45 - My Precious Heart

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng


Tidak lama setelah perubahan yang terjadi pada Dias. Kami pun saling beradu kekuatan, dengan kekuatan baruku yang berasal dari Dreadnought dan ia yang berasal dari sebuah permata.

Serangan yang ia lancarkan selalu melahirkan undead dan juga beberapa prajurit tengkorak. Tapi semua mob kecil seperti itu dapat di kalahkan dengan mudah oleh Elen. Ia membantuku dari jarak jauh.

Ketika kami saling membantu satu sama lain. Setiap serangan Dias dan juga para bawahannya sama sekali tidak berpengaruh. Sesekali ia juga menguatkan lengannya untuk menciptakan bola energi listrik yang besar.

Namun serangan itu kugagalkan dengan kecepatan serang pedangku. Ketika serangannya gagal, wajah geramnya sama sekali tak berubah.

"Apa kau baik-baik saja, Elen?"

"Umm, tidak ada masalah sama sekali," sahutnya sambil mengangguk.

Tiba-tiba saja seluruh tempat ini mengeluarkan prajurit tengkorak dan Dias mulai berteriak dengan intensitas yang kuat sekali, bahkan tubuhku seperti di tekan olehnya. Semakin lama teriakan itu terdengar, semakin banyak juga monster-monster yang bangkit.

Kekuatannya dapat membangkitkan yang mati. Para pemain yang sebelumnya hancur menjadi kepingan data itu kembali bangkit dan menggumamkan sesuatu yang aneh.

Tidak terlalu jelas untukku kupahami. Hanya saja situasi seperti ini adalah situasi terburuk yang seharusnya tidak terjadi. Selain Elen yang kini berteriak karena lengan kanannya terkena tebasan.

Aku pun bahkan tak bisa bergerak dengan tubuh yang menempel pada tanah. Sial ... mengapa hal-hal seperti ini selalu terjadi padaku. Lagi pula permata aneh itu tidak masuk akal.

Kekuatan permata itu seperti mengompres dan mengakumulasikan kekuatan yang ia hisap dan memberikannya kepada sang pengguna. Jika ia berhasil mendapatkan kekuatan Aldebaran, makhluk yang berhasil mengalahkan boss.

Bukan kah sama saja ia juga menjadi boss itu sendiri. Fera di rantai, itu artinya kekuatannya pun sedikit demi sedikit terkuras. Aku pun berusaha untuk melihat statusnya, tapi sayangnya tidak berhasil akibat teriakan Dias yang begitu lama.

Kembali menekanku ke tanah dengan kuatnya. Mencoba untuk memberontak lepas dari tekanan ini, dengan cepat aku pun membawa Elen ke tempat yang lebih aman. Untungnya aku berhasil keluar.

Jika kondisiku terus seperti itu, aku tidak terlalu yakin bisa mengatasinya dengan cepat. Pada kenyataannya status yang bertambah berkali-kali lipat tidak selalu menjadi yang terkuat.

Inilah bukti nyatanya, statusku memang hampir melebihi angka 1000. Sayangnya semua itu hanya angka. Aku tidak tahu seberapa besar penambahan status yang kini Dias dapatkan.

"Hal-hal aneh selalu terjadi di sekitarku, entah itu di dunia nyata ataupun di dunia buatanku sendiri."

Menghela napas kemudian mengeluarkannya kembali. Aku pun mulai bangkit setelah menyandarkan Elen tidak jauh dari tempatku berada. Semua itu kulakukan agar ia bisa beristirahat dengan rileks.

Setidaknya untuk saat ini ia bisa tertidur dengan wajah yang polos. Sebelumnya aku menyentak bagian belakang lehernya sehingga ia tidak sadarkan diri. Aku juga memberinya efek sleep dan paralyze.

"Semua selesai ... kita akhiri semua ini sekarang juga!"

Ketika teriakan Dias berhenti, ia menatapku dengan tajam. Mulutnya menyungging kecil.

"Kau kira bisa mengalahkanku dengan kekuatan kecil itu?"

"Sombong sekali. Lihat siapa yang terakhir akan tertawa," ucapku kemudian menancapkan pedang ke tanah.

Sebuah luapan kabut abu meledak dan langsung menetralkan semua prajurit tengkorak Dias dalam sekejap. Mengembalikannya menjadi tulang-belulang, tak tersisa sedikit pun.

Kini semua kembali seperti semula. Pertarungan murni antara seorang pendekar pedang bertopeng dan petarung hibrida yang mesum. Jika ini kemenanganku, mungkin sedikit tendangan pada kepalanya akan menyadarkan akal sehat yang telah rusak itu.

"Jangan meremehkanku."

Setelah itu ia pun melesat cepat ke arahku, membawa dua buah pukulan yang telah di aliri oleh listrik hitam. Ini bukan main-main, serangannya itu memiliki aura pembunuh yang kuat. Jika aku terkena serangannya.

Mungkin saja salah satu anggota tubuhku akan hancur. Tapi dengan ini aku juga bisa mencari celah dengan sedikit lebih jeli.

"Enyahlah!"

Ketika dua serangan itu menyatu menciptakan gelombang badai listrik di dekatku. Tubuh yang seharusnya bisa kukendalikan ini tiba-tiba tersedot masuk ke dalamnya. Berusaha untuk menghindar tetapi sebuah tangan tengkorak menahan kakiku.

"Tchh!"

Pada akhirnya aku pun terbawa masuk ke dalamnya. Dengan listrik yang menjerit, bahkan tanpa harus menyentuhnya pun aku tahu itu sangat mematikan.

"Seharusnya ada cara untuk menghentikan ini, tapi ...."

Semakin aku berusaha melawan atau mencoba untuk menghindar. Beberapa prajurit tengkorak muncul dari tanah dan berusaha mendorongku dengan cara menghantamkan tubuhnya kuat sekali.

"Rasakan amarahku, topeng brengsek!"

Lalu Dias mulai menguatkan serangannya dengan menambahkan api hitam di sekitarku. Membentuk beberapa pilar yang membara dan perlahan mulai mendekat seiring wajah puasnya melihatku dengan penuh kesombongan.

Ketika ia menjentikkan jarinya, intensitas api yang membara mulai membesar, dan bola energi listrik perlahan menarikku kembali dengan daya yang kuat. Aku tak bisa memikirkan cara lain untuk menghindari semua serangan itu kecuali melepaskan semua yang kupunya saat ini.

Pada dasarnya kondisiku yang telah melepaskan kekuatan topeng memang mencapai titik maksimal. Tapi itu dalam keadaan kondisi normal. Lalu bagaimana jika aku melepaskannya dalam bentuk Azure?

Ini akan semakin menarik, lalu dengan cepat kulepaskan semua kekuatan yang kumiliki, dan menyatukannya dalam bentuk Azure.

Ada sesuatu yang berhasil membuatku terheran-heran. Biasanya aku berada dalam Knight Mode. Sayangnya pilihanku satu-satunya adalah Over Creator. Lalu bisikan halus terdengar dari samping kiri telingaku.

Berbahagialah, karena saat ini kami menyatu menjadi tubuhmu.

Aku pun hanya bisa mengangguk dan mengaktifkannya. Selepas itu tubuhku seperti masuk ke dalam laut kesadaran. Batas dari ambang apa yang kusebut kemanusiaan dan batas kewajaran.

Tenggelam di dalamnya dan semakin aku masuk ke dalam. Sosok lamaku berdiri di sebelah pintu kayu dengan ukiran bunga.

Sepertinya kau telah siap berhadapan dengan ketakutan terbesarmu, wahai diriku. Dahiku mengernyit ketika melihatnya, dia adalah sosokku yang lain. Sebelumnya aku sudah mengalahkannya tetapi mengapa ia muncul lagi?

Dosa kemarahan alias Alter-ku sendiri. Saat ini aku sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhku dan terus terbawa oleh rasa penasaran yang ada. Terhanyut ke dalam kesadaranku yang lebih terdalam.

Tenang saja, aku tidak lagi mengejarmu. Selain itu ... bersiaplah untuk sesuatu yang besar, mimpi burukmu sendiri. Senyum kecil tipisnya itu membuatku tak nyaman dan bahkan aku merasa semua itu hanyalah ilusi semata.

Tidak hingga aku melihat kehancuran dunia yang kuciptakan sendiri dengan mata ini. Apa yang di ceritakan oleh Type A1 dan bagaimana rekaman ingatan para kloningku yang tersiksa kini menjadi kenyataan.

Luksgard hancur dan menyisakan reruntuhan tanpa tanda-tanda kehidupan. Langit biru indahnya yang selalu bisa kulihat ini menjadi kelam. Kota-kota yang hidup pun menjadi salinan data semata yang menciptakan ulang kota tersebut layaknya balok-balok putih tak bernyawa.

Sama sekali tak menyisakan kenangan semua. Gelembung semu pun bermunculan dari tanah putih dan mengambang ke atas. Semua yang kuciptakan sirna, meninggalkanku dari semua pencapaian yang pernah kurasakan.

Apakah ini yang membuat hatiku kesakitan? Tidak, ini belum lah apa-apa. Di bandingkan dengan sosok Type A1 yang berlari mengejarku tetapi ia sama sekali tak mendekat. Melainkan semakin menjauh dan keberadaannya terhapus oleh sosok lain.

Aku berusaha mengejar dan memanggil namanya. Namun semua itu sia-sia, karena setelah itu dunia yang kuciptakan ini retak. Kemudian hancur, menjatuhkanku ke dalam jurang kegelapan. Sendiri dan tidak ada satu orang pun yang berada di sampingku.

Kesendirian, kepedihan, dan semua emosi yang selama ini kutahu seperti data palsu yang di tanamkan tanpa hal dasar. Apakah kehidupanku selama ini hanyalah serangkaian takdir yang telah di susun dan dipermainkan dengan mudahnya?

Tidak ... aku tak akan membiarkannya begitu saja. Ini adalah kehidupanku dan hanya aku yang bisa mengubah takdirku sendiri. Tanpa harus bergantung pada siapa pun.

Kubunuh emosi yang kusebut sebagai simpati dan kuhapus rasa kasih sayang yang selama ini membuatku nyaman berada di dekatnya. Type A1 ... apakah ini jalan yang selama ini kau bicarakan?

Ingatan lamaku kembali pulih, berbagai emosi mengalir, tapi satu-persatu semua itu kuhiraukan dan terus maju. Mengabaikan semua yang telah kucapai. Menjadi seseorang yang baik tidak selamanya meninggalkan kesan yang baik juga, kan?

Mungkin menjadi PK yang sesungguhnya adalah pilihan terbaik bagiku saat ini. Ya, hanya merekalah yang berhak hidup tanpa penyesalan yang bisa meraih kebahagiaan. Sementara sisanya hidup dalam kesengsaraan akan kuakhiri saat ini juga.

Bertahanlah, rasakan, dan pilih lah apa yang menurutmu paling benar. Jika semua dapat kaurasakan dengan hatimu sendiri, apa yang kusebut kemarahan, dan kau sebut kepedihan akan menjadi kekuatan yang tak terbayang.

Melampaui batas kewajaran dan menggapai kebenaran yang sesungguhnya. Berada di dalam kebimbangan yang semu, kita bertarung untuk mencari kehangatan. Dari kegelapan yang mendalam menuju langit kebebasan yang nyata.

Kami adalah kepribadian yang selama ini bersembunyi dalam bayang-bayang keluar hanya untuk saat ini. Type 00 ... itulah sebutan yang pantas kami dapatkan. Sebagai penyempurna sistem dan menjadi pelindung untuk mengatasi fenomena aneh yang menggerogoti dunia ini.

Selamat datang kembali wahai diriku yang telah lama hilang ....

Tidak lama setelah aku membuka mataku kembali, sosok Type A1 jatuh ke dalam pelukanku. Kemudian menghilang menjadi butiran cahaya. Dengan meninggalkan sebuah pesan, walau singkat, berkat kata itulah aku bisa bertahan saat ini.

Tunggulah aku di sana. Kita pasti akan bertemu kembali, batinku.

"Musnahlah!"

Bangunlah sang pencipta, hancurkan ilusi yang membelenggumu. Bangkit dan hadapi ketidak wajaran yang selama ini menyakitimu.

Kau adalah sang pencipta dan hanya kaulah yang bisa membalikkan logika dunia ini. Julukanmu bukanlah sebatas hiasan, melainkan nama alias. Menjadi pengatur dan penghancur rasa tidak pasti pada dunia ini.

Mendengar suara-suara itu aku pun kembali terbangun. Tapi semua serangan yang Dias berhasil mengepungku dengan dahsyatnya. Dan pada saat itulah aku baru tersadar dengan kata Azure yang selama ini terngiang di kepalaku.

"Kembalilah menjadi ketidakpastian," ucapku dengan halus.

Semua serangan itu pun melebur menjadi bulu-bulu halus. Makna Azure yang sebenarnya adalah penetral alias Anti-Logic. Bagaimana langit bisa tetap berada di atas sana tanpa jatuh? Lalu dengan semua ketidakwajaran itu, apa yang bisa kau raih untuk menggapainya?

Hanya satu yang bisa kulakukan, itu adalah membalikkan logika yang telah ada.

"Kau kira bisa membunuhku dengan semua itu?"

Kulihat Dias kembali menggeram dengan wajah kesalnya. Urat-urat terlihat keluar dari balik wajah puasnya. Selagi aku tenggelam ke dalam logika pemikiran tidak wajar yang selama ini kurasakan.

Kekuatanku ada bukanlah untuk menghancurkan atau membunuh seseorang. Melainkan sebaliknya. Kekuatanku ada untuk menciptakan dunia ideal, menghapus kesedihan dari balik tangisan mereka yang terus menggema di setiap saat.

Itulah tujuan awalku menciptakan Luksgard ini. Apa yang mereka sebut sebagai Azure Online dan apa yang kusebut sebagai dunia imajinasi. Semua bisa kulakukan di sini. Maka mencari pembunuh orang tuaku adalah hal yang mudah.

"Benar, kan? Semua ini tidak masuk akal ...."

Tersenyum karena semua pertanyaanku kini telah terjawab. Aku pun melangkah dengan ringan, kemudian mendongakkan wajahku untuk menatapnya.

"Tidur lah ...."

Hanya dalam kedipan mata, keberadaanku telah berada di belakangnya. Lenganku terangkat dan pedangku kini berhasil menembus perutnya dalam sekali serang.

"Kau memang arogan, tetapi saat ini aku tidak berhak untuk membunuhmu. Tetapi ada orang yang lebih pantas untuk melakukannya ...."

Ia pun berusaha menyerangku. Sayangnya semua kekuatan yang berada di dalam tubuhnya lenyap tak tersisa. Itu karena aku telah berhasil menghancurkannya tanpa sisa. Tubuhnya pun terjatuh keras dengan wajah polos.

Bisa-bisanya lelaki seperti ini memperlihatkan wajah seperti itu. Lalu aku juga membebaskan Fera. Kemudian menangkap tubuhnya yang mulai terjatuh.

"Kenapa perempuan baik hati sepertimu bisa jatuh ke tangannya?"

Aku pun berdeham. Perlahan matanya pun bergerak. Mungkin tidak lama lagi ia akan sadar.

"Sensasi ini adalah sesuatu yang kurindukan ...."

Setelah itu semua kembali berubah dan tempatku berada sekarang menjadi danau bersih. Kusandarkan Fera dekat dengan Elen. Mereka berdua kini memasang wajah damai dan terlihat bahagia.

Aku mengingat semuanya. Misi Pipo sebenarnya telah selesai sejak aku bertemu dengan si gadis kecil, Elen.

"Bukan kah begitu Type A1?"

Kini sosok kecilnya yang berada di samping kristal besar mengapung di depan sana berbalik. Wajah lugu dan polos yang selama ini kukenal ternyata menyimpan sebuah rahasia yang mendalam. Tak kusangka aku telah bertemu dengannya jauh hari.

"Ya, selamat datang kembali ... Type 00," ucapnya dengan senyum lebar.

===============================================

Penasaran kan sama si Archie? nih saya kasih liat desainnya xD

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro