

Jauh di Ruangan yang jaraknya cukup jauh, aku merasakan sebuah senjata yang bersinar mengeluarkan energi agar aku dapat menemukan dirinya.

Setelah membuka mata, tanpa berlama-lama aku langsung pergi ke arah tempat senjata itu berada.

Tanpa melihat sekitar aku berjalan belok ke arah kanan koridor, aku ingin cepat-cepat keluar dari keadaan yang mengesalkan ini.

Tiba-tiba ada yang menabrakku dari arah berlawanan. Terima kasih dengan jalan yang tidak diterangi cahaya karena tidak ada satu lilin pun yang tergantung di sana sehingga keadaan koridornya gelap.

Dengan cepat aku memegang tangannya ketika merasakan bahwa orang yang bertabrakan denganku itu ingin jatuh. Tangan kananku menariknya untuk berdiri. Aku tidak tahu siapa yang menabrakku ini.

Tapi orang yang menabrakku ini mengeluarkan sebuah cahaya putih di tangannya membuat keadaan sekitar menjadi terang. Dan aku melihat dengan jelas siapa yang berdiri di hadapanku. Putri Hermione White! Putri kedua Raja Helios.

"Pangeran Draco?"

"Putri Hermione?"

"Sedang apa anda di sini?" tanya Putri Hermione padaku.

"Tentu saja saya sedang mencari senjata yang cocok dengan saya, Putri. Saya merasakan bahwa senjata saya berada di Ruangan yang terletak beberapa meter di depan," jelasku. Aku merasakan bahwa aku aneh karena berbicara cukup banyak dan lancar di depan Putri Hermione. Biasanya aku hanya diam tidak perduli dan melanjutkan perjalanan apabila ditanya sesuatu.

"Ouh ok." hanya itu saja respon Putri Hermione membuat Pangeran Draco sedikit kesal.

"Kalau begitu, saya pergi untuk melanjutkan mencari senjata saya dulu. Pangeran!" sebagai respon, aku hanya mengangguk.

"Dan saya minta maaf karena menabrak anda. Koridornya gelap," ucapnya.

"Tidak apa-apa." Jawabku datar dengan langsung pergi meninggalkannya.

"Pangeran Draco?" panggil Putri Hermione lagi membuatku langsung berbalik. Dengan anggun aku sedikit menundukkan kepalaku dengan tangan kananku di dada.

Itu adalah sopan santun Bangsawan ketika meninggalkan sesamanya karena suatu hal yang tidak bisa dia katakan atau dia tidak bisa berbicara lama dengan lawan bicaranya.

Dengan wajah datar aku kembali berbalik dan berjalan cepat meninggalkan Putri Hermione.

Kegelapan Koridor kembali kujalani karena cahaya yang tadi menyinari sekitarku berasal dari Putri Hermione, cahaya itu menjauh karena aku menjauhi Putri Hermione.

Aku merasakan energi senjata itu mulai mendekat padaku. Hingga sampailah aku pada Ruangan yang menjadi tempat dari senjata itu.

Segera aku masuk ke dalam Ruangan itu.

Draco End POV

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Di tempat Pangeran Draco meninggalkan Putri Hermione, terlihat sang Putri kedua White masih menatap koridor yang gelap tempat Pangeran Draco pergi.

"Dia akan baik-baik saja, bukan?" ucap Putri Hermione sedikit khawatir. Padahal dia berniat ingin berbagi kekuatan cahaya putihnya agar bisa menerangi jalan Pangeran Mahkota Vladkrie itu. Tapi dia berjalan cepat meninggalkan dirinya seakan Pangeran itu tidak mau mendengarkan lagi apa yang ingin Putri Hermione ucapkan.

Putri Hermione hanya menghela nafas. "Terserah dia lah." daripada membuang waktu, Putri bungsu Raja Helios itu berjalan ke depan di mana Ia merasakan energi yang sama dengannya.

Setelah berjalan cukup lama. Dia berhenti di depan pintu yang didalamnya terdapat senjata yang memancarkan energi yang sama dengannya.

"Akhirnya aku mendapat senjataku juga." dengan segera Putri Hermione membuka pintu itu. Cahaya putih miliknya redup karena di dekatnya terdapat cahaya lilin yang tergantung di tembok di sekitarnya.

Setelah sang Putri membuka pintu itu, di Ruangan itu terdapat juga lilin yang tergantung di dinding menerangi Ruangan.

Hermione White berjalan memasuki Ruangan melewati senjata-senjata yang tersimpan di sana.

Gadis itu mendekati sebuah senjata yang memancarkan energi berwarna putih yang sama dengannya.

"Senjataku!" serunya.

Dengan perlahan, Hermione mengangkat senjata yang merupakan pedang berwarna putih. Pedang itu sangat mirip dengan pedang miliknya.

Tiba-tiba, Pangeran Hermes berteleportasi ke tempat Putri Hermione.

"Akhirnya kamu menemukan senjataku yang sempurna Mione," ucapnya.

"Oh! Astaga!" seru Putri Hermione terkejut karena kakak tertua tiba-tiba muncul di sampingnya.

"Maaf. Kau terkejut sekali, ya?"

"Tentu saja kak!" Putri Hermione melotot pada Pangeran Hermes.

Tangan kanan Pangeran Hermes terangkat mengusap kepala sang Adik bungsu. "Sudah lama aku menunggumu menemukan senjata dan ketika kakak merasakan bahwa kamu sudah menemukan senjataku sendiri, dengan cepat kakak langsung pergi ke tempatmu." jelas Pangeran Hermes. Putri Hermione tersenyum senang karena kakaknya itu sangat perhatian padanya.

"Baiklah. Ayo kakak gabungkan kedua senjataku." Putri Hermione segera memanggil senjata utamanya dan memberikan kedua senjata itu pada Pangeran Hermes.

{<><><>___¤¤¤¤¤___<><><>}

Bersambung.
.
.
.
.
.

® Thank For Reading ®
.
.
.
.
.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro