14. Petunjuk Selanjutnya

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Sara adalah salah satu anak di sekolahku yang selalu ingin kuhindari. Bukan karena dia jelek atau cupu, tapi dia tipe perempuan kasar yang seolah memiliki kuasa dan kekuatan terhadap siapa pun. Segala hal yang dia inginkan harus terpenuhi, atau orang itu akan mendapat ganjaran dari Sara.

Pernah pada saat itu dia menyeretku dalam niatnya untuk mengerjai Leifer Mondolf, laki-laki pintar di kelas kami yang kata para gadis adalah salah satu orang tampan dan punya masa depan cerah.

Aku tidak suka dengan Leif, tapi tidak pula membencinya. Sara memaksaku untuk menjegat Leif ketika pulang sekolah. Gadis itu memintaku untuk menggiring Leif jauh dari permukiman. Sehingga kuajaklah Leif untuk mengunjungi danau dengan dalih menemaniku mencari jamur obat untuk menyembuhkan penyakit sepupuku yang sebetulnya adalah kebohongan semata. Sebab jika tidak kuturuti maunya Sara, gadis itu pasti akan menjadikanku target selanjutnya.

Entah otaknya sedang buntu atau mendadak bodoh, pada saat itu Leif mau-mau saja mengikutiku tanpa menaruh rasa curiga. Tak lama setelah kami sampai di sekitar danau, Sara datang dengan dua kacung berototnya yang siap menghajar Leif.

"Kutanya padamu sekali lagi. Apa hubungan kita benar-benar berakhir?"

Sara bertanya dengan nada marah pada Leif yang sudah tampak bertekad bulat. Yang kutahu, mereka berdua memang belakangan ini sedang menjalin hubungan. Aku tidak mengerti mengapa Leif mau berpacaran dengan Sara. Sementara kutahu gadis itu pasti hanya mau memanfaatkan Leif yang pintar dan ingin memajangkan ketampanan Leif sebagai tropi keegoisan.

Leif tidak takut menghadapi Sara. Kulihat dia dengan susah payah menjawab dengan suara yang sedikit bergetar. "Kutegaskan sekali lagi hubungan kuta memang sudah berakhir. Kau terlalu egois, Sara. Dan juga kasar. Aku tidak perlu menyebutkan rincian keburukanmu yang lainnya, biar itu menjadi urusanmu sendiri dan jangan pernah libatkan apa pun lagi denganku!"

Sara tidak terima, kemudian menyuruh salah satu kacungnya untuk menghajar Leif. Si lelaki teladan meringis kesakitan ketika hantaman pertama mengenai perutnya. Sara tampak masih mendesak Leif dengan pertanyaan serupa, tapi Leif tetap dengan keputusannya. Kulihat Leif babak belur tanpa melawan serangan demi serangan dari dua kacungnya Sara. Hingga akhirnya gadis itu melirikku yang menjadi penonton setia pertunjukan mereka.

"Sana pergi! Kalau kulihat kau masih berdiri di sana, siap-siap kau yang kuhajar. Oh, dan ingat satu hal. Sekali kejadian ini bocor dari mulutmu, jangan berharap besok pagi kau masih terbangun," ancam Sara padaku.

Aku memang tidak berniat untuk menolong Leif, karena kutahu dia pasti tidak ingin aku terlibat dengan urusannya bersama Sara. Namun, pada saat sebelum aku pergi, Leif memandangku seperti mengharapkan sesuatu. Tapi aku tidak mengerti maksud dari tatapan itu, sehingga aku berjanji dalam hati bahwa aku tidak ingin sekali pun terlibat dengan Sara, dan akan kujauhi segala hal yang berhubungan dengannya.

Akan tetapi, pada saat ini aku malah melihat Sara berdiri dengan angkuh sambil memegang pisau. Dia berjalan dan mendorong tubuh Gigas yang bediri berhadapan denganku.

"Minggir!" titah Sara padaku.

Aku lekas bergeser dari peti kayu yang menjadi tempatku terperangkap tadi. Kemudian Sara memeriksa alas kayu tempatku berbaring. Di sana dia menemukan apa yang dicari. Sebuah petunjuk untuk tertera di sana dalam goresan berisi kalimat, "Temukan kelinci yang melompat dan menangkan hadiah." []

To be continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro