Bab 6 ( Terror )

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Tik... tik... tikk ... rintik hujan mulai turun. Angin dingin dan kencang mulai menerpa. Sepertinya akan terjadi badai. Dua sosok bayangan berjalan mencari tempat untuk berlindung. Sebuah goa, mungkin itu tempat terbaik untuk berlindung. Namun, mereka sedang berada di negeri antah berantah yang angker lagi memilukan. Sebuah fakta yang mampu menghapus kemungkinan jika goa adalah tempat terbaik untuk berlindung. Sungguh miris keadaan mereka. Namun, apa daya ? keduanya juga tak bisa berharad lebih. Yang bisa mereka lakukan hanyalah mencoba bertahan dan berdoa kepada tuhan agar memberi keselamatan bagi keduanya.

Badai mulai menerpa, memaksa keduanya untuk segera mencari tempat perlindungan. Di depan keduanya tertampang sebuah goa. Namun, keduanya ragu untuk memasukinya.

"BRRR..., nek apa disini kita akan berlindung? Tanya gadis itu sambal menggesekkan kedua belah tangannya agar terasa hangat.

Nenek tua itu memandang si gadis, ia tersenyum kecil dan mengangukkan kepala,"Iya sementara kita disini saja ya." Nenek itu segera melangkah mendahului gadus itu yang justru terbengong di tempat.

"Di tempat seperti ini ? Apa benar-benar aman? atau jangan-jangan tempat ini ada penunggunya. Hihh seremm." Pertanyaan demi pertanyaan mulai terlintas di benak gadis kecil itu.

Angin berhembus semakin kencang, akan tetapi gadis itu masih berdiri di depan mulut goa. Jujur saja, ia enggan memasuki goa yang gelap dan mungkin ada banyak bahaya yang memanti di dalamnya. Namun, disisi lain ia tak ingin mati kedinginan karena badai yang sedang mengamuk di luar.

"Hey, cepat masuk !" samar-samar terdengar suara yang menyuruhnya untuk segera memasuki goa. Dengan terpaksa gadis itu mulai melangkah memasuki mulut goa.

Blizzz....  Sekelebat bayangan berlalu cepat. Namun, mata gadis itu dapat menangkapnya dengan jelas. Mulai timbul rasa was-was di setiap kaki gadi itu melangkah. Tapi berbalik bukan jalan terbaik. Gadis itu tetap melangkah memasuki goa dengan hati yang cemas.

Sampai di depan goa, sambutan datang tiba-tiba. Ratusan bahkan ribuan anak panah seketika menghujani gadis itu tepat didepan mulut goa. Susah payah gadis itu menghindari hujaman panah yang datang secara tiba-tiba. Sekuat apapun usahanya, panah itu seakan tiada habisnya dan tetap menghujaninya.

Tak sedikit panah yang mengenai tubuh kecil tak berdosa itu. Namun, apa daya? Gadis itu hanyalah seorang gadis yang bahkan tak tau di manakah sekarang ia berada. Tapi, ia tak ingin mati di situ, Di goa kecil. Dimana ia disambut dengan ribuan anak panah yang datang entah dari mana itu.

Segala upaya ia lakukan untuk menyingkirkan panah-panah tak tau diri itu dari dirinya. Panah-panah itu terjun secepat kilat. Seakan mereka dikendalian oleh kekuatan hitam sang master. Namun, siapakah sang master itu sebenarnya? Dan apa tujuannya hingga memburu gadis kecil itu hingga sekejam itu? Tidak ada yang tahu jawaban atas pertanyaan kecil itu.

Tanah di dalam goa tiba-tiba terbelah. Membuka peluang bagi gadis itu untuk selamat dari hujaman panah. Namun, ada perasaan ragu dan was-was tentang kejadian yang mungkian akan menimpanya jika ia melompat ke belahan tanah itu.

Gadis itu mencoba menghindari belahan tanah yang kian lama semakin melebar, seakan siap memangsanya dan memberikan derita baru di kehidupan gadis itu. Sungguh malang nasib gadis itu. Di satu sisi ia harus menghindari hujaman panah yang kian lama semakin ganas dan, disisi lain ia juga harus menghindari lubang bawah tanah yang semakin melebar dan siap menelannya bulat-bulat.

Mungkin jika saja di luar tidak sedang badai ia pasti sudah melompat keluar dari goa menyeramkan itu. Tunggu, badai di luar ternyata telah reda. Gadis itu seakan tak percaya akan apa yang dilihatnya, ia pun mencubit lengannya. 

"Auw...."  Gadis itu merasa kesakitan. Namun, ia tetap tersenyum. Ia pun segera bersiap melompat keluar dari mulut goa. Baru gadis itu bersiap hendak melompat keluar dari goa, sebuah sulur panjang yang datang entah dari mana tiba-tiba saja membelit tubuh gadis itu. 

Gadis itu amatlah terkejut. Ia membemberontak dan berusaha melepaskan diri dari belitan sulur itu. Akan tetapi, bukanya terbebas dari sulur. Gadis itu justru semakin tercekik. Ia bahkan menjadi kesulitan bernafas karena sulur itu. 

Mungkin kisah gadis mungil nan malang itu akan berakhir di tangan sulur yang datang entah dari mana itu. Tiba-tiba saja sulur itu menarik tubuh gadis itu dengan kecepatan yang sangat tak terduga. Kecepatan yang amat sangat mustahil. Bahkan kecepatan itu sampai mengalahkan kecepatan pesawat tempur. 

Dengan kecepatan seepat itu tentu saja membuat tubuh gadis itu mati rasa. Gadis itu tak bisa berbuat apa pun, yang bisa ia lakukan adalah tetap diam dan mencoba tetap tenang, serta berharap sulur itu segera melepaskan belitannya dan membiarkannya tetap hidup. Namun, yang gadis itu harapkan tidak terkabulkan. Sulur itu justru menarik sang gadis dan membawa gadi itu memasuki celah di bawah tanah meninggalkan hujaman anak panah yang kian mengamuk dengan parahnya. Lubang itu Perlahan menutup dan kembali rata seperti sedia kala.

To be continued  ❤❤

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro