27. Tamu Tak Terduga

Màu nền
Font chữ
Font size
Chiều cao dòng

"Lepaskan kostum kelinci itu dan kembalikan ke bawah lubang," kata menginstruksi seperti yang seharusnya.

"Tentu saja! Siapa juga yang mau mengenakan baju lusuh itu, menjijikkan" Sara cepat-cepat melepas kostum kelinci itu, kentara sekali sangat tidak suka saat mengenakannya.

Gadis yang kasar. Begitu pandanganku terhadap orang ini. Well, untuk saat ini aku setuju dengan Bardi yang terlihat ketakutan di hadapan Sara. Tapi, aku bukanlah tandingannya. Di sini akulah penguasanya, jadi dialah yang harus tunduk padaku dan sekali dia bertindak semena-mena sudah dipastikan akan kuberi penderitaan yang lebih banyak dan menyakitkan.

Aku memunculkan dua pintu ilusi untuk dia pilih. Satu berisi masa ketika dia remaja, dan satunya berisi ketika dia sudah menjadi orang dewasa alias kejadian tragis kematiannya.

"Kamu sudah mati. Dua pintu ini adalah ganjaran yang akan kau dapat."

"Astaga!" pekiknya kesal. "Omong kosong macam apa yang kau katakan? Dengar, keluarkan aku dari sini dan berikan hadiahnya."

"Masuklah ke salah satu pintu dan temukan sendiri," pancingku hingga membuatnya semakin kesal.

Dia bergerak maju untuk memukulku, merasa memiliki kuasa karena tubuhnya lebih tinggi dan lebih besar dariku yang baru saja berusia enam belas tahun. Namun, tinjuannya hanya mengenai ruang kosong. Aku sudah berpindah ke sisi lain tanpa dia ketahui. Beruntunglah aku karena telah mempelajari mantra pelambat gerakan hingga bisa menghindar lebih cepat.

"Jangan bermain-main denganku!" makinya ketika pukulannya meleset.

"Perlu kuingatkan bahwa kau sedang berada di dalam permainanku." Aku terkikik geli. Ini sungguh menghibur.

Sara terus berusaha menangkapku dan melayangkan pukulan, tapi usahanya adalah kesia-siaan yang dia lakukan berkali-kali. Sungguh tindakan yang bodoh. Beginilah contoh orang yang tolol yang tidak belajar dari pengalaman.

Sara tampak kelelahan karena sekali pun tidak berhasil menangkapku yang terus berpindah dengan cepat. Ini belum apa-apa. Dia bahkan belum masuk ke salah satu ilusi pintu yang kubuat. Tapi sensasi ini sudah cukup seru. Akan tetapi, di tengah kesenanganku menjahili Sara, seseorang muncul dari lubang kelinci dengan mengenakan kostum kelinci lusuh sebagai akses.

Kukira Gigas yang telah datang. Namun, ternyata bukan si manusia sebesar beruang yang telah masuk, melainkan kehadiran orang yang sungguh tidak bisa kusangka yaitu Paman Leifer.[]

To be continue

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen2U.Pro