3 - Party to Go

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Baru pertama kali aku berdiri mematung. Kepalaku berputar mengitari seluruh tempat ini. Tak kala mataku yang berkedip-kedip karena tidak percaya dengan pemandangan yang kali ini kulihat.

Dan sampai lah kami, tidak lama kemudian ....

"Jika aku orang awam yang langsung memainkan game ini, mungkin aku akan tersesat"

"Hehhh ... orang awam kah? Aku tak yakin kau orang awam."

Kota ini banyak dipakai oleh Player tinggi yang memiliki Guild untuk dijadikan tempat berkumpul. Kota utama dan belum kami sampai di plaza. Aku sudah menganga duluan.

Luas sekali, bahkan melihatnya saja ini seperti bukan berada di dunia fantasi yang selama ini kupikirkan tidak ada.

"Tetapi ... bukan kah kota ini terlalu canggih?"

"Kenapa kau baru bertanya sekarang? Apakah kau tidak membaca keterangan game ini sebelum memainkannya?"

Aku menggeleng dengan wajah polos.

"Hahhhh ... baik lah kalau begitu aku akan menjelaskannya sedikit, selagi kita berjalan menuju plaza."

Setelah menghela napas, Lash pun menceritakan bagaimana dunia dalam game ini. Azure Online terdiri dari enam benua di mana semua benua itu memiliki ciri khusus yang melambangkan masing-masing ras.

Contohnya benua Feragard. Di benua ini hampir seluruhnya terdiri dari kota-kota canggih yang menangani pembuatan senjata khusus ras Zoar serta peralatan-peralatan yang digunakan untuk bertempur di angkasa.

Terlepas dari semua itu. Benua Feragard ini sangatlah susah untuk dijumpai karena sebelum tiba di benua ini, Player lain yang bukan selain ras Zoar akan berhadapan dengan penjaga benua Feragard.

Mereka menyebutnya Titan Fall. Di karenakan bentuknya yang besar dan selalu berdengung ketika adanya ancaman yang mendekat. Namun akan mudah untuk di lewati jika memiliki izin khusus berupa sebuah kartu, surat ataupun gem yang menunjukkan bahwa Player tersebut bukanlah ancaman.

Hampir semua ras Zoar memiliki rambut pirang atau tidak kuning keoranyean. Kulit mereka putih serta memiliki mata biru. Kemampuan mereka berada di sekitar serangan jarak menengah dan jarak jauh.

Namun ada kalanya karena pemilihan pekerjaan yang unik. Ras mereka bertarung menggunakan senjata jarak dekat. Tetapi jika mereka menginginkannya dan telah melakukan misi khusus yang di berikan oleh sang penjaga benua.

Setelah itu Lash menceritakan bagaimana ia bisa mengambil misi pembasmian Gargoyle di hutan itu.

" ... Kurang lebih seperti itu dan sepertinya kita telah sampai di plaza."

Sambil tersenyum tipis, Lash pun menekukan sikut tangan kanannya kemudian menempelkan kepalan tangannya di pinggang. Merasa seperti seorang penyelamat, Lash mulai tertawa kecil.

Mungkin karena sedari tadi aku hanya dapat takjub mendengar penjelasan yang di ucapkan oleh Lash.

"Ahh ... aku belum mengetahui namamu?"

"Bukan kah kau bisa melihatnya di atas sini?"

Aku pun menunjuk atas kepalaku. Tetapi semakin aku menunjuk atas kepalaku, wajah Lash tampak kebingungan.

"Apa yang kau maksud?"

"Eh?"

"Player di dalam game ini hanya akan mengetahui nama Player lain jika mereka mengizinkannya, atau jika tidak ... hanya sebuah angka yang muncul dalam indikator status. Lihat contohnya dirimu ... 00"

"00 ... apa kau tidak salah?"

Wajah Lash mulai mengeras. Sepertinya dia tidak berbohong sama sekali.

"Kalau begitu ... namaku Archie"

"Satu lagi ... Archie, darimana kau bisa mengetahui namaku?"

" ... "

"Ahh ... tunggu sebentar, mungkinkah itu salah satu kemampuan unik ras milikmu?"

Aku pun kembali terdiam. Kemampuan unik?

"Kemampuan unik katamu?"

"Ya ... kemampuan unik atau yang bisa di sebut [Unique Skill]. Kemampuan ini di miliki oleh ras-ras tertentu. Contohnya kami, ras Zoar memiliki kemampuan unik di dalam bidang [Weaponsmith dan Calibration] dimana kami bisa memodifikasi senjata kami jika status kuot telah memenuhi pencapaian maksimal"

"Hooo ... jadi seperti itu, ya?"

Lash mengangguk pelan. Sepertinya pengetahuanku tentang game ini tidak seperti yang telah kupahami dari lembaran petunjuk yang sebelumnya kubaca. Dimana isi dari lembaran-lembaran itu mengenai pertarutan, tata cara pemakaian serta penjelasan singkat dari produk yang mereka sebut sebagai Azure Online ini.

Sisanya aku tidak mengetahui bahwa hal semacam itu ada. Jika memang seperti itu, maka kemampuan setiap Player dengan ras berbeda memang lah sangat menakutkan.

Aku tidak tahu kemampuan unik apa yang kumiliki. Tetapi jika seandainya itu benar, maka aku bisa menebak bahwa kemampuan unikku terdapat pada mata ini.

Lalu Lash pun berjalan menuju tengah-tengah plaza di mana aku bisa melihat sebuah papan elektronika biru muda berdiri begitu besar.

"Lash?"

"Ahh ... aku belum memberitahumu ya? Ini namanya adalah papan misi, namun kau juga bisa mencari misi di resepsionis Guild di gedung sebelah sana."

Karena banyaknya Player yang berlalu lalang dan kebanyakan mereka adalah ras Zoar yang memiliki senjata besar. Penglihatanku menjadi sempit dan cukup sulit untuk kedua mataku ini melihat tempat yang di tunjukan oleh Lash.

Namun belum aku sempat berpikir bagaimana caranya agar aku dapat mengatasi hal semacam itu. Kini penglihatanku menunjukkan beberapa gambar dan juga angka serta informasi mengenai seorang Player yang entah siapa dia.

Sangat jelas bisa kulihat namun karena aku kaget informasi itu pun lenyap seperti kabut yang menghilang.

"Ada apa Archie?"

"A-ah tidak, hanya saja ... "

"Ahh ... aku tahu kau pasti belum terbiasa dengan kota ini, 'kan?"

Untuk menutupi kekagetaknku, aku hanya bisa mengangguk ragu. Karena sebenarnya apa yang kukagetkan bukanlah betapa besarnya kota ini, maupun betapa ramainya plaza ini.

Melainkan gambaran informasi Player yang muncul tiba-tiba di dalam penglihatanku. Dan tampaknya hanya aku saja yang bisa melihatnya, Lash tidak menyadarinya ketika aku terdiam beberapa saat yang lalu.

"Kalau begitu tunggu sebentar ... aku akan mencari misi yang cocok untuk kita bertiga~"

Lash pun kembali berbalik dan mulai mencari misi yang cocok untuk kita ... bertiga?

"Eh? Bertiga? Maksudmu?"

Lagi-lagi aku dibuat bingung oleh Lash. Maksud akan kata bertiga?

Bukan kah kita hanya berdua?

"Nanti juga kau akan mengetahuinya ... hehehe"

"Tetapi aku heran mengapa aku bisa mendapatkan Exp, padahal kau lah yang mengalahkan semua Garoyle itu?"

"Hmmm ... tentang itu rupanya. Apa yang kau tanyakan itu adalah keistimewaan Player pemula. Di mana mereka mendapatkan kemampuan [First Hunt]. Kemampuan ini membiarkanmu mendapatkan Exp dari target pertamamu walaupun Player lain mengalahkannya tanpa membentuk kelompok dengamu"

"Bukan kah hal seperti itu terlalu curang?"

"Tidak-tidak ... kemampuan ini hanya bertahan beberapa jam setelah Player sepertimu memainkan game ini. Jadi itu tidak terlalu dipikirkan oleh Player-player lain yang memiliki level tinggi"

"Jadi seperti itu ... tetapi tetap saja, pembuat game ini terlalu baik"

"Begitu kah menurutmu?"

Lash pun tertawa kecil namun perhatiannya masih tertuju pada papan layar biru di depannya. Di samping kiri-kanan atau pun belakang kami, Player lain pun sedang mencari misi untuk mereka sendiri.

"Bicara mengenai pembuatan game dan juga tempat-tempat game ini di perbolehkan untuk di jalankan. Seluruh Indonesia, 'kan? Lalu kau berasal dari mana, Lash?"

"Archie ... hal seperti itu tabu untuk dibicarakan di dalam game seperti ini. Itu jika kau mengetahui peraturan mendasar mengenai game dalam jaringan. Namun jika kau bisa memilih tempat lebih baik mungkin aku .... ahhh!"

Lash tampaknya kegirangan. Wajahnya berseri ketika melihat sebuah informasi di depannya. Kemudian ia menyentuh papan layar biru itu. Aku tidak tahu apa yang di lakukannya, tetapi sepertinya ia mengambil misi itu.

"Lash?"

"Aku sudah menemukan misi yang cocok, kalau begitu akan ku-ajak kau ke dalam kelompokku?"

[Lash Invite You To The Party, Yes/No.]

Sebuah layar interface muncul di depanku dan menampakan kalimat undangan dari Lash. Aku pun menerimanya lalu kembali bertanya pada Lash.

Informasi adalah salah satu yang sangat diperlukan jika bermain game seperti ini. Tetapi ada beberapa faktor yang perlu diketahui jika kau ingin mencari informasi tersebut.

Pertama kau bisa bertanya, cara seperti ini sangat lah cocok bagi Player pemula sepertiku yang tidak tahu menau tentang game ini. Namun jika itu Player berlevel tinggi, maka mereka pastinya mencari sesuatu yang mereka inginkan.

Sehingga banyak Player yang berhati-hati dengan itu.

Kedua adalah dengan cara menguping, hal seperti ini tentunya tidak sopan jika dalam dunia nyata. Namun biasa dalam dunia game. Yang ketiga adalah dengan cara mengiterogasi, cara ini sedikit kasar dan tidak dianjurkan.

Karena tingkat kepercayaan Player akan menurun drastis jika aku melakukannya. Untungnya aku mengetahui hal semacam ini dari adik bodohku yang sangat menggemari game.

Ia memang maniak tetapi ia tidak melanggar jam malam maupun melakukan hal yang aneh-aneh. Itu semua karena kami tinggal berdua di rumah itu.

"Bagaimana apa kau siap untuk melakukan misi ini, Archie?"

"Eh ah ... ya?"

Lamunanku tiba-tiba saja pecah begitu mendengar suara Lash. Tetapi hingga saat ini, aku masih heran dengan bahasa yang kami gunakan. Anggap lah jika Lash berasal dari Indonesia Timur atau Indonesia Barat beda daerah.

Bukan kah itu berarti bahasa yang kami gunakan berbeda. Keseharianku menggunakan bahasa Indonesia. Tetapi jika Lash memiliki keragaman bahasa yang sama denganku, maka hal itu tidak lah masalah.

Lalu bagaimana jika tidak? Hmmm ... satu lagi tanda tanya untukku.

Menghiraukan itu aku pun kembali pada pertanyaan Lash.

"Ok ... aku tidak masalah. Tetapi siapa Player ketiga yang akan ikut dengan kita?"

"Tentang itu ...."

***

Setelah meninggalkan plaza kami pun pergi meninggalkan kota. Berjalan menuju gerbang utama kota, Lash tiba-tiba saja berlari kecil menuju seorang perempuan yang sedang berdiri sambil meniup sebuah balon?

Tidak itu bukan balon ... lalu tiba-tiba saja hal itu terjadi kembali. Gambaran-gambaran informasi itu muncul dan aku bisa melihatnya. Balon itu bukan lah sekedar balon, melainkan permen karet yang sedang di tiup-tiup.

Tetapi melihat itu dari jarak sejauh ini? Sepertinya aku memang benar dengan kemampuan mataku ini. Lalu pindah menuju gambaran informasi yang kulihat sekarang.

Sebuah gambar jantung biru berdetak di sebelah pojok kiri. Di bawahnya terdapat persentase yang menunjukkan statusnya saat ini. Dan aku bisa melihat status miliknya. Calm yang artinya tenang.

Kemudian setelah itu nama, status Player, dan juga yang terakhir adalah deretan sifat sang Player.

Aku sedikit tersedak karena melihatnya. Bukan kah ini sama saja memata-matai tanpa mereka sadari?

Kemampuan unikku terlalu merepotkan rupanya. Lalu aku pun melihat nama perempuan itu. [Eleonora Granz]. Berambut pirang panjang, kedua telinganya tertutupi oleh panjangnya godek yang ia miliki.

Memiliki mata biru cerah, kaca mata merah yang mirip seperti Lash terdapat di atas keningnya yang putih. Bibir merah muda dan juga wajah yang tenang.

Pakaiannya menurutku terlihat sedikit terbuka. Dengan belahan dada yang terlihat menonjol. Bukan tank top melainkan seperti kaos berlengan pendek. Bagian perutnya terbuka sehingga aku bisa melihat pusaran perutnya.

Sebuah arm band pada lengan kirinya. Memiliki lambang yang tidak kuketahui. Sarung tangan yang mirip seperti Lash. Kemudian menuju bagian bawah, rok pendek biru.

Sepasang stoking hitam lengkap memanjang hingga menutupi pahanya. Kemudian terakhir adalah sepatu mekanikal yang memiliki garis-garis biru menyala.

Begitu kulihat levelnya ....

"29 ... kah?!"

Aku tak percaya ia memiliki level yang lebih tinggi daripada Lash sendiri. Tetapi mengapa perempuan cantik seperti ehmmm ... Elenora kusingkat Elen bisa mengenal Lash. Apakah mereka memiliki hubungan di dunia nyata?

Menghampiri Lash yang tampaknya sedang menjelaskan sesuatu. Aku memutuskan untuk diam ketika melihat raut wajah Elen yang dingin itu. Tidak lama kemudian Lash menghela napas dan akhirnya menghampiriku yang tidak jauh dari tempatnya.

"Ahh ... maafkan aku Archie. Sepertinya Elen tidak senang dengan adanya dirimu di kelompokku dan dia"

"Jadi?"

"Tetapi untungnya aku bisa menjelaskannya, setidaknya dia tidak menodongkan senjata andalannya ke arah wajahku ... hehehe"

"Huh?"

"Itu artinya kau bisa ikut bergabung bersama kami ... seharusnya aku bertanya terlebih dahulu kepada Elen ketika mengajakmu ke dalam kelompok kami ... "

"Seperti itu"

"Ya ... tetapi karena aku mengambil keputusan tanpa bertanya dulu, akhirnya aku sedikit di ceramahi. Tetapi tidak apa-apa ... sekali lagi selamat datang di dalam kelompok kami, Archie."

Dengan senyum lebar, Lash mengulurkan tangan kanannya untuk berjabat tangan. Aku pun menerimanya, kemudian Lash berbalik dan berjalan menyusul Elen yang terlebih dahulu pergi meninggalkan kami berdua.

Sepertinya ini akan sedikit merepotkan ... berbicara tentang waktu. Memang sekarang malam hari, tetapi aku penasaran dengan waktu di dunia nyata. Apakah waktu di sini berkebalikan dengan waktu di dunia nyata?

Lalu tentang misi yang akan kulakukan. Aku melihat sebuah ikon berkedip-kedip di samping kananku. Begitu aku menyentuhnya, itu adalah misi yang akan kulakukan. Tetapi ini ....

"Sepertinya Lash tidak seperti apa yang kuharapkan. Mengambil misi ini tanpa melihat level-ku terlebih dahulu ...."

Misi itu adalah mengalahkan seekor bos dengan level 30 di [Torio Tower]. Tempat selanjutnya adalah sebuah menara. Menghadapi monster level 3 mungkin aku bisa menahannya, tetapi berhadapan dengan monster di atas level 10?

Apakah aku tidak akan menghambat mereka?

Hahhh ... sepertinya aku harus melakukannya atau tidak Elen akan menceramahiku juga sama seperti Lash. Walau pun kami belum saling mengenal.

Hanya memikirkannya saja membuatku kewalahan. Karena sebelumnya aku tidak pernah merasakan hubungan yang di sebut pertemanan itu. Satu hal yang kuketahui, teman bukan lah mereka yang menolongmu di saat kau membutuhkan mereka.

Melainkan mereka yang menusukmu dari belakang tanpa sebab di karenakan kepuasaan tersendiri. Saat itu lah aku mengingat sesuatu yang seharusnya tidak ingin kuingat.

"Teman ... kah?"

Aku memang tidak ... hampir tidak berhubungan baik dengan orang-orang selain adikku. Bukan karena aku mengalami kelainan terhadap cara berbicaraku, hanya saja itu semua berawal ketika umurku 8 tahun.

Dimana mereka yang menyebutku sebagai teman hanya menggunakanku sebagai bahan olokan serta pelampiasan mereka.

"Tchhh ... sepertinya memang tidak mudah untukku. Tetapi ...."

Bayang-bayang adikku tiba-tiba saja muncul. Ia sedang menggenggam sebuah semangka dan memberikannya kepadaku di saat aku sedang depresi dan ingin mengakhiri hidupku.

Entah mengapa setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku dan di malam dalam dunia itu. Aku ... baru pertama kali merasakan bagaimana rasanya mengetahui bahwa kehidupan tidak seburuk yang kupikirkan.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro