Page 6 : Pangeran Bill

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Apa sih keistimewaan cermin ajaib ini? Apakah benar-benar ajaib? Mungkin aku bisa meminta satu permintaan:

Aku ingin punya tas baru dan sepatu baru, juga jus lemon. Cermin ajaib, akankah kau mengabulkan permintaanku ini?

Aku terkejut sekali. Tombol kecil berwarna-warni itu menyala memutari tombol besar.

"Reni sayang, ini ada kiriman dari ayah, tas dan sepatu baru. Kamu haus kan. Ibu sudah buat jus lemon."

"S-sebentar, Bu!"

Ini kebetulan. Pasti ini hanya kebetulan. Permintaanku terkabulkan. Sesuatu yang aku inginkan jadi nyata. Teman-teman akan iri padaku. Hihihi...

Paman Suryo senang melihatku datang. Beliau melihat-lihat tas dan sepatu baruku.

"Wah! Tasmu bagus sekali. Sepatunya baru. Kiriman dari ayahmu ya? "

"Iya. Aku suka sekali. Kata ayah, aku harus lebih giat belajar."

"Memang harus itu. Tapi kenapa kemarin mukamu kusut? "

"Oh, tidak apa-apa. Aku cuma kelelahan."

Lalu kami minum teh seperti biasa.

Di luar, kulihat David dan Clara berjalan bersama. Clara melirikku dengan raut muka masam.

"Huh, tas dan sepatu baru seperti itu saja dipamer-pamerkan. Memang apa maumu? Mau buat kami iri? Bagusan punyaku."

Uh, sombong sekali dia! Mendengar kata-katanya, aku merasa marah. Kesal sekali. Apakah David juga berpikiran sama? Kenapa tadi dia tidak menyapaku? Tidak mengucapkan terima kasih lagi. Bahkan kemarin aku tidak sempat bicara dengan dia.

Aku ingin sekali David memperhatikanku. Walau hanya sekali saja. Walau aku bukan siapa-siapa baginya. Lagipula dia tidak suka aku. Dia juga tidak tahu kalau aku suka dia. Yang sering kulakukan hanya menemani Paman untuk minum teh. Kalau melihat mereka berdua, hatiku sakit sekali.

Sebentar lagi bel berbunyi. Untuk mengisi waktu luang, aku akan membaca buku kisah Pangeran Bill. Seingatku aku belum pernah membaca cerita terakhirnya. Karena dulu sewaktu aku masih kecil, buku itu hilang. Aku menangis. Malah sekarang buku itu tidak terbit lagi. Baiklah, aku bisa membacanya dari awal lagi. Begini ceritanya......

Ini adalah sebuah negeri yang bernama Vetophia. Pangeran Bill adalah putra dari Raja Veto dan Ratu Anna. Kerajaan mereka kaya akan hasil buah-buahannya. Hidangan istimewa di kerajaan adalah manisan buah. Namun resep istimewa itu dirahasiakan. Manisan buah di istana dengan buatan rakyat jelata memang berbeda. Itulah ciri khas negeri Vetophia.

Pernah suatu hari, saat Pangeran Bill beranjak dewasa, ada seorang penyihir yang suka menghisap kecantikan wanita. Bahkan dulu Ratu Anna nyaris termakan bujukannya. Penyihir itu adalah musuh mereka. Tetapi untunglah keluarga Raja Veto mempunyai senjata sihir yang kuat.

Waktu itu, si penyihir mengaku namanya Lily. Karena kecantikannya, Pangeran pun terpikat. Keduanya dipertemukan dan saling mengikat janji.

Setelah beberapa hari kemudian, keluarga istana mengetahui hubungan mereka. Ayahanda Raja Veto tahu bahwa sesungguhnya sang penyihir berusaha menjebak Pangeran Bill agar dia memberitahukan tempat penyimpanan senjata sihir milik kerajaan. Dan penyihir itu bisa menggunakannya untuk menguasai kerajaan ini. Namun Pangeran tidak percaya.

Dia baru percaya saat menyaksikan pertarungan yang dahsyat. Sulit sekali untuk mengalahkan penyihir itu. Dia bertambah kuat saja.

Diam-diam Pangeran Bill pergi menuju ke sebuah menara di tengah hutan. Di sana tempat dikirimnya Putri Lily yang asli. Tepatnya di ruangan paling atas. Menara itu juga merupakan rumah si penyihir.

Putri Lily jelek sekali. Keriput, kurus, nyaris seperti orang yang hampir mati. Pangeran merasa iba. Putri Lily dapat kembali seperti semula apabila si penyihir kehilangan kekuatannya.

Satu-satunya jalan untuk memusnahkannya adalah dengan memecahkan bola arwah. Tapi belum pernah ada seorang pun yang bisa masuk ke menara itu.

Jembatan yang menghubungkan menara itu telah roboh. Mau lewat bawah juga tidak bisa. Di situ ada segerombolan buaya yang siap menyantap siapapun yang lewat.

Lalu bagaimana Pangeran Bill masuk ke menara itu dan mengambil bola arwah serta menyelamatkan Putri Lily? Juga pertarungan Raja Veto dan si penyihir?

~~~

Uaah! Aku mulai mengantuk. Sudah panjang lebar cerita yang kubaca. Kini saatnya membaca kelanjutan kisah yang belum pernah aku baca.

Ketika halaman berikutnya, betapa kecewa aku. Halamannya kosong. Tidak ada tulisan, tidak ada gambar. Hanya kertas putih polos kekuningan. Ini memang salah cetak atau... Tapi buku ini benar-benar sama persis dengan punyaku dulu. Seingatku tidak ada halaman kosong yang tersisa. Bagaimana ini? Aku tidak akan tahu cerita terakhirnya. Padahal buku ini adalah buku yang paling aku suka. Atau mungkin saja, aku sendiri yang harus mengarangnya.

Tiba-tiba terjadi sesuatu yang aneh. Angin bertiup kencang dan sampah-sampah kertas memutari tiang. Di dalam halaman kosong buku itu terdapat lingkaran spiral seperti pusaran air. Makin lama aku makin terhisap ke dalamnya. Aku seperti jatuh di jurang. Takut sekali. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Cepat sekali putarannya. Dalam waktu 10 detik, pusaran itu hilang seketika. Lalu aku jatuh.

"Aduh, sakit sekali! Kepalaku jadi pusing."

Kubuka mata pelan-pelan. Tempat ini sungguh berbeda. Bukan ruangan kelas melainkan padang rumput yang luas. Aku tidak tahu ada apa sebenarnya. Ini mimpi atau bukan ya?

Dari kejauhan, kulihat ada seseorang. Aku mulai mendekat. Tak kusangka, yang kulihat itu ternyata adalah Pangeran Bill. Coba kupanggil.

"Pangeran, Pangeran Bill!"

"Ibu... "

"Loh, kok ibu sih."

Aku kebingungan. Dia pikir aku ini ibunya. Ketika dia menoleh ke arahku, seketika aku terlempar jauh. Seperti ada sesuatu yang mendorongku. Langsung saja keluar dari sebuah pintu gerbang besar, beserta dindingnya yang berdiri kokoh. Tingginya sekitar 4 meter. Rasanya aku ingin pulang. Tapi aku bingung, mana jalan keluarnya? Kucoba menyentuh pintu gerbang itu. Tiba-tiba ada yang bicara.

"Hei, kau tidak bisa masuk ke sini!"

"Siapa yang barusan bicara " Aku menoleh ke mana-mana.

Aku terkejut. Pintu gerbang punya mata dan mulut yang lebar. Aku bertanya lagi.

"Ini tempat apa, Pintu gerbang?"

"Ini adalah Vetophia."

"Benarkah? Pantas saja tadi aku melihat Pangeran Bill. Jadi, apakah aku masuk ke dalam buku?"

"Ya."

"Kenapa bisa?"

"Ini bukanlah buku sembarangan. Buku ini sangat istimewa. Kau bisa masuk kapanpun kau mau. Tapi saat ini kau tidak bisa masuk ke Vetophia dan aku tidak bisa dibuka. Ini karena kesalahanmu."

"Memangnya apa salahku?"

"Kau telah menghilangkan cermin pelangi. Cermin itulah kunci untuk membuka diriku."

"Cermin pelangi katamu?"

Sepertinya aku pernah lihat. Kemarin-waktu itu-kue-pertandingan sepak bola. Oh, iya! Aku menaruhnya di dalam kotak kue. Sampai aku lupa untuk mengambilnya kembali. Barangkali sudah diambil David. Kalau tidak David ya Clara. Gawat!

"Maafkan aku, Pintu gerbang."

"Kau itu sangat ceroboh. Bagaimana kalau cermin pelangi jatuh ke tangan orang yang salah? Nanti kalau pecah, negeri ini juga akan ikut hancur. Gara-gara kau, cerita terakhir 'Pangeran Bill' hilang. Sekarang kau harus dihukum."

"Tidak. Aku tidak mau. Aku harus kembali ke duniaku."

"Aku tak mau tahu. Pokoknya kau harus dijeburkan bersama buaya-buaya itu."

"Tidak! Aku belum mau mati!"

Inilah saat-saat paling mengerikan. Aku akan mati. Aku tidak akan lagi bertemu ibu, ayah, paman, apalagi David. Yang aku bisa cuma berteriak. "Tolong...! Tolong...! Tolong aku...! Tolong aku...!"

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro