46 - Beloved One

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Akhirnya nyampe juga Arc baru ... hiks-hiks. Silahkan memabca Guys, Happy Reading xD

=====================================================

Arc 4 - Live a Life

"Bagaimana kabarmu saat ini, Type 00?"

Di balik senyum lembut yang merekah di wajahnya itu, aku terdiam sesaat. Memandanginya dari jauh untuk memastikan sekali lagi apakah saat ini aku sedang berhalusinasi.

Tempat ini seharusnya tidak pernah ada dan bagaimana tempat ini tercipta masihlah sebuah misteri bagiku. Tak yakin apa yang ingin kukatakan saat ini. Sejenak aku pun membuang napas.

Berjalan perlahan ke arahnya, dalam bayang-bayang yang selalu menghantuiku. Sosoknya ternyata telah berubah menjadi seukuran gadis kecil. Terlebih ia mengambil bentuk Elen. Atau mungkin kah terjadi sesuatu, sehingga memaksanya untuk mengambil bentuk itu?

"Aku baik-baik saja, lalu ... tempat ini?"

"Tempat ini adalah hatiku sendiri"

"Hatimu? Lalu bagaimana kau bisa membawaku, dan tidak hanya aku seorang?"

"Itu karena aku yakin mereka bisa menerimamu dan jangan panggil aku gadis kecil, Type 00!"

"Baiklah, Type A1 ...."

Setelah itu ia pun menyentuh kristal tepat di sampingnya. Dengan belaian lembut nan pelan, perlahan cahaya putih keluar dari dalamnya.

"Inilah tujuan awalku datang kemari. Daun Slyph. Kepingan terakhir untuk membangunkanku dan membuatku menjadi sempurna."

Ia pun mengambilnya dan mendekatkan daun itu ke dadanya. Seketika saat itu juga tubuhnya mulai mengambang dengan cahaya semu yang mengelilinginya. Aku bahkan tidak sadar bahwa Elen telah bangun dan kini ia berada di sampingku.

Memegangi lenganku dengan erat selagi wajahnya tak percaya dengan apa yang dilihatnya sekarang.

"A-apakah itu diriku?" ucapnya ragu.

"Kurang lebih."

Lalu Type A1 pun kembali turun dan kini berpijak di tanah.

"Apakah kau ingin semuanya kembali, Elen?" tanya Type A1.

"H-huh? K-kembali?"

"Jika kau ingin berada di sampingnya. Maka kau harus mengingat semua tentangnya."

Type A1 pun menatap Elen dengan wajah berharap. Aku tak tahu apa yang ia pikirkan, tetapi mengapa harus ingatan yang menjadi taruhan di sini.

Apakah akan ada sesuatu yang terjadi?

"Jika iya, apa yang akan kau lakukan?"

"Aku akan melakukan apa yang kubisa untuk orang tercintaku. Tidak lebih dan keberadaanku di sini hanya menjadi masa lalu, aku tak bisa lagi berada di sisinya seperti dulu."

Aku pun tercekat mendengarnya. Mengapa? Setelah kami akhirnya kembali bertemu ia akan kembali pergi dariku?

"Type A1!"

"Tenanglah. Aku akan selalu ada di hatimu, walau tubuh ini tidak akan bertahan lama. Setidaknya aku bagian dari kalian, kita sering bermain bersama, tertawa, menangis, dan memimpikan hal yang sama"

"K-kau ...."

Hatiku sulit untuk menerima perkataan itu. Terdengar seperti perpisahan yang ia anggap biasa. Tapi bagiku perpisahan adalah sesuatu yang berat. Terutama jika itu menyangkut dengan orang-orang yang selalu bersamaku.

Sudah lebih dari bertahun-tahun aku bersamanya. Waktu dalam dunia ini sanga tlah berbeda dengan waktu di dunia nyata. Secara refleks aku pun memalingkan wajahku.

"Jangan bersedih. Bukan kah kau sudah berjanji untuk menjadi lelaki yang kuat?"

Sial ... sosoknya memang seperti gadis kecil. Tetapi perkataannya, gaya bicaranya, dan bagaimana ia menyampaikannya seolah-olah ia seperti perempuan dewasa.

"Archie ...."

Kurasakan bagaimana genggaman tangan Elen semakin erat. Terima kasih, sepertinya ia mengkhawatirkanku. Sejujurnya aku ingin mengolak keras kepergian Type A1.

"Type A1, 'kan?"

"Ya, apakah ada masalah, Elen?"

"Sebenarnya siapa kau? Mengapa kau sangat mengenal kami berdua?"

Walau samar tetapi ia tersenyum tipis. Wajahnya yang kini memelas layaknya mengenang masa lalu membuatku terdiam dalam wajah menunduk.

"Type 00 ... kau telah mengalahkan kembaranmu, 'kan?"

"Kembaran?"

Setelah Type A1 pun menjelaskan semua yang ia ketahui tentang diriku dan bagaimana perjalanku bisa sampai sekarang. Bermula dari kloningan diriku yang ingin merebut eksistensi untuk membuat mereka nyata.

Type 00 yang sebelumnya selalu ingin membunuhku adalah suatu sistem pertahanan pada dunia ini. Awalnya mereka di ciptakan sebagai pelindung ke enam ras. Memiliki masing-masing kemampuan unik dan dibedakan dari perlengkapan mereka.

Khusus untukku yang mereka sebut sebagai pencipta adalah eksistensi tak tertandingi karena akulah yang mengatur dan memberikan mereka kehidupan. Namun ada satu sosok yang sangat berbeda dan ia jauh dari kata pelindung.

Mereka lah tujuh dosa besar. Kembaran keenam pelindung yang kuciptakan dan telah di sempurnakan oleh fenomena Black Phenom. Setelah berhasil mengalah keenam pelindung dunia ini, mereka pun menjadi terkontaminasi, dan berusaha untuk menyingkirkanku dari dunia ini.

Dan sosok khusus yang dapat menguasai mereka semua adalah Alter diriku. Ia memang sekilas terlihat denganku namun kekuatannya berasal dari dosa kemarahan. Tapi karena aku telah mengalahkannya.

Kepingan kekuatan itu berhasil kudapatkan dan kunetralkan agar tidak mengamuk di luar kendali. Itu semua berkat topeng ini. Di lain sisi sosok Type A1 adalah Alter Elen. Itu artinya Type A1 merupakan proyeksi dari kepribadian lain Elen sendiri.

Sebenarnya aku ingin menjelaskannya sendiri. Tapi aku tak ingin melihat wajahnya yang mulai tak percaya dengan semua itu.

Mengapa Type A1 merupakah Elen? Sebelum Elen sadar karena penyakit yang di deritanya. Aku menciptakan Type A1 tidak lain dan tidak bukan untuk menjadi teman bermainnya sendiri.

Karena aku tidak bisa berada terus-menerus di dalam dunia ini. Aku memang berhasil membawa kesadaran Elen ke dalamnya, tetapi itu hanya sementara. Untuk mengatasi rasa bosan yang di deritanya itu juga lah aku menciptakan Type A1.

Dengan kata lain Type A1 adalah bagian dari dirinya, begitu juga Alter yang muncul adalah bagian dari diri kami masing-masing. Entah mereka mengambil salah satu kebiasaan, sifat, atau mungkin sesuatu yang sangat berharga.

Sehingga eksistensi mereka dapat hidup dengan kesadaran penuh. Aku tak tahu apakah Elen akan menerima dirinya yang dulu sepertiku saat ini atau tidak. Yang kuharapkan tentunya yang terbaik.

Meskipun itu adalah pilihan terberat yang akan kudengar.

Begitu aku menolehkan wajahku, mata Elen tampak penuh dengan resolusi. Sepertinya aku tak bisa mencegahnya. Menghela napas kemudian aku pun mengangguk pelan setelahnya.

"Aku akan menerimanya."

Terdengar jelas, Elen pun melangkahkan kakinya ke depan sehingga ia berada tepat di depanku. Sementara itu Type A1 perlahan mulai mendekat sambil mengangkat dan membuka kedua telapak tangannya.

"Tidak ada yang bisa kuberikan selain kenangan kita bertiga, kuharap dengan ini bisa membantumu untuk maju ke depan. Setidaknya aku tak akan memiliki penyesalan setelah meninggalkan kalian berdua."

Sebelum ia menggenggam kedua tangan Elen, wajahnya melihatku dengan ceria. Senyum yang sebelumnya menemaniku itu akan hilang setelah ia memberikan kehidupannya untuk Elen.

"Terimalah ...."

Lalu tubuhnya pun melebur menjadi sekumpulan cahaya kecil yang mulai masuk ke dalam tubuh Elen. Melapisinya lalu membuatnya tampak seperti di dalam sesuatu.

Namun apa yang membuatku tercekat adalah sosoknya sendiri. Berubah total dari atas hingga bawah. Rambut pirang dan pakaiannya yang sedikit terbuka itu menjadi sangat elegan.

Dengan rambut abu panjang dan sebuah bunga violet melekat pada bagian kirinya. Ia terlihat sangat dewasa. Wajah yang oriental dan memiliki bibir merah muda yang sangat menggugah.

Aku sama sekali tak bisa mendeskripsikan bentuk pakaiannya. Tapi pakaiannya saat ini tidak jauh beda, hanya saja terlihat lebih cocok dibandingkan dengan sebelumnya.

Setelah itu ia pun terdiam untuk beberapa saat tidak hingga kedua matanya terbuka lalu memeluk dengan erat.

"E-Elen?"

"A-a-aku kembali ... aku ingat sekarang, saat itu, kita bertiga, atau hal-hal menyenangkan lainnya. Archie ...."

Nadanya pun bahkan seperti gemetar tidak dengan wajahnya yang mulai mendongak berlinangan air mata. Saat ini aku kehilangan kata-kata dengan apa yang baru saja terjadi.

Dunia in memang penuh dengan kejutan. Aku tak tahu kejutan apalagi yang akan kudapatkan suatu saat nanti.

Dengan tenang kusentuh pipinya, lalu melihat kembali wajah yang memberiku kesan nostalgia ini. Sulit kupercaya bahwa ini adalah Elen saat itu. Ia memang berbeda namun penampilannya sanga kukenali.

Lalu dengan refleks aku pun ikut memeluknya cukup erat.

"Ya, aku senang kita kembali bersama," ucapku senang.

"Aku sangat merindukanmu, Archie," sahutnya.

Momen-momen seperti ini sangat jarang sekali terjadi. Setelah semua kesedihan yang ku-alami, setidaknya saat ini aku berhasil mendapatkan buah termanis yang pernah ada. Kembali bersama dengan seorang perempuan yang kusayangi.

Sebuah janji kembali terikat dan roda takdir yang telah lama membeku kini kembali berjalan. Aku ingin mengunci momen ini di dalam hatiku. Bisa menyentuhnya, berbicara dengannya, bahkan merasakan bagaimana kehangatan yang telah lama hilang.

Sayangnya momen itu tidak lama. Karena tampaknya Fera telah terbangun. Kulepaskan pelukan itu walau ia keras kepala dan tidak mau melepaskanku.

"Aku tidak akan pergi, tenanglah ... "

"Apakah itu benar?"

Wajahnya yang kini menunduk walau memelukku itu bahkan mengeluarkan nada yang cukup dalam. Mengelus kepalanya beberapa kali, akhirnya ia pun melepaskanku.

"D-di mana? A-apa yang terjadi?"

"Selamat pagi, apakah kau ingat sesuatu?" ucapku ramah.

Fakta unik tentang pemain perempuan ini adalah ... dia adalah korban cuci otak. Itu berarti dari awal ia sebenarnya tidak terlalu lengket dengan Dias. Mungkin semua itu terjadi berkat permata yang sebelumnya ia gunakan.

Dengan kata lain sebenarnya ia adalah perempuan baik-baik dan tidak seperti apa yang kubayangkan. Itu bermula ketika aku pertama kali melihatnya, sehingga kesanku terhadapnya menjadi buruk.

Setidaknya kali ini aku mengetahui apa yang terjadi dan berkat itu juga aku tersadar akan satu hal. Untuk membunuh seseorang tidak selalu dengan cara yang sadis, menggunakan orang yang kau peralat pun bisa.

Sungguh ironi yang membuatku muak. Itulah mengapa aku tidak terlalu suka dengan mereka yang baik di depanku dan jauh berbeda di belakangku.

"K-kau siapa?"

Fera, perempuan dengan ras iblis pemikat itu tampaknya kebingungan. Aku pun tersenyum lembut. Kemudian mengulurkan tanganku.

"Aku? Mungkin kau bisa menanyakannya pada perempuan anggun di sana," ucapku kemudian menariknya.

"T-terima kasih, jadi .... "

"Kau ingin mengingatnya? Atau hanya berpura-pura tidak ingat?"

"Ughh, kepalaku sakit. Seharusnya sekarang aku berada di Pegunungan Leginant untuk berburu beberapa naga darat, t-tapi ...."

Sepertinya memang benar jika Dias mencuci otaknya. Ia adalah salah contoh lelaki yang ada dalam kategori berbahaya dan aku sangat tidak suka dengannya. Mungkin pikiranku berkata untuk segera membunuhnya, tetapi aku menolaknya.

Orang yang lebih cocok untuk melakukannya kini sedang berdiri di depanku. Ia adalah Fera sendiri, jadi pilihan apa yang akan ia buat setelah mengingatnya kembali?

Ini membuatku penasaran.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro