22. Ingatan Pudar

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

Aku? Sudah lama mati?

Lilja berdiri di sana masih dengan pakaian penyihir lengkap seperti saat pertama kali kulihat di rumah keluarga Mondolf. Aku tidak bisa serta merta percaya pada perkataan gadis manis itu. Mana mungkin aku sudah lama mati, 'kan? Apa buktinya?

Aku refleks tertawa. Lilja ini ada-ada saja kalau membuat lelucon. Sungguh trik malam halloween yang menggelikan. Tapi, saat melihatku tertawa kencang, Lilja memberi ekspresi senyum yang sedikit menyeramkan. Dia seperti memberi senyum licik dengan tatapan mata tajam yang mengarah tepat pada mataku.

Lilja yang kukagumi tidak lagi semanis yang kukira. Aku merasa ada sensasi takut melebihi rasa takutku pada Sara.

"Apa buktinya jika aku sudah mati?" tantangku.

Lilja masih dengan santainya berdiri di sana. Dengan jarak dua meter dari tempatku berdiri. Di ruangan ini, semua tampak gelap. Tapi, ada beberapa celah di atas yang membuat sinar bulan malam hari menorobos masuk. Kurasa mungkin di luar sana bulan purnama sedang menggantung bebas. Andai aku bisa segera keluar dari tempat ini sesegera mungkin. Aku ingin pulang, meski kutahu di rumah hanya ada ayah yang seringkali memukulku bahkan ketika aku tidak bersalah. Setikdaknya itu lebih baik dibanding harus bermain permainan penyihir tidak jelas seperti ini. Bahkan hadiahnya pun sungguh tidak menggiurkan.

"Buktinya, kita sekarang ada di dalam peti matimu. Kita tertimbun beberapa meter di dalam tanah. Sengaja kuberi celah agar diterangi cahaya bulan. Oh iya, dengan cahaya bulan juga yang sebetulnya kamu bisa bermain dan hidup dalam ilusi ini."

Semua ini sungguh membuatku bingung. Tidak bisakah Lilja memberi penjelasan yang lebih mudah dicerna? Bagaimana mungkin aku berada dalam kuburanku sendiri sementara ragaku saja begitu terasa nyata.

"Kau terlalu berbelit-belit. Sekarang buktikan padaku jika memang aku sudah mati, bagaimana caraku mati?"

Aku sungguhan tidak ingat apa-apa tentang kematianku, kalaupun itu memang benar terjadi. Tapi, aku juga tidak ingat mengapa aku bisa berjalan sendirian menuju rumah keluarga Mondolf pada saat halloween dan sangat ingin bertemu Lilja. Aku betul-betul lupa mengapa Lilja ada dalam ingatanku, dan mengapa aku menyukainya? Kapan awal mula aku bertemu dan menyukai Lilja? Pikiran-pikiran ini jadi sedikit menggangguku. Kepalaku rasanya pening dan seperti berdenyut-denyut membuat rasa sakit.

"Akan kukembalikan ingatanmu." []

To be continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro