第十七集 Episode 17 [Dinner]

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Now playing: The Most Amazing of You by Duan Ao Juan

Malam itu adalah hari terakhir masa praproduksi produk kolaborasi Anna Sui dan BeLook. Semua penjahit sudah mendapat pelatihan, semua rancangan desain sudah sempurna, dan banner produk baru yang akan datang itu sudah jadi. Rencananya, banner tersebut akan diposting di media sosial Anna Sui dan BeLook esok hari, sesuai jam masing-masing. Besok adalah hari super sibuk bagi semua buruh pabrik dan kru produksi.

Malam itu, Li Cheng mengajak Chen Xin, Xiong Yi, dan Wang Yi untuk makan malam bersama sebelum harus sibuk di pabrik besok. Sebenarnya, Wang Yi sama sekali tidak ada hubungannya dengan proses produksi. Tugasnya hanya menerjemahkan, dan ia tidak pernah turun ke lapangan. Namun, seperti kata Yan Shou, Li Cheng selalu mengajak Wang Yi ketika ia sedang senang.

Li Cheng mengajak Wang Yi dan dua sekretarisnya menuju Restoran Din Tai Fung, Jalan Xuhui. Bukan restoran yang terlalu besar untuk skala bos, karena malam itu hanya dinner biasa. Menu yang Li Cheng pesan juga bukan menu unggulan, tetapi secara keseluruhan citarasa restoran itu memang lezat.

Li Cheng memilih meja empat orang, lalu duduk di sebelah Wang Yi, sementara Xiong Yi dan Chen Xin duduk bersebelahan. Meskipun merasa canggung duduk di sebelah Wang Yi, tetapi Li Cheng pikir duduk di sebelah Xiong Yi akan terlihat lebih aneh.

Mereka makan bersama tanpa banyak bicara. Li Cheng, Wang Yi, dan Chen Xin sudah lelah setelah praproduksi. Sementara Xiong Yi sepertinya sedang menyimpan tenaga untuk turun tangan ke pabrik selama masa produksi. Padahal, biasanya pria itu seperti tak pernah kekurangan tenaga untuk bercanda.

Xiong Yi ingin mengambil daging ayam panggang di atas hotpot dengan sumpitnya. Namun, sepertinya pria itu payah sekali dalam menggunakan sumpit. Setelah berhasil menjepit daging ayam, daging tersebut terjatuh di meja sebelum mendarat di piringnya.

"Kentut!" umpat Xiong Yi sambil menghela napas bosan.

Ketiga orang lainnya pun segera menoleh. Li Cheng menatap Xiong Yi tajam, lalu Xiong Yi lekas menutup mulutnya. Sementara itu, Wang Yi dan Chen Xin tertawa kecil.

"Aku tidak melihat letak kelucuan dari peristiwa ini." Xiong Yi mendengus. "Dibuang sayang," tambah Xiong Yi lirih. Pria itu hendak menjepit ayam panggang yang jatuh itu lagi dengan sumpitnya. Namun, tiba-tiba sumpit Chen Xin menepis sumpitnya.

"Jangan makan daging yang sudah jatuh," ucap Chen Xin perhatian. Wanita itu menjepit daging ayam panggang yang baru di hotpot. Namun, sekarang giliran Xiong Yi yang mencegah Chen Xin.

"Tidak perlu, tidak perlu. HCl dalam perutku sangat efektif untuk membunuh kuman," tutur Xiong Yi. Pria itu melepaskan pegangan Chen Xin pada sumpitnya hingga daging ayamnya terjatuh ke hotpot lagi. Namun, tanpa sengaja, pinggir tangan Wang Yi menyentuh hotpot yang panas tersebut.

"Aiya."

Chen Xin mengibaskan tangannya dari hotpot lalu meniup tangannya beberapa kali.

"Eh ... maaf, maaf, maaf. Xiao Xin, kau tidak apa-apa? Maaf, maaf," ucap Xiong Yi berkali-kali. Pria itu menumpangkan tangan Chen Xin yang terkena hotpot di atas telapak tangannya, lalu menyentuh tepian kulit yang sudah berubah memerah. Chen Xin menarik tangannya ketika sentuhan tangan Xiong Yi menyentuh kulitnya. Namun, Xiong Yi menahannya.

"Ayo, berikan pertolongan pertama untuk luka ini."

Xiong Yi menggandeng Chen Xin menuju ke dekat meja konter, lalu meminta sesuatu kepada salah satu pelayan.

"Kau bodoh. Bagaimana bisa menyentuhkan tanganmu ke hotpot?" omel Xiong Yi.

"Kau jauh lebih bodoh daripada orang bodoh. Ini semua karenamu," sahut Chen Xin sembari mengerucutkan bibir.

Wang Yi tersenyum mendengar pembicaraan dua orang yang samar-samar itu. Ia merasakan Li Cheng sedang menatapnya, jadi ia balik menatap pria tersebut dan menyunggingkan senyum singkat. Setelah itu, ia kembali fokus pada makanannya.

Yang perlu diketahui, Wang Yi sangat menyukai senyuman Li Cheng. Namun, ia tak pernah berani menunjukkan sedikit pun tanda-tanda ketertarikan. Ia merasa ada gunung yang membatasinya dengan Li Cheng. Latar belakang, masa lalu, profesi, jabatan, dan banyak hal-hal lainnya membuat mereka sangat berbeda. Nyaris mustahil untuk ditembus.

🍜🍜🍜

"Apa itu?" Wang Yi langsung bertanya ketika ia melihat Chen Xin kembali. Tangan Chen Xin diolesi sesuatu berwarna putih.

"Pasta gigi," jawab Chen Xin.

"Apa?"

"Kebetulan, di restoran ini tidak ada sesuatu kental dan panas yang lebih meyakinkan daripada pasta gigi," jawab Xiong Yi cepat.

Chen Xin diam saja, lalu duduk di kursinya kembali.

"Ehm ... seharusnya tidak akan ada bekas lukanya, kok," ujar Xiong Yi sembari memperhatikan tiga orang yang memandang skeptis ke arahnya.

"Jadi, kalau ada bekas luka di tangan Chen Xin, kau yang harus bertanggung jawab," ucap Li Cheng iseng.

Wang Yi mengulum senyum mendengar perkataan itu. Li Cheng ternyata bisa menggoda juga. Sementara itu, Chen Xin membalikkan badan sehingga tidak ada yang tahu bagaimana ekspresinya. Sedangkan Xiong Yi memilih untuk pura-pura tidak dengar dan langsung duduk.

🍜🍜🍜

Ketika acara dinner malam itu sudah hampir selesai, handphone Wang Yi tiba-tiba berdering. Wang Yi melihat layar handphonenya dan melihat panggilan yang masuk.

"Bos Li, aku izin menerima panggilan ini sebentar," ujar Wang Yi. Li Cheng mengangguk sekali sambil menghabiskan minumannya, lalu Wang Yi menarik diri dan berjalan ke salah satu ujung ruangan yang tidak terlalu ramai.

"Bos Li, menurutmu Wang Yi cantik tidak?"

Entah diberi ilham dari mana, tiba-tiba Chen Xin mengajukan pertanyaan frontal itu di depan Li Cheng. Li Cheng cepat-cepat menjauhkan gelas dari mulutnya, lalu terbatuk beberapa kali.

"Ehm ... itu pertanyaan sulit. Hampir semua wanita dewasa cantik dengan caranya sendiri," jawab Li Cheng, berusaha tetap terlihat netral.

Chen Xin memutar bola mata sambil menurunkan baru kecewa.

"Kalau begitu, apa kau suka cara Wang Yi menjadi cantik?" Tiba-tiba, Xiong Yi ikut-ikutan mencecar Li Cheng.

"Cukup suka. Wanita itu berbeda." Li Cheng menoleh ke arah Wang Yi yang sedang berbicara dengan serius dengan seseorang di seberang telepon. Li Cheng suka semua ekspresi Wang Yi. Cara Wang Yi bekerja, berekspresi serius, tersenyum, bersenang-senang, marah, gugup, bahkan ekspresi Wang Yi saat mengantuk.

"Baiklah. Cukup memuaskan," ujar Xiong Yi sambil tersenyum penuh kemenangan. Pria itu memberi kode mata kepada Chen Xin, lalu Chen Xin mengangguk sambil tersenyum. Li Cheng yang tidak tahu maksud "kode mata" dan "mengangguk sambil tersenyum" itu pun memutuskan untuk tidak bertanya.

Beberapa saat kemudian, Wang Yi kembali ke meja mereka.

"Bos Li, bisakah aku pamit pulang terlebih dahulu? Ayi tiba-tiba datang ke Shanghai untuk refreshing. Jadi, aku harus menjemputnya di bandara," ucap Wang Yi cepat.

"Tidak masalah. Hati-hati, Wang Yi," jawab Li Cheng.

"Terima kasih. Sampai jumpa, Bos Li, Chen Xin, Xiong Yi." Wang Yi melambaikan tangan sekilas, lalu berjalan cepat keluar dari restoran.

🍜🍜🍜

Li Cheng, Chen Xin, dan Xiong Yi masih bertahan di restoran untuk berbincang santai. Malam itu, tidak ada yang membahas masalah produksi dengan Anna Sui. Semuanya membahas sesuatu yang random, mulai dari destinasi wisata, film, lagu baru, sampai merek lingerie yang sedang terkenal.

Chen Xin sedang membuka Weibo untuk memutar lagu baru yang dirilis Mayday, ketika tiba-tiba ia melihat sebuah foto yang janggal di laman beranda. Chen Xin memperhatikannya dengan cermat, membesarkan gambarnya beberapa kali untuk melihat detail, tetapi ia merasa otaknya gelap seketika.

"Bos Li, menurutmu ini apa?" tanya Chen Xin sambil menunjukkan handphonenya.

Li Cheng memicingkan mata sambil memperhatikan gambar. Li Cheng mengernyitkan kening, lalu mengambil handphone Chen Xin dan mencermati gambar itu sendiri. Ia melihat nama akun yang memposting gambar tersebut.

Li Cheng menyodorkan kembali handphone Chen Xin. "Screenshoot itu. Sialan besar! Bagaimana bisa bannernya tersebar duluan?"

Footnote:

Ayī 阿姨= [Bahasa Mandarin] Bibi. Panggilan untuk kakak perempuan dari ibu.

Mayday 五月天= sebuah boyband asal Taiwan yang mulai debut tahun 1999 dengan lima anggota; Monster, Ashin, Stone, Masa, dan Guan You.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro